034
~Good Boy Gone Bad~
Jay sedang duduk di pos ronda RT-nya, mengambil satu batang rokok. Ia nyalakan ujung rokok itu dengan korek api yang sengaja ia bawa dari rumahnya. Ia mulai menikmati rokok itu. Kepulan asap putih keluar dari mulutnya. Tak peduli orang-orang sekitar memperhatikan dirinya atau tidak saat ini. Toh di desanya itu juga sedang sepi.
"Woi! Lagi ngapain?" ujar Fino yang tiba-tiba muncul di hadapan Jay begitu saja.
"Bau so klin lantai," sahut Jay menyadari aroma itu ketika Fino datang mendekat.
Fino yang menyadari dirinya habis membantu Kiki mengepel lantai rumah mewah itu langsung berkata, "aku tadi habis ngepel," lanjutnya.
"Ehk! Ehk!" Jay tersedak menyadari pria seperti Fino melakukan hal-hal yang tidak biasa seorang pria seumuran dirinya mengepel.
"Napa? Kagum kalo aku ini biasa ngepel?" tanya Fino seraya mengambil sebatang rokok dari bungkusnya. Ia nyalakan rokok itu dan mulai menyesapnya.
"Ish."
"Ibu kamu nggak marah kalo tau kamu ngrokok?" tanya Fino seraya melirik Jay yang sedang menikmati rokoknya itu.
"Kamu sendiri?" Jay bertanya.
"Kalo tau mungkin marah. Tapi kan nggak tau, hehehe," sahut Fino diikuti dengan kekehan.
***
Maya sedang duduk-duduk santai di teras Sandra, ibunya Fino. Kedua wanita itu bekerja di bank yang sama. Ketika hendak berangkat ke tempat kerjanya, terkadang salah satu dari mereka saja yang membawa sepeda motor. Sedangkan yang lainnya nebeng.
Meski bukan teman masa kecil atau pernah dekat jauh-jauh hari, mereka sudah seperti teman sejak kecil, terkadang mereka juga shopping bersama di mall terdekat. Pastinya di kota bukan di desa. Di desa mereka sama sekali tidak ada mall. Adanya paling minimarket saja. Letak mall yang jauh dari tempat tinggal mereka, membuat mereka berdua, sesekali dua kali atau bahkan lebih, datang ke mall itu untuk berbelanja sekaligus jalan-jalan.
"Semenjak beberapa hari yang lalu, kenapa Jay sering ngelakuin hal buruk ya?" tanya Maya pada temannya itu. Yang tentunya tidak tahu akan jawaban tersebut.
"Emang si Jay kenapa?" tanya Sandra.
"Dia itu belakangan ini sering ngerokok, terus dipukulin atau mungkin berantem dengan seseorang dan terakhir kalinya adalah minum-minuman keras," jelas Ibu Maya.
"Mungkin ada masalah yang dia pendem. Jadi kamu tanya dia baik-baik. Mungkin dia bisa cerita sama kamu," saran Sandra.
"Kalo tuh anak ditanya, pasti cuman senyum-senyum doang. Jawaban familier pastinya 'aku baik-baik aja', 'nggak ada masalah sama sekali', 'ibu tenang aja'."
"Entar coba aku suruh si Fino buat nanya-nanya ke Jay! Mungkin dia tau sesuatu. Ya udah! Kita berangkat sekarang aja ke mall!"
"Oke!"
***
"Kamu sekelas sama si Jay?" tanya Leo pada adik perempuannya itu.
"Nggak sekelas tapi satu jurusan," jelas Salma pada kakak lelakinya itu. Mereka berdua sedang duduk di teras rumah.
"Dia itu anaknya gimana?" tanya Leo dengan nada menyelidik.
"Di sekolah anaknya baik. Kalo di luar sekolah aku sendiri nggak tau. Emang kenapa?" jelas Salma yang diikuti dengan pertanyaan.
"Jangan nyampe kamu punya hubungan apapun sama si Jay!" pinta Leo dengan nada mengancam.
"Woi! Ikut nggak ke bioskop?" ujar salah satu teman geng Leo dari depan sana yang ternyata adalah Ganny. Di sebelah pria itu ada Amar.
"Ikut!" seru Leo yang langsung bangun dari duduknya.
"Kamu pake parfum aku lagi?!" tanya Salma dengan nada keras. Ia menyadari bau parfumnya pada Leo saat pria itu bangun dari duduknya.
"Facial foam kamu juga aku pake," sahut Leo dan langsung berlari menghindari amukan adiknya itu.
"AWAS YA!" ancam Salma dengan nada sangat keras. Suaranya sampai melengking.
Amar, Leo dan Ganny langsung berjalan menuju jalan desa. Motor Amar dan Ganny ada di pinggir jalan. Amar membawa motor sendiri yang mana motor itu Leo yang mengendarai. Sedangkan Ganny membawa motor sendiri dan salah satu teman gengnya nebeng. Pria bertubuh kecil dengan tindik di telinga kanannya dan rambut di semir merah menyala. Pakaian yang di pakai anak itu juga seperti bintang rock yang kesasar ke pedesaan.
~Good Boy Gone Bad~
***
See You Next Part
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Boy Gone Bad
Genç KurguLENGKAP ✔️ Jay, good boy yang menjadi sosok pria kejam. Tapi ia berhasil kembali menjadi good boy karena seorang gadis. Gadis itu menyelamatkan kepribadiannya. Ia diluluhkan oleh seorang gadis biasa. Karin, cintanya itu terbalas oleh pria yang ia su...