chapter 59

583 116 66
                                    

Jangan lupa VOTE DAN KOMEN YANG BANYAK..
😁😁😁

HAPPY READING
.
.
.

Kyungsoo baru saja selesai menidurkan Doyoung dan Taeoh saat memasuki kamarnya yang gelap gulita. Ia berhenti sejenak menguatkan hatinya untuk menjelaskan keputusannya pada Jongin. Ia tak ingin Jongin salah paham lagi dan membuat hubungan mereka kembali memburuk.

Semua emosi yang Jongin keluarkan tadi menyadarkan Kyungsoo bahwa ia benar-benar sudah menyakiti Jongin hingga titik terdalam. Tanpa ia sadari Jongin telah begitu rapuh dan hancur karena terus menahannya.

Jonginnya selalu tersenyum, selalu tampak bahagia, menyayanginya, mencintainya dan selalu menjadikannya sebagai prioritas. Membuat Kyungsoo lupa bahwa di balik semua itu hati Jongin terluka semakin dalam setiap harinya. Bagaimana bisa suaminya itu tersenyum dan menahan rasa sakitnya selama ini?

Kyungsoo tahu Jongin takut kehilangan dirinya, Kyungsoo paham Jongin tak mau berpisah dengannya. Melihat kedekatan Doyoung hari ini bersama Chanyeol pasti membuat Jongin semakin ketakutan. Kyungsoo yakin Jongin menyadari kenyataan bahwa Doyoung adalah putra Chanyeol cepat atau lambat akan segera terungkap. Kyungsoo pula yakin Chanyeol tak akan diam saja saat mengetahui semuanya.

Lagi-lagi tanpa Kyungsoo sadari ia kembali menyakiti dua pria yang paling di cintainya. Chanyeol yang harus hidup menderita karena berpikir putra mereka telah tiada. Chanyeol yang menanggung rasa bersalah dan penyesalan setiap harinya. Ingin rasanya Kyungsoo memberitahukan segalanya, tapi ia juga tak mau membuat Jongin terluka.

Semuanya sudah terjadi, mereka tak bisa lagi mengulang waktu. Saat ini cinta itu bukan lagi tentang Chanyeol dan Kyungsoo. Saat ini ada Jongin yang harus Kyungsoo jaga hatinya, pria yang sudah menolong dan menerima Doyoung sepenuh hatinya. Bahkan ia menyayangi Doyoung melebihi dirinya sendiri. Biarlah nanti perlahan Kyungsoo menjelaskan pada Jongin apapun yang terjadi ia dan Doyoung tak akan pernah meninggalkannya.

Ceklek

Samar di kegelapan itu bisa Kyungsoo lihat Jongin terduduk dilantai balkon kamar, suaminya itu memandang jauh kedepan dengan pandangannya kosong. Bahkan terlihat jelas jejak airmata di pipinya.

Deg..

Hati Kyungsoo serasa tertohok melihat botol minuman keras kosong di tangan Jongin. Kyungsoo tahu Jongin bukanlah pria penyuka minuman keras. Bahkan selama pernikahan mereka Jongin sama sekali tak pernah menyentuh minuman itu. Tapi kini Jongin meminumnya hingga berbotol-botol. Kyungsoo merasa begitu bersalah karena menyakiti Jongin begitu dalam.

"oppa", pelan sekali Kyungsoo memanggil dan menepuk pundak Jongin. Tak ada tanggapan apapun hingga perlahan ia duduk disamping Jongin.

"oppa... Sedang apa disini? ", Kyungsoo kembali menepuk pundak Jongin.

"hehee... Hai, Soo. Kau masih disini? ", Jongin tersenyum memandang Kyungsoo.

"...", Kyungsoo tak paham maksud Jongin.

"apa kau datang untuk mengemasi barang-barangmu? Apa kau benar-benar akan meninggalkanku? ", tampak raut wajah Jongin berubah menyendu.

"memangnya aku harus kemana, Oppa? Disinilah rumah dan keluargaku berada", Kyungsoo hampir menangis saat mengatakan itu.

"hehe... Benarkah? Apa kau masih mau hidup bersama pria gagal sepertiku?", Kyungsoo terdiam, "Aku suami dan Appa yang gagal,  putraku bahkan harus mengatupkan tangannya memohon padaku. Hahaa... aku pria tak berguna kan??", Jongin tertawa dengan airmata yang tak berhenti mengalir. Kyungsoo hanya bisa menahan isakannya melihat itu, baru kali ini ia melihat Jongin sehancur ini.

This Destiny (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang