~Part 31~

835 38 18
                                    

Umi, Abi, dan Fatim pun segera menghampiri Fateh.
Fatim : "Ada apa, Teh?"
Fateh : "Muntaz tiba-tiba pingsan, Kak."
Fatim : "Astaghfirullah! Muntaz?!" (Terkejut)
Umi : "Kirain ada apa? Ternyata anak pembawa sial itu. Palingan cuma akting doang. Ayo, Bi, kita pergi dari sini!" (Pergi bersama Abi)
Fateh : "Umi! Abi! Muntaz beneran pingsan! Ini bukan akting!"
Fatim : "Udah lah, Teh. Biarin aja Umi sama Abi pergi. Mendingan sekarang kita bawa Muntaz ke rumah sakit."
Fateh : "Yaudah, sekarang Kakak panggil taksi. Biar Fateh yang bawa Muntaz."
Fatim : "Iya, tapi kamu bisa bawa Muntaz sendiri kan?"
Fateh : "Insyaallah, bisa."
Fatim : "Yaudah, Kakak panggil taksi dulu."
Fateh : "Iya, Kak."

Fateh pun membawa Muntaz. Tak lama kemudian, taksi online yang dipesan oleh Fatim pun datang. Mereka pun langsung menaiki taksi tersebut dan pergi ke rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit, Muntaz langsung dibawa ke UGD untuk diperiksa. Sementara itu, Fatim dan Fateh menunggu Muntaz di luar ruangan. Mereka khawatir dengan kondisi Muntaz.

Tak lama kemudian, Dokter pun keluar dari ruangan.
Dokter : "Dengan keluarga pasien?"
Fatim : "Saya Kakaknya, Dok. Bagaimana keadaan Adik saya?"
Dokter : "Setelah kami periksa, Adik anda memiliki penyakit kanker darah atau yang biasa disebut leukemia. Dan kankernya sudah mencapai stadium 2."
FatFat : "Apa?!" (Terkejut)
Fateh : "Dokter pasti bohong kan? Gak mungkin Muntaz punya penyakit leukemia!" (Menangis)
Dokter : "Saya tidak berbohong, ini benar-benar hasilnya."
Fateh : "Gak mungkin!" (Menangis + pergi dari tempat tersebut)
Fatim : "Fateh!"
Dokter : "Kalian mohon bersabar ya. Ini ujian dari Allah." (Menenangkan)
Fatim : "Iya, Dok. Apakah penyakit itu bisa disembuhkan?"
Dokter : "Bisa, dengan cara kemoterapi atau mencangkok sumsum tulang belakangnya."
Fatim : "Apa tidak ada cara lain, Dok?"
Dokter : "Tidak ada."
Fatim : "Apakah adik saya sudah boleh dijenguk?"
Dokter : "Pasien sudah boleh dijenguk, akan tetapi jangan sampai pasien terganggu."
Fatim : "Baik, Dok. Terima kasih."
Dokter : "Sama-sama, kalau begitu saya permisi dulu."
Fatim : "Iya, Dok."

Fatim pun masuk ke ruangan Muntaz. Ia menghampiri Muntaz dan memegang tangan Muntaz.

What did I do wrong?✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang