081
~Good Boy Gone Bad~
Tok tok tok!
Suara ketukan pintu tidak bisa di dengar oleh Karin sebab saking kerasnya lagu yang ia dengarkan. Jay yang sudah tahu, mungkin seseorang yang berada di dalam rumah itu tidak bisa mendengar ketukan pintu yang ia lakukan, sebab saking kerasnya lagu yang disetel, maka ia buka pintu rumah itu dan coba lihat ada orang atau tidak di dalam rumah itu.
"Eh! Jay! Ada apa? Sini masuk!" ucap Karin menyadari Jay nongol dari balik pintu rumahnya.
Ucapannya mungkin tidak akan terdengar oleh Jay. Buktinya pria itu memberi kode―menaikkan kedua alisnya―bahwa ia tidak bisa mendengar perkataanya. Karin kecilkan volume lagu yang sedang di setel dan mulai berjalan mendekati pintu rumah.
"Ada apa?" tanya karin pada Jay.
"Aku mau bicara sama kamu! Soal Fino. Di teras aja! Oke!" sahut Jay dilanjutkan dengan berjalan keluar dari rumah itu.
Jay duduk di teras rumah Karin dengan bersandar pada dinding rumah itu. Kakinya ditekuk hingga mendekat pada data bidangnya. Kepalanya ia sandarkan pada dinding rumah, matanya fokus tertuju pada layar smartphone.
Karin yang melihat tingkah Jay langsung mengalihkaan pandanganya dari pria itu. Jika ia kepergok memandangi Jay seperti itu, ia bisa salah tingkah. Semua pakaian yang Jay kenakan berwarna hitam, mulai dari celana jeans dan kaos pendek. Pakaian yang masih sama ketika mereka berdua pulang dari RT sebelah. Karin juga masih memakai sweater abu-abu dan celana longgar panjang dengan bagian bawah ketat.
Karin duduk agak jauh di samping Jay dan menatap rumah Jay yang tampak sangat jelas. Jay yang sudah siap bertanya, menghentikan aktivitas memainkan smartphone dan membenarkan posisi duduknya.
"Tadi aku mau bicara soal Fino. Aku mau nanya sama kamu." Jay memulai pembicaraan diantara mereka berdua.
"Soal apa?" sahut Karin dengan nada bertanya.
"Alasan kamu putus sama dia," jelas Jay langsung pada inti pembicaraan.
Karin yang mendengar pertanyaan Jay terlalu pribadi bagi dirinya, mengernyit sebab Jay tidak akan peduli dengan hal itu. Untuk apa pria itu menanyakan alasan dirinya memutuskan Fino?
"Kenapa kamu nanya tentang itu?"
"Aku pengin tau aja! Kenapa kamu bisa putus sama Fino. Aku denger dari Fino, kamu itu mutusin dia tanpa ngomong alasannya. Jadi aku pengin tau aja."
"Fino nyuruh kamu ngelakuin hal itu?"
"Kenapa gadis ini bisa nebak kalo Fino memang nyuruh aku untuk nanya hal itu? Sedangkan saat Fino nanya sesuatu tentang aku ke Karin, dia nggak curiga sama sekali." batin Jay. "Enggak! Aku sendiri yang pengin tau hal itu."
"Kalo kamu tahu hal itu, kamu bakal ngasih tahu ke Fino?"
"Ya bakal aku kasih tau lah! Orang Fino yang nyuruh buat nanya ke kamu!"
Jay keceplosan. Sebab tidak sabar menunggu jawaban Karin, ia berkata tanpa berpikir terlebih dulu. Aduh.
"Jadi, emang Fino yang nyuruh kamu. Tapi aku bakal jawab pertanyaan kamu itu," ucap Karin dengan wajah ceria dan tersenyum. "Biar tuh bocah nggak nanya-nanya lagi!"
Jay menggaruk-garuk alisnya yang tidak gatal. Ia merasa gagal menjadi seorang detektif. Detektif jadi-jadian.
"Alasannya apa?" Jay mulai kepo dengan jawaban Karin. Bagi Jay, alasan pupusnya hubungan Fino dan Karin hanyalah masalah sepele yang dirinya tidak perlu tahu. Tapi saat ini ia tidak sabar untuk mendengar jawaban Karin itu.
Karin menarik napas lalu menghembuskannya pelan dan siap menjawab pertanyaan Jay.
~Good Boy Gone Bad~
***
See You Next Part
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Boy Gone Bad
Teen FictionLENGKAP ✔️ Jay, good boy yang menjadi sosok pria kejam. Tapi ia berhasil kembali menjadi good boy karena seorang gadis. Gadis itu menyelamatkan kepribadiannya. Ia diluluhkan oleh seorang gadis biasa. Karin, cintanya itu terbalas oleh pria yang ia su...