| 087 | GBGB

370 27 0
                                    

087

~Good Boy Gone Bad~

Beberapa menit kemudian, Karin datang membonceng kakaknya itu. Kakaknya yang memakai celana jeans berwarna hitam dengan robekan di bagian lutut, kaos abu-abu yang dibalut dengan jaket warna senada. Sedangkan Karin memakai celana pensil berwarna krem dan hoodie warna merah. Sama dengan model jaket Jay. Sepatu kets dipakai oleh kakak beradik itu.

"Itu Karin sama Mas Kevin," ucap Kiki menyadari kedatangan Karin dan Kevin yang menunggang di motor Repsol berwarna oranye.

"Akhirnya dateng juga!" ucap salah satu lelaki paruh baya yang ternyata adalah ketua RT itu.

"Maaf lama. Tadi Karin dandannya lama banget," sahut Kevin disertai dengan senyuman singkat.

"Mas Kevin yang mandinya lama banget! Pake nyalahin Karin segala!" Karin mengelak dari tuduhan kakaknya itu.

Mendengar hal itu, Kevin terkekeh. Ternyata adiknya itu tidak bisa diam hanya untuk membela dirinya saja. Mau dibilang apa coba? Biasanya kaum hawa yang identik dengan proses dandan yang lama. Mulai dari mandi sampai memakai aksesories sekalian polesan bedak-lipstik. Sedangkan kaum pria selalu cepat dalam hal seperti itu. Mengingat kaum pria lebih simple.

"Udah dateng semua, kan?" tanya Pak RT pada semua warga.

"Udah," sahut hampir semua warga.

"Untuk mengawali kegiatan pada hari ini. Berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing, mulai!" ucap Pak RT memimpin doa para warga. Semua warga langsung berdoa sesuai agama dan kepercayaan masing-masing.

"Selesai! Semoga perjalanan kita semua lancar tanpa halangan!" ucap Pak RT lalu mengangguk pelan. Anggukan itu ditujukan bahwa perjalanan sudah bisa dimulai.

Kebanyakan dari mereka membawa kendaraan pribadi. Kendaraan pribadi berupa motor. Hanya satu mobil yang digunakan untuk membawa warga yang tidak memiliki kendaraan bermotor. Bagi mereka yang memiliki kendaraan motor double, bisa memberikan tumpangan pada yang lain. Sehingga sewa mobil tidak perlu.

Namun, makanan maupun minuman yang warga bawa untuk dinikmati bersama-sama membutuhkan tempat agar bisa sampai di bukit itu. Sehingga mobil itu yang mendapat peran untuk menjadi tempat pembawaan aneka makanan dan minuman. Buah-buahan juga ada. Nasi tumpeng para warga siapkan bersama-sama.

Karin dan Kevin meluncur menuju bukit itu paling awal menggunakan motor Repsol oranye. Disusul warga lain yang menggunakan motor Jupiter-Z. Lalu Fino dan salah satu teman sedesanya menggunakan motor Ninja merah. Pak RT dan putranya memakai motor Vixion. Jay dan Kiki memakai motor Ninja merah milik Kiki. Disusul warga lain sampai akhirnya mobil sewaan itu yang meluncur paling akhir.

Suara riuh kendaraan meluncur menuju Bukit Tranggulasih meramaikan jalanan pedesaan itu. Jarang sekali jalanan itu menjadi ramai karena kendaraan yang berlalu-lalang. Cahaya sore hari menyinari bumi pertiwi ini. Cahaya yang sudah mulai berubah menjadi sedikit oranye. Cuaca hari ini cukup bagus. Mungkin hujan tidak akan turun.

"Kameranya dibawa, Rin?" tanya Kevin pada adiknya itu.

"Bawa. Udah ditas," sahut Karin dengan nada setengah dikeraskan. Suaranya terbawa angin sore. Ia membawa tas Jansport yang cukup untuk menaruh kamera digitalnya. Kamera yang merupakan hadian dari orangtuanya dulu.

Kendaraan motor itu berjalan tidak terlalu berjauhan. Membuat hal itu tampak seperti gerombolan turis yang hendak menuju ke suatu tempat pariwisata. Memang benar mereka turis dalam negeri. Kebanyakan dari mereka yang menunggang motor tidak memakai helm. Alasannya, mungkin helm bakal hilang sebab keamanan di bukit sana belum cukup ketat. Lalu, mereka tidak akan lewat kota, sehingga mereka tidak akan kena tilang. Sebagian dari mereka juga menganggap bahwa memakai helm itu terlalu ribet.

Lain halnya dengan Kiki dan Jay yang memakai helm merupakan suatu keharusan. Salah satu alasannya adalah agar tetap terlihat tampan.

~Good Boy Gone Bad~

***

See You Next Part

Good Boy Gone BadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang