CHAPTER 52

487 114 46
                                    

PERBANYAKLAH BERBUAT BAIK DENGAN MEMBERIKAN VOTE SEBELUM MEMBACA DAN BERIKANLAH KOMENTAR KALIAN SETELAHNYA..

LOV YEAHHH..

HAPPY READING

.

.

.


"Uncle..Uncle.. ayo ikut Young bertemu adik", Chanyeol tersenyum kikuk.

"Ayo ucle..Ayo..", Doyoung menarik tangan Chanyeol untuk mengikutinya, membuat Chanyeol tak mungkin tega menolak permintaan anak didepannya ini.

Baru saja kakinya melangkah namun ponselnya kembali berbunyi, kali ini bukan dari karyawannya namun dari ibunya. Chanyeol langsung berhenti dan mengangkat panggilan itu.

"ya.. hallo Eomma.. hmm.. iya aku sudah di rumah sakit..", Chanyeol melirik Doyoung sekilas memandang wajah berbinar anak itu, " iya sebentar lagi Chan akan kesana.. iya Eomma.. iya.. baiklah..", Chanyeol memandang sendu Doyoung.

"Young-ah.. Maafkan uncle ya, uncle tidak bisa ikut Doyoung menemui adik. Uncle harus menemui Bee imo, mianhae", wajah berbinar itu langsung menyendu. Doyoung benar-benar ingin memperkenalkan Uncle Cookiesnya pada adik serta Appa dan Eommanya.

"Tapi.. ayo uncle ikut Young..", Doyoung masih terus menarik yangan Chanyeol . Wajah Chanyeol tampak semakin merasa bersalah, Shiro yang melihat itu langsung menggendong Doyoung dan mencoba memberikan pengertian.

"Tuan muda, jangan seperti ini ya. Kasian Uncle Cookiesnya jika tuan muda memaksa, Uncle pasti sedang ada urusan penting sehingga tidak bisa menemui adik Tae Oh", Doyoung sudah hampir menangis, ia memandang Chanyeol dengan mata yang sudah berkaca.

"tapi Young ingin mengenalkan Uncle pada Tae Oh, Appa dan Eomma", ucap Doyoung sangat pelan. Chanyeol yang mendengar itu benar-benar merasa hatinya terluka.

"Uncle janji, jika kita bertemu lagi Uncle pasti akan ikut Doyoung menemui Adik, Appa dan Eomma. Kali ini maafkan Uncle ya tidak bisa ikut Doyoung", Doyoung langsung menunduk dan berbalik memeluk Shiro.

Melihat wajah bersalah Chanyeol Shiro mencoba kembali menenangkan," tidak usah dipikirkan tuan, saya yakin urusan tuan jauh lebih penting. Saya akan mencoba menjelaskan lagi pada tuan muda nanti"

Chanyeol menghembuskan nafasnya, mengeluarkan dompet dan memberikan sebuah kertas kecil pada Shiro," Ini kartu namaku, tolong hubungi aku kapanpun Doyoung mau dan mari bertemu lain kali" Chanyeol mengelus kepala Doyoung, " Maafkan Uncle ya, lain kali Uncle pasti akan ikut Doyoung, tapi kali ini Uncle benar-benar tidak bisa. Uncle janji lain kali kita bertemu Uncle akan mentraktir eskrim, setuju?", Doyoung masih tidak mau memandang Chanyeol.

"Young-ah.. uncle mohon.. Uncle akan sedih jika Young tidak mau menatap Uncle.." perlahan Doyoung menatap Chanyeol membuat Chanyeol terdiam. Lagi-lagi tatapan sayu itu mengingatkannya pada seseorang, membuat dadanya kembali terasa sesak. Entahlah, ia sendiri pun tak mengerti apa yang sudah terjadi pada dirinya.

"janji ??", Doyoung memberikan jari kelingkingnya, Chanyeol mengangguk dan menautkan jari kelingking mungil Doyoung dengan miliknya.

" ya sudah, Uncle pergi dulu ya" Chanyeol benar-benar berat untuk melangkah pergi, matanya berulang kali kembali menatap Doyoung, "Ahh ya, jangan lupa hubungi aku Shiro", Shiro mengangguk sedangkan Doyoung hanya memandang tubuh tinggi Chanyeol yang menjauh dengan tatapan sedih.

"Young-ah", Doyoung berbalik saat seseorang memanggilnya. Nampak Kyungsoo yang baru saja keluar dari ruang pemeriksaan anak mendekat dan mengambil alih gendongan Doyoung.

This Destiny (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang