chapter 42

554 105 10
                                    

BUDAYAKAN MEMBERIKAN VOTE SEBELUM MEMBACA DAN MEMBERIKAN KOMEN SETELAH MEMBACA..

OKE.. OKE..

HAPPY READING GUYS..


.
.
.



Kai masih setia menggenggam tangan Kyungsoo erat, senyum bahagia selama seharian yang ia tunjukkan bersama keluarga kecilnya sekejap hilang saat melihat Kyungsoo tak sadarkan diri. Ini memang salahnya, seharusnya pagi tadi saat melihat wajah pucat Kyungsoo ia membatalkan rencana berlibur mereka.

"maafkan oppa soo, oppa suami yang buruk", Kai menunduk begitu menyesal, memang setelah kepulangannya dari Seoul kerjaan di perusahaannya jadi begitu menumpuk dan mengharuskannya berulang kali lembur. Bahkan waktunya untuk bertemu dan Doyoung hanya saat sarapan dan sebelum tidur, sehingga ia tidak ingat menanyakan apa Kyungsoo makan dengan baik.

"cepatlah bangun soo, jangan buat oppa dan young khawatir", kai menggenggam tangan kyungsoo dan berulang kali menciumnya, kata maaf jiga tak henti ia ucapkan.



"eungghh.. ", Kai mendongakkan kepalanya menatap Kyungsoo.

"syukurlah.. Terima kasih tuhan.. ", Kai bangkit dan mengelus kepala Kyungsoo sayang, mata Kyungsoo perlahan terbuka dan melihat wajah lega suaminya, tapi keningnya mengkerut saat melihat ruangan serba putih itu.

"kita dimana oppa?? "

"rumah sakit sayang, tadi kau pingsan. Dokter bilang kau terlalu lelah dan kekurangan asupan", Kai mengelus kepala Kyungsoo sayang.

"Kyung, oppa mohon jawab dengan jujur. Apa selama oppa di kantor kyung jarang makan??", Kyungsoo mengalihkan tatapannya dari Kai, ia akui beberapa hari ini ia begitu sulit makan karena apapun yang ia makan akan kembali dimuntahkan.

"Kyung.. Lihat oppa.. ", Kai menarik dagu Kyungsoo untuk menatapnya.

"kyung mual oppa, semuanya yang Kyung makan pasti akan keluar"

"kenapa tidak bilang oppa Soo.. ", Kai menatap Kyungsoo dalam.

"kyung tidak mau mengganggu dan membuat oppa khawatir, Kyung tau oppa sudah kelelahan mengurus perusahaan. Kyung tidak mau oppa-"

"kenapa berpikir begitu?? Sedikitpun oppa tak pernah berpikir seperti itu Soo, Kyung dan Doyoung adalah kebahagiaan Oppa bukan beban. Oppa tak ingin terjadi sesuatu denganmu dan aegy, oppa mohon apapun yang kyung rasakan katakan pada oppa ya..", Kyungsoo terdiam dan sedikit terisak.

"Kyung tau, Saat dokter mengatakan Kyung kelelahan dan kurang nutrisi Oppa merasa gagal menjaga Kyung. Oppa merasa menjadi suami yang buruk sampai tidak memperhatikan kesehatan Kyung. Maafkan oppa soo",

"hiks.. Kyung yang salah.. Hiks.. Maafkan Kyung oppa, hiks.. Ini bukan salah oppa, oppa sudah sangat baik menjaga Kyung.. Hiks.. Mian oppa", Kai menghapus airmata Kyungsoo.

"jangan rahasiakan apapun lagi dari oppa ya soo", Kyungsoo mengangguk dan menarik kai dalam pelukannya.

"hiks.. Sekali lagi maafkan Kyung ya oppa.. "

"iya sayang, kau tidak tau begitu khawatirnya kami mrlihatmu pingsan.. Doyoung saj-", Kyungsoo melepas pelukannya, ia baru sadar putranya itu tak ada disekitarnya.

"doyoung mana oppa?? "

"dia bersama Shiro dimobil, oppa tak mau ia menangis melihat keadaanmu soo", mendengar itu Kyungsoo kembali menangis, pasti putranya itu sangat mengkhawatirkan keadaannya.

"hiks.. Ayo pulang oppa, Kyung sudah sehat.. Kyung mau bertemu doyoung.. ",

"tapi dokter bilang Kyung harus istirahat satu malam disini"

This Destiny (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang