| 065 | GBGB

496 27 1
                                    

065

~Good Boy Gone Bad~

Hari Senin. Semua murid SMA Bumi Pertiwi mulai beraktivitas seperti biasa. Di pagi hari warga sekolah baik murid, guru, karyawan dan warga lainnya sudah datang pagi-pagi sekali mengingat upacara bendera diselenggarakan setiap hari Senin. Siswa-siswi harus mengenakan seragam OSIS lengkap. Jika tidak pastinya ada resiko tersendiri.

Terdapat organisasi yang sudah siap melakukan pengecekan terhadap murid-murid yang tidak memakai seragam lengkap. Organisasi PMR juga sudah menyiapkan segala perlengkapan untuk mengantisipasi adanya murid yang pingsan atau sakit mendadak.

Jam tujuh tepat, hampir semua warga SMA itu sudah siap untuk mengikuti upacara bendera dengan baik. Meski nantinya saat upacara berlangsung, masih ada beberapa siswa-siswi yang berbicara dengan teman samping kanan kiri dan depan belakang mereka.

Untuk tempat melaksanakan upacara rutin setiap hari Senin di selenggarakan di lapangan utama, yaitu lapangan yang disediakan untuk melakukan aktivitas-aktivitas utama, seperti upacara bendera. Sedangkan lapangan kedua adalah lapangan sepak bola yang terletak di belakang gedung sekolah.

Lapangan utama menghadap ke sebelah barat. Barisan para murid sudah diatur mulai dari kelas X yang berada di sebelah utara, lalu ke arah selatan ada kelas XI dan XII. Jurusannya dimulai dari jurusan IPA-IPS yang masing-masing jurusan memiliki tiga kelas.

"Siap ... grak!"

Jay memimpin upacara bendera pagi itu. Wajahnya yang masih meninggalkan bekas lebam, mengundang berbagai pertanyaan dari murid lain. Ketua OSIS jago berantem akan menjadi bahan perbincangan mulai hari itu. Reputasi Jay sebagai ketua OSIS sebentar lagi akan hancur. Sebelum semuanya terlambat, Jay harus merubah sikap dirinya. Ia perlu bertahan menjadi ketus OSIS selama beberapa bulan saja, setelah itu, sudah ada siswa/siswi yang siap menggantikan kedudukannya.

Upacara terus berlanjut hingga selesai tanpa suatu halangan apapun. Pelajaran dimulai pukul delapan pagi sampai pukul empat sore. Setelah itu, semua warga sekolah boleh pulang ke rumahnya masing-masing. Kecuali panghuni sekolah yang mempunyai urusan bisa tinggal di sana sampai jam lima sore. Sebab jam lima sore, para petugas keamanan sekolah sudah siap untuk mengunci semua ruangan, mematikan LCD atau lampu ruangan yang masih menyala dan sebagainya.

Saat pulang sekolah, suasananya berbeda. Khususnya untuk keempat remaja itu. Tidak seperti biasanya, mereka berjalan hendak pulang secara beriringan. Mereka berempat sedang menyusuri jalanan pedesaan yang tampak tidak terlalu ramai maupun sepi.

Jay berada si sebelah kanan sendiri, lalu Fino, setelah itu Karin dan sebelah kiri sendiri adalah Kiki. Entah kesambet apa, membuat mereka berempat tampak seperti teman akrab. Namun, sama sekali tidak ada sepatah kata pun diantara keempat remaja itu. Sampai akhirnya salah satu diantara mereka memulai percakapan.

~Good Boy Gone Bad~

***

See You Next Part

Good Boy Gone BadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang