Chapter 62

626 135 78
                                    

PERINGATAN!!
Diharapkan sedia tissu, sapu tangan atau apapun yang bisa di jadiin lap ingus. Karena Chapter ini menguras airmata dan keikhlasan pembaca sekalian.

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA

Happy reading
.
.
.

Chanyeol terbangun dan berjalan cepat menuju kamar karena mendengar tangisan Doyoung. Begitu membuka pintu bisa Chanyeol lihat Kyungsoo yang sedang membujuk dan menenangkan Doyoung. .

"hiks.. Andwae!! Young mau bersama Appa. Ayo pulang, Eomma"

"Young-ah,  jangan seperti ini nak", Kyungsoo tampak kesusahan menghadapi Doyoung.

Perlahan Chanyeol mendekati mereka dan duduk diranjang, ia tersenyum dan mengelus kepala Doyoung. Beberapa kali Doyoung menepis tangannya namun ia tak menyerah.

"Young-ah, bukankah Young anak yang baik? Anak baik tidak akan menangis dan membuat eommanya sedih kan? "

"hiks.. Tapi Young mau pulang,  Uncle"

"ini kan rumah Doyoung juga", Doyoung menggeleng.

"ini rumah Uncle bukan rumah Doyoung. Young mau pulang, Uncle"

"ini juga rumah Doyoung sayang",Chanyeol kembali mengelus kepala Doyoung , "ah.. Bagaimana kalau Young melihat koleksi mainan Uncle? Uncle punya banyak sekali mobil mainan diluar", Doyoung tampak berpikir dan mengangguk.

"anak pintar", Chanyeol menggendong Doyoung menuju ruang tamu yang penuh dengan miniatur mobil dan action figure. Mata Doyoung berbinar saat melihat semua mainan itu, ia selalu membayangkan mempunyai koleksi sebanyak ini.

"Young suka? ", Doyoung mengangguk.

"Young juga punya yang seperti ini di rumah, Appa membelikannya untuk Doyoung", Doyoung mengambil salah satu mobil-mobilan.

"eh, sekarang sudah waktunya kita sarapan. Uncle akan mengajak Young ke restauran yang menjual bubur abalon yang sangat enak. Apa Young mau? ", Chanyeol mencoba mengalihkan pikiran Doyoung agar tak membahas Jongin.

"Young rindu Appa, hiks. Appa", tapi nyatanya usaha Chanyeol gagal, Doyoung kembali menangis. Hati Chanyeol sakit sekali saat Doyoung merindukan oranglain saat ia di sini. Chanyeol lah Appa yang seharusnya Doyoung rindukan, bukan pria lain.

"Young-ah, jangan menangis, nak. Kan masih ada Eomma dan juga-", Kyungsoo menjeda kalimatnya dan melihat Chanyeol. Seakan paham Chanyeol mengedipkan matanya, "Uncle disini". Chanyeol tahu butuh waktu untuk membuat Doyoung memanggilnya Appa.

"tapi Young mau bersama Appa, Eomma. Adik Taeoh juga pasti sekarang menangis karena merindukan Doyoung. Hiks, ayo pulang, Eomma", Kyungsoo tertohok saat Doyoung menyebut TaeOh. Ia memang ibu yang jahat karena sudah meninggalkan bayinya. Kyungsoo menatap Chanyeol dengan pandangan sedih, ia tahu pasti hati Chanyeol terluka sama sepertinya.

Chanyeol  membawanya Doyoung keluar rumah, "Young-ah,  coba lihat itu. Pantainya indah sekali kan? ", Doyoung mengalihkan pandangannya kearah depan dan melihat pemandangan laut yang indah didepannya. Perlahan tangisannya berhenti.

"Apa Young mau bermain di pantai? ", Doyoung melihat Chanyeol sekilas lalu memandang pantai itu lagi.

"restauran bubur yang Uncle katakan tadi berada tepat di seberang pantai, Uncle janji setelah kita sarapan Uncle akan membawa Young bermain air di pantai. Young mau? ", Doyoung mengangguk pelan menyetujui. Chanyeol melihat kearah Kyungsoo, tampak Kyungsoo yang lega karena Chanyeol berhasil mengalihkan pikiran Doyoung.

"ayo pergi", Chanyeol menggandeng tangan Kyungsoo dan membawa mereka ke restauran bubur itu.

Chanyeol terus saja memandangi Kyungsoo yang dengan sabar menyuapi Doyoung, sungguh indah sekali pemandangan di hadapannya ini. Keluarga yang sedari dulu ia harapkan kini nyata dihadapannya.Tapi ntah mengapa hatinya juga terasa sakit mengetahui kebahagiannya harus menghancurkan dan menyakiti banyak hati.

This Destiny (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang