Empat puluh dua

22 6 0
                                    

   Key menatap keluar jendela, jalanan masih ramai karena anak sekolahan baru pulang.

   "Hei, lama ya? "
Key reflek menoleh, melempar senyum pada Bintang yang membawa dua cangkir kopi.

   "Enggak kok" Key menyeruput kopi bagiannya.
Bintang tersenyum lalu bertopang dagu, menatap wajah Key yang begitu menikmati kopinya.

Merasa diperhatikan, Key berdehem pelan, lalu meletakkan cangkir kopinya.
   "Kenapa liatin gue kayak gitu? "
Bintang menggeleng,
   "Lo.. Cantik! "

Key tertawa,lalu menepuk pipi Bintang pelan, membuat cowok itu juga tertawa lalu menyesap kopinya.

   "Key, akhir pekan nanti jalan jalan lagi yuk"
Key beralih pada Bintang.Gadis itu menimbang nimbang.
   "Gue punya ide yang lebih baik"
Bintang menatap Key tertarik,
   "Apa? "
Key tersenyum lalu memperbaiki posisi duduk nya.
   "Gimana.. Kalau kita belajar bareng aja, sebentar lagi kan kita udah harus ikut Try Out"

Bintang terdiam sesaat lalu mengangguk setuju.
   "Boleh,hari sabtu ya! "
Key mengacungkan jempolnya.
*
*
*
Key mengintip pelan pelan, saat dirasanya aman, gadis itu buru buru masuk lalu berusaha menutup pintu tanpa suara.

Key menghela nafas lega, sepertinya Raka belum pulang.
Key baru akan berjalan mendekati tangga saat pintu tiba tiba terbuka.

Key menoleh, matanya mendapati sosok Raka yang masuk, tatapan mereka lalu bertemu, membuat Key mematung di tempat.

Key menelan ludahnya lalu buru buru mengalihkan pandangan.
Rasanya canggung sekali.

   "Key"
Deg!
Sia sia kabur, gadis itu kembali menatap Raka.

Cowok itu menatap Key lekat,ekspresi nya tidak bisa dibaca dan itu semakin membuat Key takut.

   "Gu-gue.. Gue minta maaf"
Pundak Key yang semula menegang pelan pelan turun, matanya menatap Raka kaget.

   "Gue udah bertingkah bodoh, gue minta maaf. Gue tau lo punya dunia lo sendiri, gak seharusnya gue mengekang lo sejauh ini"

Key masih diam, semuanya masih terasa mengejutkan.

   "Gue cuma takut lo jadi jauh, gue.. Sayang banget sama lo, Key"
Raka menatap Key tulus, ia bahkan tersenyum.

Key tidak bisa menahan perasaan lega di dadanya, gadis itu menghambur ke pelukan Raka, memeluknya erat.
  "Gue juga sayang sama lo Ka, lo gak akan pernah tergantikan, lo kakak terbaik gue, sampai kapan pun! "

Raka mengeratkan pelukannya, Anggi benar, sampai kapan pun Key tetaplah adiknya.
*
*
*
  "Yakin mau di tempat gue? "
  "He-eh! " Key menganggukan kepala sambil menerima helm yang disodorkan Bintang.

   "Ya udah, naik! "
Bintang menyalakan mesin motornya,gadai dengan hotpants dan hoodie kuning pucat itu pun menurut.

Bintang lalu melakukan motornya, meninggalkan pekarangan rumah Key.
*
*
*
Key menatap rumah bercat biru langit itu, ini adalah kunjungan nya yang kedua, namun rasa gugupnya masih saja sama.

Key turun dari boncengan Bintang, sementara cowok itu memakirkan motor nya ke dalam garasi.

Key menatap pekarangan rumah Bintang yang rindang, sembari menunggu cowok itu selesai dengan motor nya.

   "Yuk, masuk! "
Key mengangguk pelan,
   "Tapi.. Kok sepi Bin? "
Bintang membuka pintu dengan kunci yang di rogoh nya dari saku, lalu melirik Key sekilas.
   "Jam segini Mama gak di rumah"

Key beroh pendek, gadis itu baru akan melangkah masuk saat tersadar akan sesuatu.
   "Ja-jadi di.. sini.. cu-cuma kita.. berdua? "
Key menatap Bintang ragu.
Bintang mendorong pintu pelan, lalu beralih menatap Key, tersenyum lembut.

Key dan RaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang