~Part 29~

793 39 8
                                    

Abi : "Fateh! Kenapa kamu jadi ikut membela anak pembawa sial itu?! Dan kamu, jangan bohong!!! Kelakuan kamu itu kayak anak yang gak dididik!!!"
Fatim : "Bi, Muntaz gak bohong sama Abi. Abi jangan suuzon dulu."

Plak...
1 tamparan melayang ke pipi Muntaz, dan keluar cairan merah yang keluar dari hidungnya. Fateh yang berusaha menahan Abinya tidak berhasil.
Muntaz : "Sa...sakit, Bi." (Memegangi pipi dan menutup hidungnya yang mimisan)

Muntaz pun berlari ke kamarnya.
Fateh : "Abi, jahat!!!" (Membentak)
Abi : "Oh, jadi sekarang kamu udah berani ya, sama Abi?!"
Fatim : "Abi, Fateh, udah! Kasian Muntaz!"
Abi : "Diam kamu! Gak usah ikut campur! Fateh! Kenapa sekarang kamu berani membentak Abi?!"
Fateh : "Karena Abi itu udah jahatin Muntaz!" (Membentak)
Abi : "Fateh!!!" (Ingin menampar Fateh)
Fatim : "Bi, jangan, Bi!"

Plak...
1 tamparan melayang ke pipi Fateh. Fateh pun meringis kesakitan.
Fateh : "Awww..."
Abi : "Sekali lagi kamu berani membentak Abi, kamu akan diperlakukan seperti Muntaz!"

Abi pun pergi, begitu juga dengan Fateh. Ia pergi ke kamar Muntaz. Fatim pun memanggil Fateh. Akan tetapi Fateh tidak mendengar panggilannya Fatim.
Fatim : "Fateh! Tunggu!"

Fateh pun sampai di depan kamar Muntaz. Ia pun mengetuk pintu tersebut.
Tok...tok...tok...
Fateh : "Taz, buka pintunya! Ini Bang Fateh."
Muntaz : "Muntaz gak mau buka pintunya. Muntaz mau sendiri."
Fateh : "Taz, plus buka pintunya!"
Muntaz : "Gak mau, Bang."
Fateh : "Kamu masih marah ya, sama Bang Fateh?"
Fatim : "Ada apa, Teh? Muntaz gak mau buka pintunya?"
Fateh : "Iya, Kak."
Fatim : "Yaudah, kalau gitu biar Kakak aja yang nyuruh Muntaz buka pintunya."
Fateh : "Oke, Kak."
Fatim : "Taz, ayo, buka pintunya! Ini Kak Fatim."
Muntaz : "Gak mau, Kak."
Fatim : "Taz, buka dulu pintunya! Kakak mau ngomong sama kamu."
Muntaz : "Iya, deh, Kak. Muntaz buka pintunya." (Pasrah)

Muntaz pun membuka pintu kamarnya.
Ceklek...
Fatim : "Taz, maafin Kakak ya. Kakak gak bisa nolongin kamu tadi." (Sedih + merasa bersalah)
Fateh : "Abang juga minta maaf ya. Tadi Abang gak bisa nolongin kamu." (Sedih + merasa bersalah)
Muntaz : "Seharusnya Muntaz yang minta maaf sama kalian. Gara-gara Muntaz kalian jadi kena marah juga."

What did I do wrong?✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang