015
~Good Boy Gone Bad~
Setelah Jay lenyap dari pandangan Karin akan muncul seseorang yang menghampiri dirinya seperti hari-hari sebelumnya. Fino datang dari arah depan Karin.
"Kamu kenapa, Rin?" tanya Fino dengan nada khawatir menyadari luka gores ditangan Karin, "Kok bisa kayak gini si?" lanjut Fino sembari memegang kedua tangan Karin, "Kamu jatuh atau kenapa?" lanjutnya.
"Tadi aku sempet kesandung terus jatuh," jelas Karin dengan nada secepat kilat. Wajahnya ia buat seceria mungkin.
"Meski kamu jatuh wajah kamu masih aja seceria itu. Aku heran, deh sama kamu," ucap Fino sembari menatap wajah Karin. Ia juga sempat menaruh tatapan heran pada Karin.
Karin kaget saat Fino mengangkat roknya hingga sampai menampakkan lututnya.
"Kamu lagi ngapain si?" tanya Karin penasaran dengan tingkah Fino itu.
"Lecet!" ucap Fino menyadari lutut Karin terluka, "Emang jatuhnya keras banget, yah?" tanya Fino dengan wajah mendongak.
Karin hanya tersenyum akan pertanyaan Fino itu. Fino lepaskan pegangan pada rok Karin dan segera berdiri.
Fino tahu jika Karin tersandung setidaknya ada empat bagian yang akan terluka. Pertama, pada bagian kedua telapak tangan, seseorang yang jatuh tersandung akan berusaha melindungi diri dengan kedua tangannya itu. Kedua, dua lutut mereka yang tersandung, sebab tersungkur, lutut orang itu pasti terbentur ke tanah.
"Kamu kenapa peduli sama aku?" tanya Karin pada Fino sembari berjalan pulang.
"Sebab... kamu itu... pernah mengisi hidup aku ini dengan kebahagiaan. Haha bucin. Emang salah kalo aku ini berusaha buat nge-bahagiain kamu?"
"Enggak salah." Ucapan Karin membuat Fino tersenyum-senyum, "Napa senyum-senyum?" sontak Karin bertanya seperti itu menyadari temannya bertingkah malu-malu.
"Hehe...." Fino hanya terkekeh menyadari tingkahnya.
***
"Rok kamu kenapa kotor?!"
Sikap peduli dan super kepo Kevin sedang beraksi saat ini. Ia yang menyadari rok adiknya itu kotor sontak bertanya sebab rasa khawatir.
"Tadi sewaktu pulang, Karin sempet kesandung. Jadinya Karin jatuh terus luka di telapak tangan sama lutut," jelas Fino sebab tahu akan kejadian yang menimpa Karin.
"Atau kamu yang bikin Karin kayak gini? Terus kamu nyuap adik aku biar nggak ngomong yang sebenarnya sama aku?" Sikap protektif Kevin membuat dirinya menduga-duga.
"Mas Kevin apaan si? justru Fino yang nolongin Karin sewaktu jatuh tadi," dusta Karin sembari menatap wajah Fino. Ia mengisyaratkan agar Fino mengiyakan saja akan ucapan Karin itu.
"Ya udah. Masuk sana terus mandi! Jangan makan dulu!"
"Iya kakakku yang tampan," ledekan Karin membuat kakaknya itu tersenyum. Sementara Fino sudah jauh di sana hendak pulang ke rumah.
"Itu beneran karena kamu kesandung?" tanya Kevin meyakinkan akan penjelasan Fino tadi.
"Iya." Karin melepas sepatu kets-nya lalu menaruhnya di rak sepatu yang terletak di sebelah pintu rumah.
"Kalo ada apa-apa jujur aja sama Mas!"
"Iya. Tenang aja!"
Meski Karin mengatakan bahwa ia akan berkata jujur pada kakaknya, hatinya berkata lain. Ia tidak bisa sejujur itu pada kakaknya. Ada beberapa hal yang membuat Karin menyembunyikan sesuatu dari kakaknya. Setiap orang pasti memiliki yang namanya rahasia. Sehingga rahasia itu tidak bisa dikatakan kepada orang lain.
Orang yang tidak perlu tahu akan rahasia itu. Kecuali jika orang yang akan diberi tahu rahasia dirinya itu pantas dipercaya. Dan tentunya tidak akan bereaksi berlebihan ketika mendengar rahasia itu. Jika Kevin tahu tentang fakta bahwa Jay memperlakukan Karin dengan kejam, pria itu tentunya sudah babak belur dihajar habis-habisan oleh kakaknya yang sangar itu.
~Good Boy Gone Bad~
***
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Boy Gone Bad
أدب المراهقينLENGKAP ✔️ Jay, good boy yang menjadi sosok pria kejam. Tapi ia berhasil kembali menjadi good boy karena seorang gadis. Gadis itu menyelamatkan kepribadiannya. Ia diluluhkan oleh seorang gadis biasa. Karin, cintanya itu terbalas oleh pria yang ia su...