| 064 | GBGB

513 26 5
                                        

064

~Good Boy Gone Bad~

"Apa ibu sekejam itu? Mungkin memang benar ibu itu orang yang kejam. Kenapa ibu harus merusak hubungan rumah tangga orang lain? Ibu tidak berpikir apa yang akan dihadapi putra ibu nantinya!"

Kiki mengeluh pada foto ibunya yang terpasang di pigura yang tentunya foto itu hanya diam saja.

Terdapat kelegaan di dada Kiki, sebab permintaan maaf dirinya akan kelakuan ibunya di masa lalu pada Maya sudah diterima. Tinggal satu orang yang mungkin belum menerima dirinya dengan lapang dada. Jay masih belum menerima dirinya dan memaafkan kesalahan ibu tirinya.

"Aku tahu, perasaan elo itu seperti apa, Jay! Maaf tadi gue terlalu gegabah sampai gue pukul wajah elo itu!"

Kiki hempaskan tubuhnya yang semula duduk di pinggir kasur ke kasurnya yang empuk. Ia pandangi langit-langit kamarnya yang berwarna putih. Kamarnya di cat dengan warna biru muda, disisi kiri terdapat jendela kaca berukuran 150 x 60 cm. Sawah yang ada disisi rumahnya bisa ia lihat dari jendela kamarnya. Rumahnya memang mewah bukan hanya bangunannya yang kokoh dan megah, tetapi mewah karena mepet sawah.

Suara jangkrik di malam hari terkadang mengganggu dirinya yang hendak tidur. Namun, suara jangkrik itu juga bisa mengusir kesunyian di rumahnya. Sehingga dirinya tidak terlalu tegang ataupun ketakutan saat di rumah sendirian pada malam hari.

***

"Kamu udah denger sendiri, kan? Alasan kenapa Jay bertindak kasar sama kamu?"

Kevin duduk di salah satu sofa yang ada di ruang tamunya. Tepatnya sofa yang menghadap ke arah televisi. Jarang ada tamu datang ke rumahnya, sehingga tidak masalah jika televisinya ditempatkan di ruang tamu. Paling teman-teman Kevin yang sering datang ke rumahnya itu.

"Tapi aku ini orang bodoh!" sahut Karin seraya duduk di sofa sebelah Kevin. Sofa yang ia duduki menghadap ke arah jendela rumahnya bagian depan.

"Kenapa kamu nggak bilang sama kakak, si? Kalo Jay yang udah kasar sama kamu?! Bayangin sekitar dua tahun kamu itu diperlakukan kasar sama Jay, kamu hanya diem aja. Nggak bilang sama kakak atau balas perlakuan Jay ke kamu!"

"Karena aku orang bodoh."

Lagi-lagi jawaban Karin seperti itu. Sebab dirinya merasa memang seperti orang bodoh. Bodoh hanya karena suka terhadap seseorang. Hal itu membuat dia gila dan terlihat sangat bodoh. Sampai diperlakukan sekasar dan sekejam itu dirinya tetap menerima dan diam saja menghadapi perlakuan itu.

"Sebentar lagi kita bakal merayakan ultah RT kita yang ke 20 tahun. Tempat untuk merayakan itu berada di Tranggulasih. Warga RT kita yang punya motor bisa membawa motor mereka. Dan bagi yang tidak memiliki motor, dari RT sudah menyediakan mobil sewaan."

"Tranggulasih?"

"Iya. Tranggulasih. Nanti aku bakal mesen tempat yang paling puncak. Jadi lebih leluasa ketika melihat pemandangan. Juga waktu pemberangkatan akan disesuaikan sehingga saat sampai disana kita semua bisa melihat sunset di sore hari."

"Motor milik Mas Kevin masih bisa dipake, kan?"

"Masih dong, 'kan sering di servis. Nanti kamu duduk di jok belakang."

"Ya iyalah. Masa duduk di jok depan. Emang aku anak kecil apa."

Kedua kakak beradik itu langsung tertawa. Tertawa karena tingkah yang begitu sepele tapi mereka anggap lucu.

~Good Boy Gone Bad~

***

See You Next Part

Good Boy Gone BadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang