| 036 | GBGB

576 50 5
                                    

036

~Good Boy Gone Bad~

Maya dan Sandra sedang memilih belanjaan di salah satu pusat perbelanjaan. Setelah memarkir kendaraan motornya di parkiran bawah tanah, mereka berdua langsung naik ke lantai atas melewati bagian belakang. Banyak kendaraan yang sudah terparkir di parkiran itu dengan rapi.

"Yang ini bagus!" ucap Ibu Maya ketika sedang memilih beberapa jenis jaket.

"Beli aja tuh! Lagian bagus juga. Cocok buat si Jay," sahut Sandra dengan seulas senyum.

"Tuh anak udah punya banyak jaket model kayak gini."

"Ya nggak papa. Biar lebih banyak."

Maya jadi untuk membeli jaket kulit berwarna cokelat. Saat membayar jaket itu, harganya cukup mehong. Maklum, pegawai bank banyak duitnya. Setara dengan resiko menjadi pegawai bank. Kelebihan nol, ganti rugi, kurang nol, pun sama.

Mereka berdua para ibu-ibu, masih tampak seperti anak-anak remaja saja. Padahal umur mereka sudah memasuki usia empat puluhan. Saat sedang berjalan-jalan di mall tersebut, mereka merasa lelah dan duduk sebentar di salah satu tempat duduk keramik yang tersedia disana. Mereka duduk disana sembari memperhatikan orang-orang berlalu-lalang di lantai bawah.

***

Amar dan ketiga temannya sudah berada di mall saat ini. Yang mereka lakukan di sana adalah menonton sekaligus jalan-jalan. Saat mereka hendak menuju lantai tempat bioskop berada, terlintas ide licik di pikiran Amar. Ia pun membisikkan sesuatu kepada teman-temannya.

Saat ide Amar disetujui oleh teman-temannya, mereka berempat langsung beraksi. Mereka berjalan layaknya pengunjung lain. Pandangan mereka tertuju pada dua orang wanita yang sedang duduk berjejeran. Saat posisi Amar hanya sekitar tiga puluh sentimeter saja, ia merampas tas yang berada di samping wanita itu.

Melihat aksi itu, wanita yang merasa memiliki tas itu, langsung berteriak, "Jambret!!!" Wanita yang ada disamping wanita itu dan pengunjung lainnya menaruh perhatian pada wanita itu.

"Tas aku gimana, San? Mana uang sama KTP dan barang penting lainnya ada disana lagi," ujar wanita korban pencopetan yang ternyata adalah Maya, dengan nada khawatir.

"Mereka udah dikejar sama sekuriti. Jadi mereka pasti ketangkep. Tenang aja." Sandra mencoba menenangkan temannya itu.

"Berhenti!" teriak salah satu security yang bekerja di mall itu. Ia berlari mengejar Amar dan kawanannya.

Amar dan kawanannya mencoba menghindar dari kejaran security. Mereka tidak peduli dengan omelan para pengunjung mall itu. Sebab lari kencang, mereka menabrak apa saja yang ada dihadapannya. Entah itu orang, barang yang dijual di mall itu dan masih banyak lagi keonaran yang mereka buat di mall itu.

Meski para security lain sudah membantu untuk menangkap Amar dan kawananya, mereka tidak bisa memenuhi kewajibannya sebagai security. Mereka kehilangan jejak pencopet itu.

"Gimana? Tas saya aman, 'kan?" tanya Maya setelah berhadapan dengan security yang tadi berusaha menangkap gerombolan pencopet.

"Maaf, Mba? Saya tidak bisa mendapatkan tas itu dari copet yang tadi. Saya kehilangan jejak. Maaf!" jelas security itu dengan nada agak ketakutan.

"Gimana sih?! Jadi sekuriti nggak bisa ngejalanin tugas?! Berapa jumlah kalian, hah?! Masa iya kalah sama anak-anak itu?!" Omelan Maya berikan kepada beberapa security yang tadi sudah berusaha mengejar copet itu. Beberapa pengunjung sempat menaruh perhatian pada arah Maya sedang mengomel.

"Saya bisa aja lapor kepada atasan kalian. Agar kalian itu di pecat dari sini!" lanjutnya.

"Udah! Udah, May! Kita pulang aja!" Sandra berusaha menenangkan temannya itu dan mengajaknya keluar dari mall tersebut.

~Good Boy Gone Bad~

***

See You Next Part


Good Boy Gone BadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang