| 060 | GBGB

479 24 5
                                    

060

~Good Boy Gone Bad~

Fino sempat bingung akan tingkah Jay yang sangat berbeda dari biasanya. Kenapa ia tidak tahu jika selama ini Jay menyakiti Karin? Kali ini ia harus mencari tahu tentang semua kebenaran. Apakah Jay memang yang menyakiti Karin selama ini? Atau hanya prasangkanya saja yang mengira bahwa Jay yang telah melakukan kekerasan pada Karin.

Fino masih berdiri mematung di depan rumah Karin setelah mengantar gadis itu pulang ke rumah. Mungkin bukan mengantar, tetapi memaksa Karin untuk pulang ke rumah. Fino tersadar kembali ke dunianya sekarang ketika seseorang memanggil dirinya.

"Fino!"

"Iya tante. Ada apa?" sahut Fino ketika Maya memanggil dirinya dari depan rumah.

"Kamu tahu Jay dimana?"

"Oh itu, mungkin ... Fino nggak tahu, Tan."

Fino tampak gugup ketika mengatakan hal itu. Ditambah lagi, Fino membalas pertanyaan Maya seraya menatap tanah. Bukan orang yang diajak bicara. Kesan berbohong pada dirinya makin tampak jelas. Apa yang akan dilakukan Maya jika tahu dirinya telah menghajar putranya habis-habisan.

"Kamu kok gugup gitu? Apa ada yang salah sama si Jay? Atau mungkin kalian lagi berantem?"

Fino ambil napas dalam-dalam lalu dihembuskannya napas itu pelan dan ia memberanikan diri untuk menatap wajah ibu temannya itu. Fino berjalan mendekat ke arah rumah Maya. Ditatapnya mata wanita paruh baya itu. Fino memberanikan diri untuk berucap. Ia harus jujur tentang apa yang terjadi pada Jay selama ini.

"Jay itu pria yang kejam, Tante. Dia udah berlaku kasar sama Karin. Fino liat dengan mata kepala sendiri. Kiki juga ngeliat Jay nyakitin Karin di gang sempit."

"Jay pria yang kejam?"

"Mungkin tante bakal nggak percaya akan hal itu. Sejak kapan Jay mulai menyakiti Karin, Fino nggak tau. Mungkin Karin bisa nge jelasin semuanya ke tante. Kalo enggak tante bisa nanya sendiri sama si Jay."

"Sekarang Jay dimana?"

"Kalo nggak salah dia ada di rumah Kiki."

Maya langsung melengos pergi menuju rumah Kiki. Fino yang sempat merasa bersalah akan tingkahnya itu terhadap Jay berjalan membuntuti Maya. Sampai akhirnya, Maya dan Fino tiba di depan rumah Kiki.

"Oh iya, Tan!" Fino mengusap-usap lehernya, "sekarang Jay babak belur. Itu karena tadi Fino marah banget pas nge liat Jay kayak gitu sama Karin. Jadinya Fino hajar si Jay habis-habisan."

Maya mengernyit mendengar pengakuan Fino. Tapi beliau tidak marah sama sekali. Beliau berjalan masuk menuju rumah yang ada dihadapannya itu. Ketika pintu diketuk beberapa kali, Kiki membuka pintu rumahnya itu. Ia benarkan posisi kacamata hiasnya yang sedikit melorot.

"Eh! Tante."

Kiki sempat melirik ke arah luar sana. Didapati Fino yang sedang berdiri dibelakang Maya. Artinya Fino sudah memberitahu semua yang terjadi pada Jay kepada ibunya itu.

"Tante nyariin Jay? Itu dia ada di dalem," lanjutnya sembari mengarahkan Maya ke kamarnya.

"Kondisinya gimana?" tanya Maya seraya mengikuti arah Kiki menuju kamar.

"Tadi Jay udah sempet diperiksa sama bidan. Bidan itu juga udah ngasih resep. Tinggal diambil aja obatnya ke apotek terdekat," jelas Kiki yang kemudian membuka pintu kamarnya.

"Tuh anak!"

Maya masuk ke kamar itu dan didapati Jay yang sedang terbaring di ranjang seluas 1,5 x 2,5 meter itu. Maya berjalan mendekati Jay dan mengelus rambutnya, "sejak kapan kamu itu kayak gini, Jay? Jadi pria kejam, kasar dan suka nglakuin hal-hal buruk."

Menyaksikan kasih sayang Maya yang diberikan kepada putranya itu, Kiki merasa iri. Andai saja ibunya masih hidup dan memperbaiki segalanya. Menjalin hubungan baik dengan Maya dan putranya. Agar keburukan di masa lalu tidak terus berlanjut. Serta tidak menghantui Maya.

"Aduh!" batinKiki mengaduh.

~Good Boy Gone Bad~

***

See You Next Part

Thanks for reading :)

Good Boy Gone BadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang