| 082 | GBGB

378 23 0
                                    

082

~Good Boy Gone Bad~

"Jadi, alasan aku mutusin Fino itu sebab fakta yang aku ketahui setelah berpacaran dengan Fino. Fakta yang cukup bikin aku menyesal. Fino itu, Non-Is. Kamu pasti tahu akan hal itu," jelas Karin pada Jay. Mereka berdua masih duduk di depan rumah Karin.

"Berarti itu karena masalah kepercayaan?"

"Iya. Aku nggak bilang ke Fino alasan aku mutusin dia, sebab dia bakal ngerasa kalo aku itu nggak suka kepercayaan dia atau sejenisnya. Aku tahu tentang itu saat ngeliat kalung salib di leher bu Sandra. Jadi, aku penasaran tentang hal itu. Masa iya orang Islam pake kalung salib. Ya udah aku nanya sama Mas Kevin. Dan setelah aku nanya sama Mas Kevin, ternyata memang benar keluarga Fino Non-Is."

"Terus kamu langsung mutusin Fino saat itu juga?"

"Keesokan harinya. Aku mutusin Fino."

"Tapi Fino sama ibunya itu kan udah tinggal disini dari Fino masih bayi. Kenapa kamu telat banget baru tau kepercayaan keluarga mereka?"

"Itu karena aku ini bodoh! Kamu tahu sendiri akan hal itu?! Fakta yang udah jelas-jelas ada di depan mata, aku nggak sadar akan hal itu."

"Terus kamu bakal jadi orang bodoh selamanya?"

Karin yang sedari tadi memandangi rumah di depan sana, mengalihkan pandangannya ke Jay, "maksudnya?"

Jay yang merasa diperhatikan Karin, mulai menatap gadis disampingnya itu. "Aku tau kamu itu masih suka sama aku. Sama seperti Fino yang meminta bantuan aku untuk nanya alasan kamu mutusin dia. Sebelum itu, Fino nyaranin supaya dia yang nanya hal itu ke kamu. Nanya kalo kamu masih suka sama aku atau enggak."

Jay memalingkan wajah kembali menatap rumahnya sendiri. "Waktu itu, Kiki sama Fino dateng ke kantin dan nanya sama kamu. Aku saat itu duduk di belakang kamu. Aku bisa denger apa yang kamu jawab saat mereka bertanya kamu masih suka apa enggak sama aku."

Penjelasan Jay membuat Karin menjadi gugup. Ia tidak berani kembali menatap wajah Jay. Ia merasa malu akan hal itu. Bahwa ia sudah berhasil dibodohi oleh orang lain. Padahal dulu dirinya yang mengungkapkan perasaannya dulu kepada Jay. Waktu itu ia tidak terlalu malu. Tapi saat ini ia sangat malu bahkan gugup.

"Terus ... kamu sendiri, ada rasa meskipun sedikit, rasa suka sama aku?" tanya Karin pada Jay. Setelah mengucapkan hal itu, ia merasa dirinya semakin bodoh.

"Emangnya kenapa?" sahut Jay dengan nada bertanya. "Jay! Jay! Kenapa kamu nanya kayak gitu sih? Udah jelas-jelas Karin suka sama kamu! Makanya dia nanya ke kamu! Kamu itu suka apa enggak sama dia? Jawaban kamu itu bakal jadi landasan untuk Karin tetap memiliki perasaan itu atau membuangnya jauh-jauh!" gerutu batin Jay.

"Ya itu, aku kan masih suka sama kamu. Kamu suka apa enggak sama aku...?"

"I―itu, aku nggak bisa jawab itu sekarang!" Jay yang merasa gugup, berdiri dari duduknya dan mulai berjalan pulang ke rumah.

"Kamu itu bego banget si, Jay! Pake salah bicara segala. Kan jadinya gugup! Dan kamu, Karin, kenapa kamu itu bikin aku dilema sih? Aku punya rencana buat nembak kamu tapi aku urungkan niat itu! Setelah aku urungkan niat itu, kamu malah bikin aku punya niat untuk nembak kamu!" gerutu batin Jay seraya berjalan memasuki rumahnya.

"Aku nggak tega lihat kamu seperti itu, Rin. Dari dulu kamu masih aja suka sama aku. Maka dari itu, aku bakal nembak kamu di Tranggulasih. Oke fix!" ucap Jay pada dirinya sendiri saat berada di kamar.

~Good Boy Gone Bad~

***

See You Next Part

Good Boy Gone BadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang