~Part 33~

792 40 12
                                    

Fateh : "Kenapa Kakak gak bilang dari dulu? Kenapa Kakak rahasiakan ini dari Fateh? Kenapa, Kak?!"
Fatim : "Kakak gak mau kamu sedih, Teh."
Fateh : "Tapi, gak harus dirahasiakan juga kan, Kak? Fateh itu Abangnya Muntaz! Jadi Fateh harus tau keadaan Muntaz!"
Fatim : "Iya, Teh. Maafin Kakak ya. Kakak cuma gak mau kamu sedih."
Fateh : "Iya, Kak. Lain kali Kakak jangan rahasiakan sesuatu sama Fateh."
Fatim : "Iya, Teh. Sekarang kita ke ruangan Muntaz, yuk!"
Fateh : "Ayo, Kak!"

Mereka pun pergi ke ruangan Muntaz. Sesampainya di ruangan Muntaz, Fateh langsung memegangi tangan Muntaz. Begitu juga dengan Fatim.
Fateh : "Taz, bangun! Jangan tidur terus!" (Menangis)

Lama-kelamaan mereka pun tertidur di ranjangnya Muntaz. Tak lama kemudian, Muntaz pun sadarkan diri. Fateh yang merasakan tangan Muntaz yang bergerak-gerak pun langsung bangun.
Muntaz : "Kak Fatim...Bang Fateh...Umi...Abi..."
Fateh : "Alhamdulillah, akhirnya kamu sadar, Taz."
Muntaz : "Bang, Muntaz ada dimana? Umi sama Abi mana?"
Fateh : "Kamu ada di rumah sakit, Taz. Umi sama Abi ada di rumah kok."
Muntaz : "Memangnya Muntaz kenapa? Muntaz sakit apa?"

Fateh pun bingung harus menjawab apa.
Muntaz : "Bang, ayo, jawab!"
Fateh : "Ka...kamu punya penyakit leukemia stadium 2, Taz." (Sedih)
Muntaz : "A...apa?! Gak Mungkin, Bang! Gak mungkin Muntaz punya penyakit leukemia!" (Menangis)

Fatim yang mendengar suara Muntaz pun langsung terbangun. Sementara itu, Fateh sedang menenangkan Muntaz.
Fatim : "Muntaz? Alhamdulillah, kamu udah sadar. Kamu kenapa, Taz?"
Muntaz : "Kak, apa bener? Muntaz punya penyakit leukemia?"
Fatim : "I...iya, Taz." (Sedih)
Muntaz : "Gak! Muntaz gak mungkin punya penyakit leukemia! Gak mungkin!" (Menangis)

Fatim dan Fateh pun berusaha untuk menenangkan Muntaz.
Fateh : "Taz, tenang dulu!"
Fatim : "Iya, Taz, tenang dulu."

Tak lama kemudian, Muntaz pun tenang.
Fatim : "Taz, kamu harus terima ini. Ini ujian yang Allah berikan kepada kamu. Dan ini juga takdir Allah. Jadi, kamu harus menerima ini. Sama seperti Kakak, sekarang Kakak diberi kelumpuhan oleh Allah. Dan Kakak nerima ini semua. Jadi, kamu harus kuat ya."
Muntaz : "Iya, Kak."
Fateh : "Kita bakalan berusaha buat kamu sembuh, Taz."

What did I do wrong?✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang