Key melangkah memasuki gerbang dengan hati waspada.Dia harap tidak bertemu Nicho hari ini,Key tidak tau harus bersikap bagaimana dihadapan cowok itu nantinya.Masalahnya tentu saja pertengkaran Nicho dengan Raka kemarin malam.
Gadis itu buru buru melangkah-nyaris seperti berlari-ke gedung 4.Sapaan dari adik kelas dan teman temannya hanya disahut sekedarnya oleh gadis berkuncir itu.
"Keyra Sabila Wijaya!"
Panggilan,ah bukan!teriakan itu seketika membuat langkah Key terhenti dan...membeku.
Siapa?siapa yang manggil dengan nama lengkap gue?Tubuh Key mematung.Sejak dulu,sejak dia bisa berbicara dengan baik,Key selalu memperkenalkan diri sebagai Key,bukan Keyra,atau Sabila.
Bukan karena tidak suka,gadis itu menyukai nama Key,karena orang-orang tersayangnya selalu memanggilnya dengan nama itu.Karena itu,jarang sekali ada yang tau nama lengkapnya,kecuali teman-teman sekelasnya dan para guru, tapi mereka juga tidak pernah memanggilnya Keyra,selalu hanya ada Key dan Key.
Jadi,siapa?Key buru buru menoleh,maka bertambah keterkejutannya pagi ini, seorang cowok berdiri tidak jauh darinya,dengan senyuman dan gigi taring yang mengintip di sela bibir.
"Bin,Bintang?"Key menatap wajah itu tidak percaya.
Seketika Key merasakan mood paginya rusak.Dia benci bertemu cowok yang satu ini.
Kenapa kami bisa satu sekolah?!
"Hai!"Bintang melambaikan tangannya tanpa dosa.Key menggeram kesal lalu segera mendekati cowok itu.Tubuh Bintang yang tinggi membuat Key terlihat pendek karena hanya sampai batas dagunya.
"Lo Keyra Sabila Wijaya kan?
"Kenapa?"mata Key menyiratkan kekesalan dengan jelas,tapi sepertinya cowok itu tidak sadar sama sekali.
"Dompet Lo ketinggalan di cafe gue kamarin"Bintang menyodorkan sebuah Dompet yang tidak asing pada gadis di hadapannya.Namun,bukannya menerima sodoran itu,Key malah menatapnya semakin tajam.
"Bukan itu!kenapa Lo teriak nyebut nama lengkap gue seenak jidat hah?!!"
Kening Bintang berkerut karena gadis itu membentaknya penuh amarah.
Bintang mengusap wajahnya pelan,menatap gadis berkuncir itu bingung.
"Astaga,gue nyebut nama Lo dengan benar.Lo gak punya alasan untuk marah"Key mendengus lalu merampas dompetnya tanpa ucapan terimakasih.
Key berjalan ke gedung 4 dengan langkah yang dihentak hentakkan.
"Sama sama"gumam Bintang dengan helaan nafas karena kebaikannya sama sekali tidak di anggap.Dasar cewek aneh!
*
*
*
Gadis itu menatap buku catatan nya tanpa minat.Ia menyesali sikap buruknya tadi pagi.Bintang benar,dia tidak punya alasan untuk marah,terlebih karena cowok itu sudah mengembalikan dompetnya Key mengacak rambutnya kesal,
Kenapa juga gue harus ngamuk?Bintang tidak mengolok olok namanya,cowok itu mengucapkannya dengan benar.Key menghela nafas berat,ia menyesal.
Key jelas tidak suka Bintang,jadi apa pun yang dilakukan cowok itu ditambah senyuman bertaringnya,membuat Key langsung tersulut emosi."Key,kantin yuk!"
Lamunannya sontak buyar.Wendy dengan tangan dibatas pundak Key menatap temannya bingung.
"Lo bengong?"
"Eh,udah bel ya?"
"Ya,dia memang bengong.."sahut Anna cepat.
Key mengulum senyum tipis,
"Punya masalah?"
Key nyengir,terlalu jelas ya?
"Nanti gue cerita,yuk ke kantin!"Key menggandeng lengan kedua sahabat nya.Key mengira,dia sudah cukup sulit dengan urusan nya dengan Bintang,tapi..ternyata masalah hari ini belum selesai.Langkah Key tertahan saat di lihatnya sosok yang sejak pagi ingin ia hindari.
"Eh,itu Nicho kan?dia pasti lagi nyariin Lo,gue panggil ya"
Tangan Key reflek menahan lengan Wendy yang akan memanggil cowok IPS itu.
"Gue gak mau jumpa Nicho hari ini"
"Lah,kenapa?"Wendy menatap gadis berkuncir di sebelahnya heran.
"Semalam,Nicho..."Key menggantungkan kalimatnya,
"Nicho kenapa?"desak Anna galak.
"Nicho nyaris nembak gue.."ucap Key lirih.
Anna dan Wendy saling tatap tidak percaya.
"Oke,kita ambil jalan lain,tapi Lo harus cerita jelasnya!"Anna angkat suara.
Key mengangguk pasrah.Menurut.
*
*
*
Anna manggut manggut sambil menyeruput jusnya.
"Key,Lo itu...sebenarnya bersyukur gak sih sama apa yang dilakukan Raka?"
Key menatap Anna lama dan..diam.Memikirkan jawaban untuk dikeluarkan.
"Sebenarnya sih,gue lega.Karena,kalo Raka datang gue bakal bingung bakal jawab apa.."
Anna menatap wajah gadis di hadapannya.
"Lihat,sesuai dugaan gue.Gue udah feeling bakal begini.."
Key menunduk,baiklah.Anna memang benar,membiarkan orang lain berharap itu menyakiti orang lain dan dirinya sendiri.
"Jadi,ini yang bikin Lo ngelamun di kelas?"Wendy angkat suara.
Key menggeleng pelan.
"Gue gak enak sama Bintang.."
"Bintang?anak Tante Nala?"
Key mengangguk patah-patah.Gadis itu lalu bercerita tentang Bintang yang ternyata satu sekolah dengan mereka,tentang cowok itu yang meneriaki nama lengkapnya dan bagaimana dia berbicara kasar pada cowok bergingsul itu.
"Serius dia sekolah disini juga?"Wendy menatap Key dengan matanya yang membulat.
"Tapi,dari cerita Lo,ini salah Lo kan?"Anna menaikkan sebelah alisnya.Key mengangguk lagi,kali ini dengan wajah lesu.
"Udah ah,gak usah galau gitu.Ntar Lo tinggal minta maaf"Anna menenangkan.
"Dari pada itu Key,ada yang harus Lo khawatir kan sekarang"Wendy menunjuk seseorang yang berjalan memasuki kantin dengan tergesa.
Gawat, Nicho!"Key berusaha menyembunyikan wajahnya dengan menatap ke arah lain,tapi terlambat,cowok itu lebih dulu menemukannya.
Nicho berjalan cepat ke meja mereka, mencengkram lengan gadis dengan rambut coklat terkuncir yang menatapnya cemas.
"Key,kita perlu bicara!"tanpa basa-basi,Nicho langsung menarik Key untuk pergi.
"Eh,tung,tunggu Nich!"Key tidak mampu melawan,cowok itu mencengkramnya terlalu kuat.
"Tunggu dulu!Lo gak bisa dong seenak jidat gitu narik narik temen gue!"Anna,menahan langkah Nicho dengan wajah kesal.
"Sori,gue gak punya urusan sama Lo.Minggir!"
"Maaf,tapi urusan Key berarti urusan gue juga!"
Oke,mereka sempurna menjadi pusat perhatian kantin sekarang.
Key meringis risi.Ini tidak baik.
"Na,gak apa apa kok.."Key membujuk Anna untuk mengalah,walau tidak senang,gadis dengan rambut sepunggung itu menurut.Anna menggeser tubuhnya,memberikan jalan pada cowok di depannya.Nicho langsung saja menarik Key keluar kantin,dan Key menurut pasrah.Ia sadar,ia tidak bisa selalu berlari.Masalah ini harus selesai.
*
*
*
Bintang menggerutu di dalam hati.Berjalan dari gedung dua ke gedung empat saja sudah melelahkan, apalagi harus mencari seorang gadis diantara banyaknya murid kelas dua belas IPA.
Bintang menyesali keputusannya untuk menuruti permintaan mamanya.Meminta nomor ponsel gadis bernama Keyra yang tadi pagi dengan senang hati membentaknya hanya karena dia memanggil nama lengkap gadis itu.Bintang dongkol.Cowok itu mengacak rambutnya gusar,kenapa coba mamanya sangat menyukai gadis galak itu?hanya karena di tolong sekali?Ya tuhan!
"Jawab Key!"bentakan itu spontan membuat Bintang menoleh,terlebih karena mendengar nama orang yang sedang di carinya.
