~Part 22~

856 40 10
                                    

Rasya : "Jadi gini, Abang kamu itu tadi nyuruh temennya Saaih, buat mukulin kamu dan ngunciin kamu di gudang sekolah. Jadi, Abang mau kamu hati-hati. Dan Naufal, kamu jagain Muntaz, ok?"
MunNau : "Ok."
Rasya : "Kalau gitu Abang ke kelas dulu ya. Assalamu'alaikum!"
MunNau : "Iya, wa'alaikum salam!"
Muntaz : "Fal, aku masih gak percaya deh, kalau Abang aku mau mukulin aku terus masukin aku ke gudang sekolah."
Naufal : "Udah, Taz. Kamu percaya aja sama Abang aku. Abang aku gak mungkin bohong. Aku juga tau sifat Abang kamu. Jadi lebih baik sekarang kita hati-hati."
Muntaz : "Ok."
Naufal : "Yaudah, ayo, kita masuk!"
Muntaz : "Ayo!"

2 jam kemudian, bel istirahat pun berbunyi. Semua murid berhamburan keluar kelas, begitu juga dengan Fatim, Fateh, Muntaz, dan sahabatnya. Di kelas Fatim mengajak Saleha ke perpustakaan.
Fatim : "Sal, ke perpustakaan, yuk! Aku udah lama nih, gak baca buku."
Saleha : "Ayo! Aku juga, udah lama gak baca buku."

Mereka pun pergi ke perpustakaan. Sementara itu Naufal dan Muntaz pergi ke kantin. Dan Fateh bersama Rasya berada di kelas. Di kelas itu hanya ada mereka berdua. Rasya pun menanyakan sesuatu kepada Fateh.
Rasya : "Teh, aku mau nanya sesuatu sama kamu."
Fateh : "Mau nanya apa?"
Rasya : "Kenapa sih, kamu benci sama Muntaz?"
Fateh : "Kirain nanya apa. Ternyata nanyain tentang anak pembawa sial itu."
Rasya : "Teh, kamu gak boleh gitu. Dia itu adik kamu. Kamu ingat pelajaran agama yang pernah diajarin sama guru? Kita itu gak boleh membenci saudara sesama Muslim melebihi 3 hari. Kamu lupa? Teh, kemana kamu yang dulu? Fateh yang selalu menyayangi adiknya, gak egois, baik, dan ramah. Kemana kamu yang dulu, Teh? Adik kamu itu mau kamu yang dulu bukan yang sekarang! Ayo, Teh, berubah! Jadi kamu yang dulu lagi! Gara-gara kamu amnesia, kamu jadi berubah seperti ini!"

Perlahan-lahan, air mata Fateh mulai menetes. Ia mengingat kejadian 2 tahun yang lalu. Saat itu ia tidak membenci Muntaz sama sekali. Ia sadar, yang dilakukannya selama ini salah.
Rasya : "Teh, Muntaz itu mau kasih sayang kamu lagi. Kamu sadar, Teh! Jangan terpengaruh sama orang tua kamu! Jangan gara-gara amnesia kamu bisa terpengaruh sama orang tua kamu!"

What did I do wrong?✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang