~Part 19~

864 41 14
                                    

Fatim : "Udah, kamu disini dulu aja. Kalau di rumah takutnya kamu disiksa lagi."
Muntaz : "Kak, tolong turutin permintaan Muntaz. Muntaz cuma mau pulang dan ketemu sama mereka."

Karena Fatim kasihan dengan Muntaz. Fatim pun menuruti permintaan Muntaz.
Fatim : "Iya, Kakak bilang dulu ke Dokter ya."
Muntaz : "Iya, Kak."

Setelah Fatim kembali dari ruangan Dokter, ia kembali ke ruangan Muntaz untuk mengajak Muntaz pulang. Sebelum pulang ia mengurus administrasi. Setelah itu mereka pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, Fatim ditanya oleh Umi.
Tok...tok...tok...
Fatim : "Assalamu'alaikum!"
Umi : "Wa'alaikum salam! Fatim, kamu darimana aja sama anak pembawa sial itu?!"
Fatim : "Tadi, Fatim habis dari rumah sakit, Mi."
Umi : "Ngapain ke rumah sakit sama anak pembawa sial itu?!"
Fatim : "Tadi, Muntaz pingsan. Terus Fatim bawa ke rumah sakit."
Umi : "Pingsan doang dibawa ke rumah sakit!"
Fatim : "Mi, Umi kenapa sih? Benci sama Muntaz? Emang Muntaz salah apa? Dia kan gak salah apa-apa! Dia juga anak Umi!"
Umi : "Dia itu sering bikin masalah! Jadi, dia itu pantas disebut anak pembawa sial!"
Fatim : "Mi, dia itu gak salah apa-apa, Mi!"
Umi : "Udah! Umi gak mau ngebahas anak itu lagi!" (Pergi)

Muntaz yang sedari tadi melihat Ibu dan Kakaknya bertengkar pun menjadi merasa bersalah. Tanpa ia sadari perlahan air matanya menetes.
Fatim : "Taz, kamu kenapa? Kok nangis?"
Muntaz : "Ini semua salah Muntaz, Kak. Gara-gara Muntaz keluarga kita jadi kayak gini. Seharusnya Muntaz gak usah balik lagi ke rumah ini."
Fatim : "Muntaz, ini bukan salah kamu. Jadi, kamu jangan salahin diri kamu sendiri."
Muntaz : "Iya, Kak."
Fatim : "Kalau gitu Kakak antar kamu ke kamar ya."
Muntaz : "Iya, Kak."

Fatim pun mengantar Muntaz ke kamarnya. Lalu, ia memerintahkan Muntaz untuk beristirahat. Setelah itu, ia pergi ke kamarnya.

Beberapa hari kemudian, Fatim, Fateh, dan Muntaz sudah mulai bersekolah lagi. Mereka sudah siap untuk berangkat ke sekolah. Fatim dan Fateh diajak oleh Abi untuk berangkat ke sekolah bersama. Akan tetapi, tidak dengan Muntaz. Ia pergi ke sekolah dengan berjalan kaki. Fatim yang melihat hal itu pun menolak ajakan Abi. Ia ingin menemani Muntaz ke sekolah.

What did I do wrong?✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang