| 046 | GBGB

472 37 4
                                    

046

~Good Boy Gone Bad~

Karin berlari masuk ke rumahnya. Ia bukan takut akan tingkah kasar Jay pada dirinya. Melainkan rasa sakit hati yang menimpa hati kecilnya itu. Kevin yang sedang duduk di sofa sembari menonton televisi langsung menengok ke arah pintu sebab seseorang membuka pintu dengan keras. Kevin langsung berdiri dari posisi duduknya dan mendekati Karin yang sedang menangis. Karin peluk kakaknya itu erat.

"Kamu kenapa?" Kevin membalas pelukan adiknya itu dan mengelus surainya yang halus. Karin yang sedang menangis tidak menjawab pertanyaan kakaknya itu.

"Apa ada yang nyakitin kamu? Bilang aja siapa orang itu," lanjutnya. Kevin melepaskan pelukannya dan menatap wajah Karin. Ia hapus air mata di wajah adiknya itu.

"Siapa yang nyakitin kamu?" Kevin kembali bertanya sembari menatap mata Karin lekat-lekat.

Kevin berkacak pinggang sembari menatap adiknya heran. Seharusnya Karin bisa mengatakan siapa yang menyakiti dirinya. Tetapi adiknya itu hanya menangis saja di depannya sembari mengusap air matanya yang mengalir berulang kali.

Disisi lain Jay sedang berjalan hendak pulang ke rumahnya.

"M―muka kamu kenapa, Jay?" tanya Fino kepada Jay saat temannya itu berjalan melintasi rumahnya dengan kondisi wajah berlebam. "Jangan bilang kamu itu habis di keroyok sama Genk Gaib!" lanjutnya.

Jay berlalu begitu saja dari hadapan Fino sembari kembali mengelap bibirnya. Sebentar lagi ia akan mendapat omelan dari ibunya yang panjang lebar. Jay hendak membuka pintu rumahnya ketika suara panggilan seseorang dari arah depan rumahnya mengurungkan niatnya untuk membuka pintu.

"Mas Kevin tunggu dulu! Dengerin Karin!" Karin berteriak meminta kakaknya untuk berhenti dan mendengarkan penjelasan Karin.

Kevin sempat menaruh tatapan sinis pada Jay yang berdiri di depan pintu rumah. Yang ada dipikiran Jay saat ini hanyalah 'Mungkin Karin sudah memberitahu tingkah kasarnya itu pada Kevin, kakaknya'. Tetapi kenapa Kevin malah berlalu begitu saja? Ia berlari menjauhi rumahnya. Apa gadis itu tidak memberitahu tingkah dirinya pada Kevin? Tatapan sinis tadi mungkin karena Kevin heran dengan kondisi wajah Jay yang berlebam.

Karin dan Jay sempat bertatapan. Mereka saling menatap tanpa berkata apapun. Sampai akhirnya Karin berkata, "aku nggak ngasih tau tentang kamu sama kakak aku, kok. Mungkin Mas Kevin masih mengira kalo Fino yang nyakitin aku selama ini. Jadi Mas Kevin nggak bakalan tau kalo kamu yang nyakitin aku," jelas Karin dengan nada datar. Lalu ia kembali masuk ke rumahnya.

Mendengar hal itu, Jay merasa lebih lega. Tapi Fino yang akan menjadi korban. Ia akan mendapat pukulan bertubi-tubi dari kakak Karin yang sangar itu. Untuk kedua kalinya Kevin telah salah paham terhadap Fino. Beberapa bulan yang lalu, Jay lah yang membuat Karin mendapat bekas tamparan di pipi kanan wajahnya.

Mungkin Kevin mengira jika Fino lah yang telah menampar adiknya itu. Sebab Kevin tahu jika Fino pernah berhubungan dengan adiknya itu. Kevin tahu jika Karin lah yang memutuskan Fino, lalu Kevin mengira mungkin Fino menyakiti Karin sebab adiknya memutuskan dirinya tanpa alasan yang pasti.

"Kamu habis berantem apa dikeroyok? Sudah ibu bilang jangan main adu fisik, Jay! Kalo kamu nyampe kenapa-napa gimana coba?" Omelan Maya mulai memenuhi seisi rumahnya.

"Itu bukan masalah tentang tas ibu yang kena copet, kok!" sahut Jay sembari berjalan memasuki kamarnya.

Melihat hal itu, Maya hanya mendengus. Ia tidak tahu cara lain agar putranya itu kembali seperti dulu. Menjadi sosok anak yang tidak suka dalam hal adu fisik, merokok, bahkan minum minuman keras. Entah apa yang membuat putranya itu berubah total, dirinya tidak bisa mengetahui hal itu sebab tidak memiliki kesempatan untuk bertanya kepada putranya. Ia terlalu sibuk dengan urusan pekerjaannya.

Jay mengunci pintu kamarnya dan merebahkan tubuhnya ke kasurnya yang empuk. Lalu ia berkata, "sorry, Fin! Aku nggak bisa nolong kamu! Besok kita sama-sama dateng ke sekolah dengan wajah babak belur. Gokil. Mungkin sekarang hidung mancung kamu yang kena pukul. "

~Good Boy Gone Bad~

***

See You Next Part

Good Boy Gone BadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang