GBGB | Extra Part | 04

348 27 1
                                    

GBGB | Extra Part | 04

~Good Boy Gone Bad~

Hari Sabtu, Jay belajar bersama dengan Fino serta Reno di gazebo yang berada di depan rumah Kiki. Rumah Kiki itu paling menonjol di daerah mereka tinggal dan juga dekat dengan jalan aspal.

Ketika belajar, yang ada hanya perdebatan antara Jay dan Fino karena saling beradu pendapat. Reno hanya menengahi sesekali menghela napasnya, malas melayani dua temannya itu.

Sekitar 3 jam mereka belajar, setelah itu sudah.

Jay jadi merasa malu saat ingat ia kepergok bercumbu dengan Karin di rumahnya. Yang melihat mereka Fino dan Reno.

"Belajar ciuman dari mana, Jay," ledek Reno pada Jay.

"Ya kali belajar ama tembok. Itu murni tanpa latian," balas Jay.

"Hoooo. Bucin, Jay. Aku jadi nyesel udah putus sama Karin," ujar Fino.

Jay menatap Fino tajam. "Godain Karin? Tak sleding."

"Ck. Sensitiv iye sensitiv. Gak bakal aku rebut Karin. Udah jadi bekas orang lain ya kaga mau."

Bugh!

Jay menghantam punggung Fino dan pria itu langsung memajukan dadanya karena punggungnya sakit.

Reno jengah. "Lain kali gak mau deh belajar ama kalian berdua," ujar Reno merasa salah mengambil keputusan.

"Aku juga males belajar ama kalian berdua," tutur Jay pada Fino dan Reno.

"Apalagi aing," ucap Fino, sama.

"Kalo kalian kaga mau belajar bersama terus ngapain sekarang kumpul bareng?" Kiki keluar dari rumahnya dengan setelah anak pria remaja pada umumnya saat berada di rumah. Kaos dan celana selutut. "Kumpul di depan rumah gue lagi."

"Ya rumah kamu kan sepi, Ki. Beruntung kita dateng kesini mau nemenin," kata Jay pada saudaranya itu. "Omong-omong aku pinjem motor lagi, Ki. Boleh, 'kan?"

"Ambil aja sono," balas Kiki dengan mudahnya.

"Yeee si Kiki maen pinjemin motor ke Kajay," tutur Fino yang sibuk bermain smartphone.

"Mau pinjem juga?" tanya Kiki pada Fino. "Gue punya dua motor tinggal pinjem aja."

"Aku dulu! Aku dulu!" Reno ikutan. "Pinjem bentar ke Indomaret. Emak suruh belanja kesana," tambahnya seraya menunjukkan smartphone yang ia pegang. Pesan dari ibunya.

"Kunci di rak," balas Kiki.

Reno langsung masuk ke rumah Kiki. Ia sudah tahu dimana Kiki menyimpan kunci motor.

"Pinjem kapan motornya, Jay?" tanya Fino pada Jay. Meski bermusuhan, keduanya tentu memiliki rasa seperti pertemanan seketika waktu.

"Besok kalo mau sekolah. Motorku lagi di bengkel," jelasnya. "Pinjem dulu ya sono." Tiba-tiba nadanya datar. Seperti tidak ada permusuhan.

"Aku pinjem sekarang, Ki. Motor bensinnya limit," ujarnya seraya turun dari gazebo lalu memakai sandal dan masuk ke rumah Kiki setelah pria itu mengangguk. Tasnya ia gendong.

Begitu juga dengan Reno yang sudah menaiki motor itu dan menaruh jari telunjuk di bagian alisnya seraya menatap Kiki, tanda hormat? Thanks?

"Hati-hati tuh motor baru," ujarnya pada Reno karena temannya itu memilih motor sport.

"Thanks, Bro," ujar Fino yang mulai mengendarai motor Kiki.

"Yoi." Sedari tadi Kiki berdiri di dekat gazebo. Kini duduk bergabung dengan Jay yang sedang sibuk dengan smartphone-nya seraya senyum-senyum sendiri. "Chat-an ama Karin?"

Good Boy Gone BadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang