Dua puluh dua

50 7 0
                                    

   "Key, nge date yuk! "
Ajakan tiba tiba di pagi hari itu membuat kening Key berkerut. Memaksanya beralih dari majalah yang sedang di bacanya.
   "Apa? Date? "
Raka yang bersandar di bibir pintu mengangguk yakin.
   "Itu istilah yang lo bikin sendiri, lupa? "
Key reflek tergelak sampai matanya berair.Dia lupa sama sekali dengan fakta itu dan baru ingat lagi sekarang.
   "Haha, ya.. Oke! Tapi, lo yang traktir kan? "
Raka mendecakkan lidahnya.
   "Iya bawel, buruan! Gue tunggu di bawah"
Key tertawa girang lalu mengacungkan jempolnya.

Raka tersenyum puas,senang melihat cengiran gadis itu.
*
*
*
   "Tumben lo ngajak gue ke mall? "
Celetuk Bintang sambil melirik Haikal yang sibuk dengan ponselnya.
   "Kenapa?lo gak mau? "
Bintang terkekeh  lalu kembali menatap pemandangan dari tempatnya berdiri, lantai dua.
    "Masa iya gue nolak, langka nih,ketos galak ngetraktir gue! "
Haikal melirik sekilas, merasa tersindir.
    "Ini juga karena elo yamg nagih kan? "
Bintang nyengir,
    "Iyaa.. Jadi, kita mau kemana dulu?"    
    "Tunggu dulu, yang lain belum datang"
Bintang refleke menoleh,
   "Yang lain? Siapa? "
Belum sempat Haikal menjawab, tiga orang cowok berjalan mendekati mereka.
   "Waah.. Gerangan apa ni ketos ngajak kita jalan? "celetuk Deni sambil menggulung lengan bajunya sampai siku.
   "Asiik, ditraktiir!! "Yogi berseru heboh, kegirangan  karena akan makan gratis.
   "Kita gak akan rapat osis disini kan Kal? "
Haikal tersenyum tipis mendengar gurauan Vian, Sekben Osis yang juga teman diskusinya.
    "Wah, rame nih. Lo lagi tajir ya Kal?"
   "Lah, gue kan cuma bayar makan nya doang, kalau mau yang lain bayar sendiri sono! "
Bintang bersungut, sohibnya itu memang sering kali menyebalkan.
   "Tapi, kok cuma bertiga? Si Ba-"
   "Woy! "

Perhatian kelima orang itu harus teralihkan mendengar suara teriakan itu. Bagas dengan wajah kesal berlari mendekati teman temannya.
   "Tega lo pada ninggalin gue di parkiran"sungut Bagas dengan nafas terengah engah.
   "Loh, lo ikut juga Gas? Lo deket ya sama ni bocah? "Bintang menunjuk Bagas dengan pandangan menatap Haikal.
Haikal tersenyum lalu mengangguk pelan.
   "Dia sering beliin anak osis minum"
   "Yaa, sekalian nyuri wifi di ruang osis kan? "sindir Deni sengit. Bagas nyengir
   "Gak apa apa lah, sekali menyelam dua pulai terlampaui"
   "Sok bijak lo! "Bintang menoyor kepala Bagas pelan.
   "Oke, kita bisa bahas itu nanti, jadi  kalian mau kemana dulu?"
   "Emm, nonton? Ada film bagus yang baru diliris? "Vian memberi saran
  "Oke, gue setuju! "Bagas menyahut cepat.
  "Eh, tapi ingat ya, gue cuma bayarin makan. Berarti nanti kalian bayar masing masing waktu di bioskop!"Haikal memberi penegasan, yang langsung membuat semangat Bagas runtuh.
   "Yaaah, kok gitu sih Kal, full dong traktirnya"
   "Full apaan, bacot lu, udah ah ayo pergi! "
Bintang terkekeh lalu merangkul teman sekelasnya itu.
   "Udah untung dia mau bayarin kita makan, lo lembek banget sih? "
Walau manyun, Bagas menurut mengekori Haikal, Deni dan Vian yang sudah berjalan lebih dulu.
*
*
*
   Bintang memandang ujung sepatunya lalu kembali melirik arlojinya,cowok itu mendecak kesal.
   "Lama banget sih!"
Haikal melirik sekilas lalu kembali memandang antrian pembelian tiket yang mengular.
   "Sabar.."
Bintang menghela nafas jengah,menyesal memilih untuk menonton dulu dari pada makan,hasilnya ia harus rela berdiri lama dengan perut yang berisik.
   "Eh,ngomong ngomong Lo gak jalan bareng Key?"Bagas tiba tiba mengajukan pertanyaan rancau itu pada Bintang.Mendengar itu,semua mata tertuju pada Bagas lalu beralih pada Bintang,termasuk Haikal.
    "Ha?kenapa Lo tanya pertanyaan aneh gitu ha?"Bintang menyahut kesal
    "Tunggu dulu!jangan bilang ini Key yang kemarin datang ke ruang OSIS,yang cantik itu?"
Kening Deni berkerut tidak  percaya.
   "Key anak kelas 12 IPA1?serius Lo?"
   "Kok bisa?!"Vian menatap Bintang penuh curiga.
Bintang reflek merapat pada Haikal,ngeri melihat reaksi teman temannya.
   "Eh,gue kira Lo sama dia pacaran,salah ya?"
Ucap Bagas tanpa dosa.Bintang mengumpat pelan,kesal dengan tingkah konyol Bagas.
Haikal melirik sahabatnya itu dengan pandangan penuh tanda tanya.
   "Serius Bin,Lo sama Key jad-"
   "Enggak!"kalimat Haikal dipotong cepat oleh Bintang.
   "Dengar ya,gue sama Ra gak pernah punya hubungan apa apa,dan Lo Bagas jangan sebarin gosip gosip yang enggak enggak,gue tampar juga tu mulut!"ketus Bintang panas.
   "Lah,gue kan gak tau Bin, jangan ngambek dong"Bagas nyengir yang benar membuat Bintang menampar mulutnya.
   "Bacot lu!"
   "Eh,tunggu deh,tadi Lo bilang apa?Ra?siapa tu?"Vian menatap Bintang bingung.
    "Key,nama lengkap Key,Keyra Sabila Wijaya.Bintang panggil dia Ra,nama kesayangan katanya"Haikal dengan senang hati menjawab pertanyaan Vian,membuat Bintang menjambak rambutnya kesal.
    "Loh,loh,kok nama kesayangan,jangan jangan beneran ada apa apa?"Bagas menduga duga
    "Wah,Selera lu high quality ya.."Deni mengacungkan jempolnya.
    "Jaga baik baik tuh Bin,kalo lepas,Lo bakal nyesel!"Yogi menambahkan.
Sontak saja Haikal tergelak melihat wajah Bintang yang sudah memerah karena menahan marah dan malu.
   "Tauk ah!"
Bintang nendengus lalu berjalan melewati Haikal karena kini sudah giliran mereka.
*
*
*
    "Demi apapun yang buat Lo bisa baik kayak begini,gue seneng banget,kita beli baju,sepatu,novel baru,nonton dan sekarang gue boleh makan apa aja.Gue sayang Lo Raka!"Key menatap kakaknya dengan wajah cerah,lalu beralih pada piring piring di atas meja.Satu kata untuk menggambarkan Key hari ini, Bahagia.

Raka tertawa sumbang,merasa apa yang baru di ucapkan Key hanyalah bualan.
    "Lebay!"pelan jari Raka menyentil kening gadis itu,membuatnya meringis dengan wajah cemberut.
   "Ya elah,baru juga di puji,udah jahat lagi aja lu.Parah!"dengusnya sambil menikmati makanannya.
   "Lo nyeremin kalo gitu Key,tau gak?"

Key menelan kunyahan di mulutnya lalu mengarahkan garpu tepat di depan wajah Raka.
    "Lo tu baik atau enggak sih Ka,gak paham deh gue.Ada aja sifat nyebelinnya"
Raka tergelak.
   "Dasar bawel,udah makan aja,sebelum gue berubah pikiran.
   "Sumpah,Lo nyebelin!"
Ketus Key lalu kembali memakan makanannya,mengabaikan Raka yang semakin tergelak.
*
*
*
   "Akhirnya.."Bintang duduk di salah satu kursi dengan perasaan lega,dia sedari tadi sibuk menahan perutnya yang menjerit.
    "Asiik,makan!"Bagas menarik kursi di sebelah Bintang,sementara Haikal memanggil pelayan,Yogi,Vian dan Deni mengambil tempat masing masing.

Tak berapa lama berselang,seorang pelayan wanita datang dengan buku menu.Setelah selesai dengan pesanan masing-masing,Bagas mulai membuka percakapan.
   "Eh,gue denger kemarin ada ribut ribut ya di ruang osisi?"
Haikal dan Bintang reflek saling pandang.
   "Iya,Nicho ngamuk"jawab Deni
   "Ngamuk?kok bisa?"
Bagas semakin kepo,dia ketinggalan banyak informasi.
Deni mengedikkan bahunya cuek.Tidak punya jawaban.
   "Tapi dia nyaris mukul Lo kan Bin?"
Kali ini Vian yang bersuara.
Bintang meringis lalu mengangguk ragu.
   "Dia juga manggil Lo Ahza,kalian udah kenal lama ya?"
   "Eng,gue punya masalah lama sama Nicho yang gak bisa gue cerita.Maaf.."
   "Oh,oke.it s fine!"Vian mengedikkan bahunya enteng,membuat Bintang merala lega.
   "Tapi,gue masih rada bingung kenapa Nicho bisa jadi wakil ketua OSIS?"
Yogi mengalihkan topik pembicaraan.
   "Oh itu,dia menang suara.Waktu hari pemilihan,pendukung Nicho banyak,kami cuma beda 10 suara"jelas Haikal.
   "Oh,pantesan aja,fans dia kan memang membludak!"celetuk Yogi yang disambut anggukan dari yang lain.
   "Seperti kata pepatah,'orang ganteng mah bebas!'"kali ini mereka semua tergelak,pasalnya Bagas mengatakannya dengan wajah super konyol.
*
*
*
   "Yuk balik!"Bintang meraih ponsel di atas meja dan memasukkannya ke kantong celana.
   "Gitu ya Lo,udah makan pulang aja terus"ketus Haikal,Bintang terkekeh lalu berjalan mendahului teman temannya.
   "BUK!"
Bintang meringis pelan saat bahunya tidak sengaja menabrak seseorang.
   "Sori,gue gak sengaja"buru buru cowok itu menggumamkan kata maaf.
Namun,ia terdiam saat tau siapa yang di tabraknya.Dia pria yang sama dengan yang di foto di dompet Key,juga pria yang menjemput Key di malam hujan itu dan saat dia mengantar Key malam kemarin.
     "Raka!"
Suara itu, suara yang akhir akhir ini sering di dengarnya,suara yang tanpa sadar dihafal Indra pendengarannya.

Key dengan balutan outwear rajut marun dan jins itu berdiri di sebelah pria itu,dan mata mereka pun bertemu.
   "Loh,Bintang"
   "Eum,Hai.."Bintang membalas ragu.
Tempat itu semakin ramai saat Haikal,Deni,Bagas,Yogi dan VIan bergabung.
   "Loh,kalian lagi pergi bareng,kayaknya seru"gadis itu kembali bersuara untuk mencairkan suasana yang serasa menegang.

Bintang tidak mengerti kenapa cowok di hadapannya ini menghujamnya dengan tatapan dingin yang menusuk,seolah menantangnya.
    "Oh iya,gue belum kenalin ya?eum Ka,ini teman teman gue di sekolah,dan teman teman ini Raka,kakak gue"
Para cowok itu manggut manggut kaku,sementara Raka menyalami semua teman Key satu persatu.Saat matanya bertemu dengan Bintang, tangan cowok itu tergantung sesaat.

Raka menatap cowok dengan kemeja bau abu itu dingin,cowok yang beberapa hari ini sering bertemu dengannya.
   "Gue Raka"
   "Bintang"
Key menatap kedua cowok itu bingung,ada aura yang berbeda di antara mereka,dan entah kenapa Key merasa itu bukan hal yang bagus.
*
*
*
   Key melirik Raka di sebelahnya,selama perjalanan keluar mall sampai ke parkiran,cowok itu tidak lagi tersenyum.
   "Ka.."Key menarik ujung baju Raka pelan.Cowok itu spontan menoleh, langkahnya ikut terhenti.
  "Ya?"
  "Lo kenapa sih?"
Kening Raka berkerut sesaat lalu bibirnya tertarik,mengukir senyuman tipis yang meragukan di mata Key.
   "Gue gak apa apa kok.."
  "Gue gak yakin"Key masih tidak berpindah dari posisinya.

Raka menghela nafas pelan,menyerah dengan tingkah adiknya.
   "Lo tau,teman Lo yang pakai kemeja abu Abu-abu tadi.."
   "Bintang?"
Raka mengangguk pelan.
   "Ya,dia kenapa?"
   "Gue gak terlalu suka dia"
Kening Key terlipat dengan sau alis terangkat.
   "Ha?"
*
*
*

   

 

Key dan RaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang