Wajib dengerin lagunya, ini permintaan U biar kalian bisa merasakan emosi Chapter kali ini.
Don't forget to LIKE AND COMMENT ya..
Happy reading
.
.
."Doyoung-ah.. Young-ah.. "
Tok tok tok..
Chanyeol terus saja mengetuk pintu rumah mewah itu sambil tak henti memanggil nama Doyoung. Keinginannya untuk segera bertemu dengan putranya itu terasa begitu besar hingga rasanya hampir meluap. Rasa haru dan bahagia mendominasi, bahkan airmata itu berlomba-lomba untuk keluar kala membayangkan ia benar-benar bisa memeluk putra yang ia anggap tlah tiada.
"Young-ah.. Appa datang"
Shiro yang mendengar dari balik pintu hanya bisa terdiam bersama bibi Jung. Sesuai dengan perintah Kyungsoo ia tak mengizinkan Chanyeol untuk bertemu Doyoung sebelum mereka tiba.
"Shiro-ya, sebenarnya siapa laki-laki itu?", Shiro hanya mengendikkan bahunya. Ia sendiri pun tak paham apa yang sebenarnya terjadi, yang ia tahu Chanyeol hanyalah pria asing yang ia temui satu tahun lalu bersama Doyoung. Dia benar-benar tak tahu jika tuan dan Nyonya nya mengenal Chanyeol. Dan yang didengarnya dibalik pintu ini benar-benar membuatnya tak percaya.
"apa kita perlu memanggil polisi, Shiro-ya? Aku takut ia menyakiti tuan muda"
"tidak...tidak... Bibi. Tuan Park bukan orang jahat, ia sangat menyayangi Tuan Muda. Aku yakin ia tak akan berbuat buruk pada tuan muda"
"bagaimana kau yakin? Kau bahkan tidak mengenalnya dengan baik"
"geunyang... ", hati Shiro mengatakan Chanyeol benar-benar orang yang baik, beberapa kali pertemuan mereka tak sekaliapun Chanyeol menunjukkan sikap tak baik. Bahkan Doyoung begitu menyayanginya. Cara Chanyeol memperlakukan Doyoung bahkan tak jauh berbeda dengan apa yang di lakukan Jongin. Shiro selalu merasa Chanyeol menyayangi Doyoung seperti anak kandungnya sendiri.
"Hyung... ", panggilan itu menyadarkan Shiro dari lamunannya. Bisa ia lihat Doyoung yang baru saja turun dari tangga sambil mengucek matanya. Ia yakin anak itu terbangun karena mendengar suara ribut diluar.
"t-tuan muda, anda sudah bangun? ", Doyoung mengangguk.
"Young terbangun karena mendengar suara Uncle Cookies, apa Uncle Cookies datang, Hyung? ", wajah mengantuk Doyoung perlahan berbinar.
Shiro tak bisa menjawab, ia yakin jika ia mengatakan ya maka Doyoung akan meminta untuk dipertemukan dengan Chanyeol, sedangkan Kyungsoo memintanya untuk menunggu mereka tiba.
"e-e tidak ada siapa-siapa tu-"
"Young-ah!! ", Chanyeol kembali memanggil dari luar.
"itu Uncle Cookies kan? Ayo Hyung bukakan pintunya, Young mau bertemu dengan Uncle", Doyoung menarik Shiro menuju pintu depan. Shiro tampak panik, ia tak tahu harus melakukan apa.
"t-tuan, nyonya bilang saya tidak boleh menerima tamu siapapun sebelum ibu dan ayah tuan sampai"
"tapi ini Uncle Cookies, dia bukan orang lain. Ayo buka kan, Hyung", wajah Doyoung tampak memelas.
"...", Shiro masih terdiam di tempatnya.
"ayo buka, Hyung. Kasian Uncle menunggu diluar", Doyoung menggoyangkan tangan Shiro. Dengan langkah yang berat Shiro menuju pintu utama, ia ragu dengan apa yang harus ia lakukan. Satu sisi ia yakin Chanyeol tak akan mungkin menyakiti Doyoung, tapi sisinya yang lain mengatakan mempertemukan Doyoung tanpa Kyungsoo dan Jongin adalah hal yang salah.
"Hyung, cepat buka", Shiro memejamkan matanya dan memutar kunci itu.
Ceklek
Wajah lega Chanyeol adalah hal yang pertama Shiro lihat, lalu tak lama Chanyeol dengan cepat memasuki rumah dan memeluk Doyoung dengan erat seakan ini pertama kalinya Chanyeol bertemu dengan Doyoung setelah sekian lama berpisah. Bisa Shiro lihat kerinduan dan kebahagiaan yang Chanyeol rasakan.

KAMU SEDANG MEMBACA
This Destiny (END)
FanfictionCerita ini murni dari hasil kerja keras otak upik.. Dilarang keras mengcopy, memplagiat dan tindakan tidak terpuji lainnya. Mohon dihargai dan dicintai.. Hihihi.. Update setiap selasa dan jum'at Dedek" yang belum 17 tahun jangan pada baca ya.. ...