Cowok itu mendekati asal suara lalu mengintip dari balik tembok.Bintang bisa dengan jelas melihat Key yang menundukkan kepala tapi,ia tidak bisa melihat lawan bicara gadis itu
"Lo udah punya pacar,iya kan?!"Nicho mendorong tubuh gadis di hadapannya hingga tubuhnya membentur dinding.Si gadis meringis pelan kesakitan.
"Jawab Key!"Nicho mencengkram kedua pundak gadis berkuncir itu.
Key menepis tangan Nicho dari tubuhnya dengan kasar.
"Udah gue bilang kan,dia bukan pacar gue!"
Nicho tersenyum sinis.
"Bohong!"jawab Nicho sinis.
Key mengeluh dalam hati,kapan cowok ini akan percaya?
"Dengar ya Key,kalo.lo memang udah punya pacar,kenapa Lo masih kasi gue harapan?"Bentak Nicho dengan jari menunjuk wajah gadis di hadapannya.Bintang menggeram.Cowok kurang ajar!
Bintang nyaris akan maju saat matanya mendapati Key yang tersenyum,bukan senyum polos yang biasa gadis itu perlihatkan,itu senyuman dingin.Senyum meremehkan.
"Lo bilang apa?harapan?maaf Nich,gue gak pernah kasi lo harapan apapun.lo yang besar kepala,Lo yang terlalu yakin perasaan Lo bakal berbalas!"Key menatap tajam Nicho.Dia benar benar marah sekarang.
"Cowok yang semalam bukan pacar gue,tapi dia penting bagi gue.Dengar Nich!gue gak pernah benci sama gue,dan gue gak mau.Tapi,sekarang Lo memaksa gue untuk BENCI sama Lo!!"Key menekankan kata 'benci' pada kalimatnya.Tanpa menunggu reaksi Nicho,gadis itu berlalu pergi sebelum ia semakin tersulut emosi.
Dari balik tempat ia bersembunyi, Bintang bisa melihat dengan jelas, gadis itu gemetar,ia ketakutan.
*
*
*
Key duduk di kursi taman sambil meremas jarinya,sampai baku baku jarinya memutih.Aktivitas ini membantunya untuk tenang.Gadis 17 tahun itu menyesali sikap Nicho yang marah karena ia menolak perasaannya.Itu jelas membuat Key takut.
Tapi,mungkin Nicho lebih tidak percaya ada yang bisa menolaknya.Key bersungut-sungut kesal,dasar cowok songong!!
"Lo keren!"pujian diiringi tepuk tangan itu memecah keheningan.Key mendongak,matanya mendapati Bintang yang tengah tersenyum,memamerkan gigi taring di sela bibirnya.
"Apaan?Lo ngapain disini?"ucap gadis itu sewot.
Bintang langsung duduk di sebelah Key,tanpa meminta izin pada gadis yang tampak keberatan itu.
"Lo berani, padahal kan dia cowok.."
Key menoleh cepat, tunggu! jangan jangan cowok ini melihat semuanya?!
"Lo,Lo lihat?"
"Ehm,kurang lebih,iya."
Key mendesak kesal,kenapa harus ada yang melihat?dan kenapa orang itu harus cowok menyebalkan ini?
"Tapi,Lo bener kok,kalo memang gak bisa,kalo memang gak mau ya..jangan dipaksa.iya kan?"
Key melirik Bintang yang menatap langit-langit.
"Gue gak seberani itu,gue...takut.."
Bintang menoleh,lalu tersenyum tipis.
"Takut juga gak apa-apa,seenggak nya Lo udah bilang apa yang pengin Lo bilang"
Key tersenyum tipis,ya..Bintang benar,setidaknya Key tidak membohongi perasaannya sendiri.
"Ya..Lo bener.."Bintang melirik cewek di sebelahnya,dia tampak jauh lebih baik dengan senyuman itu.Bintang menyandarkan tubuhnya, padahal niatnya tadi hanya basa basi sebelum ia meminta nomor ponsel cewek itu.Tapi,sepertinya waktunya tidak cocok.
Sudahlah,tidak apa.Melihat Key yang tersenyum lega juga bukanlah hal yang buruk.
*
*
*
Untuk para reader,mohon Votenya!!
Happy Reading!:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Key dan Ra
Teen FictionLo mungkin key untuk semua orang tapi lo satu satunya Ra untuk gue. Apa yang bakal lo pilih, cinta pertama lo atau cinta termanis lo?