Fatim : "Terus kenapa mata kamu sembab? Udah, kamu jujur aja."
Muntaz : "I...iya, Kak. Muntaz habis nangis."
Fatim : "Kamu kenapa nangis?"
Muntaz : "Gara-gara Muntaz Kakak jadi dimarahin sama Umi dan Abi."
Fatim : "Ini bukan salah kamu kok, Taz. Ini salah Kakak, seharusnya tadi Kakak gak menampar Abang kamu. Tadi, Kakak kebawa emosi. Maaf ya, gara-gara Kakak kamu jadi disalahin sama Umi dan Abi." (Memeluk Muntaz)
Muntaz : "Gak apa-apa kok, Kak." (Membalas pelukan Fatim)
Fatim : "Sekarang kamu makan dulu ya. Ini Kakak bawain makanan buat kamu."
Muntaz : "Muntaz gak lapar, Kak."
Fatim : "Kamu kan belum makan apa-apa. Pokoknya kamu harus makan, Taz. Kalau gak makan nanti kamu sakit. Kakak suapin ya."
Muntaz : "Gak usah, Kak. Muntaz bisa sendiri."
Fatim : "Plis, Taz, izinin Kakak buat nyiapin kamu."
Muntaz : "Yaudah deh." (Pasrah)Fatim pun menyuapi Muntaz. Muntaz pun makan dengan lahap. Tak lama kemudian, makanan pun habis.
Fatim : "Taz, Kakak ke dapur dulu ya. Muntaz : "Iya, Kak."Fatim pun pergi ke dapur. Tak lama setelah Fatim pergi ke dapur. Ada seseorang yang memanggil Muntaz. Suara itu sudah tak asing lagi bagi Muntaz, itu adalah suara Abangnya Fateh.
Fateh : "Muntaz! Beresin kamar Abang sekarang juga!" (Berteriak)Muntaz pun langsung menuju ke kamar Abangnya.
Muntaz : "I...iya, Bang." (Ketakutan)
Fateh : "Yang bersih ya. Awas kalau masih berantakan."
Muntaz : "I...iya, Bang." (Ketakutan)Muntaz pun membereskan kamar Fateh sampai benar-benar rapi. Beberapa menit kemudian, kamar Fateh sudah rapi. Muntaz pun pergi ke kamarnya.
Fateh : "Udah rapi aja nih. Gimana kalau aku kerjain anak pembawa sial itu? Ide bagus tuh." (Tersenyum licik)Fateh pun menjalankan rencananya itu. Fateh pun mengacak-ngacak kamarnya yang sudah rapi. Setelah kamarnya berantakan, Fateh pun memanggil Muntaz.
Fateh : "Muntaz! Kenapa kamar Abang masih berantakan?!" (Berteriak)Muntaz yang mendengar teriakkan Abangnya itu langsung menuju ke kamar Abangnya.
Muntaz : "Ada apa, Bang?"
Fateh : "Kenapa kamar Abang masih berantakan?!" (Berteriak)
Muntaz : "Ta...tadi, kamar Abang udah rapi kok."
Fateh : "Rapi dari mana?! Acak-acakan kayak kapal pecah gitu!"
Muntaz : "Be...beneran, Bang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
What did I do wrong?✔️
Fanfiction[ COMPLETE ] Prolog Apa salahku sehingga mereka membenciku? Mengapa semua membenciku? Mengapa hanya Kak Fatim saja yang sayang padaku? Mengapa aku selalu disiksa? Apakah aku ini anak pungut? Atau aku anak pembawa sial? Atau gara-gara kejadian 2 ta...