| 004 | GBGB

2.5K 169 38
                                    

004

~Good Boy Gone Bad~


Kain kasa : Lagi ngapain?

Indosat Ooredoo : Chat" an sama kamu

Kain kasa : Aku serius, Fin!

Indosat Ooredoo : Aku juga serius :p

Kain kasa : Nanti malem sibuk nggak?

Indosat Ooredoo : Why? Kangen, ya?

Kain kasa : Gak lah. Temenin aku jalan mau gak?

Indosat Ooredoo : Tuh kan beneran kangen :b

Kain kasa : Mau nggak?

Indosat Ooredoo : OTW

Kain kasa : Nanti malem lho, nanti.

Indosat Ooredoo : Iya beb, iya.

Fino tersenyum-senyum saat chatting dengan mantan kekasihnya itu, yang sekarang hanya sebagai teman biasa. Ia sedang duduk di bangku rotan yang sengaja diletakkan di depan rumah sebagai tempat duduk santai. 

Teras yang hanya memiliki ukuran tiga kali empat meter itu tidak sebanding dengan halaman rumahnya. Halamannya luas. Itu karena letak rumah itu di pedesaan. Hanya beberapa rumah yang bergerombol. Rumah satu dan lainnya memiliki space yang cukup panjang.

Karin yang sedang rebahan di kamarnya hanya menatap langit-langit kamar yang berwarna putih. Ia hanya ingin meluapkan rasa ketakutanya itu. Rasa takut ketika bertemu lagi dengan pria yang melakukan kekerasan pada dirinya. 

Kenapa pria yang dulu bersikap hangat pada dirinya tiba-tiba saja kasar padanya? Aneh.

Nama Karin di kontak Fino adalah Kain kasa. Why? Itu diambil dari plesetan nama Karin Alexa. Yang jika diucapkan nama itu bisa meleset menjadi nama kain kasa. Tidak hanya nama Karin saja di kontak Fino yang ia tulis dengan nama samaran seperti itu. 

Hampir seluruh nama kontak Fino, ia tulis dengan nama samaran, seperti Ketiak yang merupakan nama plesetan dari Kerina Titi Maniak, Morgan, plesetan dari Momo Randi Ganch, dan masih banyak lagi. Nama kontak sendiripun ia tulis dengan nama Indosat Ooredoo, itu karena ia memakai kartu Indosat.

***

Asap rokok mengepul. Menyebar kesana-kemari karena angin di malam hari. Udara yang sejuk dan suasana yang tenang dimanfaatkan mereka yang sedang berjaga-jaga dari bahaya kemalingan. Pos ronda itu tampak ramai ketika banyak warga yang berdatangan hanya untuk sekedar nongkrong saja. Jadwal ronda hanya lima orang setiap harinya.

Sekarang ini sekitar lima belas orang sedang berkumpul di area pos ronda itu. Alunan lagu juga menambah suasana di pos itu semakin ramai. Beberapa bangku diletakkan di sebelah pos ronda itu. 

Mengingat hampir setiap malam banyak orang yang nongkrong di tempat itu, Pak Darno, ketua RT yang rumahnya berdekatan dengan pos ronda itu, menyediakan dua buah bangku kayu.

"Ehk."

Jay sempat tersedak saat merokok. Ia bersandar di pos ronda itu bersama orang-orang. Sudah dari dua tahun yang lalu Jay ikut merokok di tempat itu. 

Alasannya satu, sebab ia memang sudah lama pindah ke desa itu. 

Dua, ia mencoba untuk akrab dengan warga desa. 

Ketiga, sebab ada seorang gadis yang membuat dirinya menjadi seperti itu.

"Biasanya kamu nggak ngerokok, Jay," ujar salah satu remaja seumuran Jay. Remaja itu juga masih sekolah.

"Kali-kali," balas Jay singkat sembari menjentikkan puntung rokok itu. Abu dari rokok itupun langsung bergerak turun dan melayang-layang terkena angin.

Hal biasa seperti merokok mungkin sudah biasa bagi sebagian orang. Tidak seperti minuman keras. Orang-orang yang minum-minuman keras adalah mereka yang sudah tidak mempedulikan lagi kesehatanya. Mereka yang meminum miras adalah sekelompok orang yang memanfaatkan waktu tengah malam. 

Sekelompok tukang minum itu adalah geng terkenal di Desa Puterus. Genk dengan nama 'GENK GAIB'. Genk itu berasal dari RT sebelah. Jay berada di RT 01/05, sedangkan genk itu berasal dari RT 02/05.

Warga yang bertugas menjaga keamanan, tidak sampai tengah malam. Itu karena, di desa yang sepi ini jarang, bahkan sama sekali tidak pernah terjadi kemalingan. Sehingga warga yang bertugas lebih memilih tidur di rumahnya sendiri yang hangat ketimbang menjaga keamanan yang jelas-jelas RT ini sudah aman meski tanpa penjagaan.

Berkali-kali Jay menghembuskan asap dari mulutnya itu. Matanya yang tajam bagai mata elang, kini sudah tampak mengantuk. Ia berniat pulang ke rumahnya ketika suasana pos ronda itu sudah semakin sepi. Ia turun dari pos itu―memakai sandal jepit―mulai berjalan menjauh dari pos ronda.

Jay berjalan sembari mengucek-ucek matanya yang terkesan mengantuk. Sudah berapa lama ia nongkrong di pos ronda itu? Ia datang ke tempat itu pukul lima sore. Sekarang ia lirik jam tangan hitamnya. Jam menunjukkan pukul dua belas malam. Matanya yang mengantuk menyebabkan ia menabrak seseorang di hadapannya.

"Eh!" respon Jay ketika dirinya menabrak seseorang. Matanya yang mengantuk―langsung terbelalak ketika ia tahu siapa yang ditabrak dirinya.


~Good Boy Gone Bad~

Kira-kira siapa ya, yang ditabrak sama si Jay?

See you next part

Good Boy Gone BadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang