Chapter 54

525 117 44
                                    

CERITA INI HANYA FIKTIF BELAKA, NAMA KARAKTER PURE DIAMBIL DARI BIAS TERCINTA, SEDANGKAN SIFAT KARAKTER DATANG DARI IMAJINASI U YANG BERLEBIH. JADILAH PEMBACA U YANG CERMAT DAN CERDAS MEMBEDAKAN KENYATAAN DAN FIKSI BELAKA..


Ditunggu ya VOTE dan KOMENNYA



HAPPY READING

.

.

.


Senyum bahagia tak lepas dari wajah tampan Chanyeol, ntah mengapa ia begitu bersemangat untuk menemui bocah kecil itu. Doyoung, ntahlah sejak pertama kali bertemu Chanyeol sudah begitu jatuh cinta dengan bocah itu. Memikirkannya saja bisa membuat Chanyeol melupakan sejenak permasalahan hidupnya. Ia sangat bersyukur karena tuhan mempertemukan mereka kembali .

Chanyeol bahkan tak meminta supir untuk mengantarkannya, dia benar-benar ingin bebas setidaknya untuk hari ini. Dalam perjalanan Chanyeol melihat sebuah toko mainan, tanpa berpikir dua kali dia langsung berbelok. Ia yakin Doyoung akan senang jika dibelikan beberapa mainan.

Chanyeol menyusuri tiap rak mainan, mobil-mobilan, pesawat terbang, lego, semua itu bahkan sudah berpindah ke keranjang belanjanya. Sampai langkahnya terhenti saat melewati rak boneka. Ia melihat boneka pinguin dan jerapah, tiba-tiba saja ingatannya kembali pada beberapa tahun lalu. Kyungsoo yang Ia panggil pinguin kesayangan dan Chanyeol yang dipanggil Jerapah. Chanyeol juga dulu pernah memberikan Kyungsoo boneka jerapah dan Kyungsoo yang memilihkan boneka pinguin untuk Chanyeol. Saat itu Kyungsoo mengatakan bahwa mereka merindukan satu sama lain mereka bisa memeluk boneka itu.

Senyum cerah Chanyeol berakhir dengan desah lelah panjang menyadari semua itu kini tinggallah kenangan. Andai saja Ia berani mendatangi Suho sendirian, andai malam itu Ia mengendarai mobilnya dengan baik, andai saat itu Ia tak kehilangan ingatannya, andai Ia mendengar penjelasan Kyungsoo, andai Ia tidak membunuh anaknya.

Anak.. Chanyeol tersenyum kecut, hal itulah yang membuatnya mundur dulu saat berhasil menemukan alamat Kai dan Kyungsoo. Ia yakin Kyungsoo tak akan memaafkannya karena sudah membunuh anak mereka. Ahh.. andai saja anaknya masih hidup mungkin sekarang usianya sudah sama dengan Doyoung.

Chanyeol memilih meninggalkan rak itu dan berjalan ke kasir, Ia tak mau bersedih hari ini. Ada Doyoung yang akan Ia temui sebentar lagi. Ia tak boleh menampilkan wajah sedihnya di hadapan bocah itu.

Senyum cerah Chanyeol bertambah lebar saat melihat bocah yang sudah ditunggunya itu memasuki toko, bahkan tanpa mereka rencanakan pakaian keduanya tampak sangat serasi. Chanyeol yakin siapapun yang melihat mereka akan berpikir jika Doyoung adalah putranya.

"Uncle Cookies.....", Doyoung berlari dan memeluk Chanyeol.

"hai jagoan, apa kabar kesayangan Uncle ini?", Chanyeol membawa Doyoung kepangkuannya.

"Luar biasa Uncle, apa Uncle menunggu lama??"

"ani.. tidak lama sama sekali. Uncle bahkan bisa menunggu Doyoung sampai kapanpun", si bocah hanya tertawa mendengar jawaban Chanyeol.

"maafkan kami tuan Park, jalanan sangat padat"

"ahh tidak apa-apa Shiro. Cah.. ayo sekarang kita pesan Eskrimnya jagoan", Chanyeol menggendong Doyoung menuju counter menu meninggalkan Shiro yang hanya terbengong melihat interaksi keduanya.

"hmm.. Doyoung mau rasa apa?"

"cokelat Uncle, tapi kata Eomma Doyoung hanya boleh makan 1 cup kecil saja, Eomma bilang gigi Doyoung akan dimakan monster jika terlalu banyak memakan Eskrim", Chanyeol tersenyum mendengar jawaban Doyoung.

This Destiny (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang