~Part 41~

783 30 28
                                    

Umi : "A...apa?! Fateh kritis?!"

Fatim : "I...iya, Mi."

Umi : "Kenapa Fateh bisa kritis?"

Fatim : "Fatim juga gak tau, Mi."

Umi : "Kalau gitu Umi bakalan ke sana sekarang."

Fatim : "Iya, Mi. Udah dulu ya. Assalamu'alaikum!"

Umi : "Iya, wa'alaikum salam!"

Call off

Fatim pun mematikan teleponnya. Lalu, ia pun menghampiri Muntaz.
F

atim : "Taz, kata Umi, Umi mau kesini. Kamu jagain Bang Fateh ya, Kakak mau ke toilet sebentar."
Muntaz : "Iya, Kak."

Beberapa menit kemudian, terdengar suara pintu. Muntaz pun segera membukakan pintu tersebut.
Tok...tok...tok...
? : "Assalamu'alaikum!"
Muntaz : "Wa'alaikum salam!"

Ceklek...
Pintu pun terbuka, ternyata yang datang adalah orang tuanya.
Umi : "Ngapain kamu disini?! Sana pergi!" (Membentak)
Muntaz : "Ta-tapi Mi, Muntaz mau jagain Bang Fateh disini sampai Bang Fateh sadar." (Menunduk + ketakutan)
Umi : "Halah, gak usah sok perhatian deh kamu! Pasti ini semua gara-gara kamu ya?! Kamu yang bikin anak saya kritis?!" (Membentak)
Muntaz : "E-enggak, Mi. Muntaz gak tau apa-apa." (Ketakutan)
Abi : "Halah, alasan! Sekarang juga kamu pergi dari sini!" (Membentak + mendorong Muntaz)
Muntaz : "Awww...sa-sakit..." (Meringis kesakitan)

Tiba-tiba Fatim pun datang dan melihat Muntaz yang kesakitan. Fatim pun langsung menghampiri Muntaz.
Fatim : "Muntaz, kamu gak apa-apa?"
Muntaz : "Muntaz, gak apa-apa kok, Kak."
Fatim : "Bener gak apa-apa? Itu tangan kamu berdarah."
Muntaz : "Muntaz, gak apa-apa kok, Kak. Ini cuma luka kecil doang."
Umi : "Heh! Anak pembawa sial! Gak usah cari perhatian orang lain! Mendingan pergi dari sini!" (Membentak)
Fatim : "Umi, Abi, ada masalah apa lagi sama Muntaz?"
Abi : "Anak pembawa sial itu udah bikin anak kita kritis!" (Membentak)
Fatim : "Tapi Bi, bukan Muntaz yang bikin Fateh kritis. Fatim bakalan cerita semua sama Umi, Abi."
Umi : "Gak perlu diceritain lagi, Tim! Ini semua pasti ini semua kelakuan anak pembawa sial itu!" (Membentak)

Tiba-tiba saja kepala Muntaz terasa sangat pusing. Ia merasakan pusing yang sangat luar biasa. Sehingga ia pun tiba-tiba pingsan.
Fatim : "Muntaz!" (Berteriak)
Umi : "Ni anak bukannya pergi malah pura-pura pingsan!" (Membentak)

What did I do wrong?✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang