Tujuh belas

35 9 0
                                    

   "Gak Mau! "
Key menggelengkan kepalanya lalu melangkah mundur, merapat pada tubuh Anna.
Haikal melangkah mendekat dengan wajah penuh harap.
   "Lo gak akan sendirian kok, bareng gue"bujuknya
Key masih bersikukuh menggeleng Kali ini terlalu keras sampai kepalanya  pusing.
   "Bukan itu masalahnya Kal, gue.. malu"

Haikal menatap Key kecewa.
Di tengah tengah keributan itu, tiba tiba pintu ruang osis di belakang Haikal terbuka dan muncullah pria yang wajahnya sangat dikenal Key.
Pria yang sudah menemaninya dengan secangkir kopi.

   "Kal, dipanggil anak anak tu,gue mau balik. Lo kalau mau ngomong  buruan dong! "
Bintang dengan kedua tangan dimasukkan ke kantong celana menatap sahabatnya kesal.

   "Bentar, gue masih butuh lo! "
Haikal lalu kembali menatap Key yang masih bersembunyi di belakang tubuh Anna.
  "Key ayo dong,mau ya? "
Key menggeleng lagi dan..lagi.
   "Stop it! "
Anna tiba tiba berseru kesal karena tubuhnya terus dijadikan tameng oleh Key.

    "Kenapa lo tiba tiba minta Key untuk ngelakuin itu? "
Anna menatap Haikal serius, yang ditatap menghembuskan nafas penuh beban.

   "Ini ide anak anak, mereka pengin ngadain sesuatu yang beda untuk ulang tahun sekolah kali ini dan lagi, mumpung gue ketua osisinya jadi... "
Haikal ragu melanjutkan kalimatnya.

   "Oke, gue ngerti maksud lo, tapi biarkan Key untuk mikir dulu"
Anna akhirnya mengambil jalan tengah. Key mengangguk cepat, itu pilihan yang tepat untuk sekarang.

Haikal menghela nafas pelan, kali ini lebih berat.
   "Oke, tapi gue harap lo bisa di ajak kerja sama Key.. "
Key menundukkan kepalanya, tidak mau menatap mata penuh harap milik Haikal.

   "Yuk Bin"
Haikal menarik lengan Bintang masuk ke ruang osis.
Bintang sempat melirik Key sekilas, gadis itu terlihat menggigit bibir bawahnya bimbang.
*
*
*
   "Ha? Gue gak salah dengar? Raja dan Ratu in, in apaan? "
Bintang menatap Haikal dengan alis bertaut.
   "INSIGH SCHOOL, singkatan dari Internasional Senior High School"
Jawab Haikal dengan tangan yang masih sibuk membereskan kertas kertas di atas meja sehabis rapat.
   "Susah amat dah, ide siapa sih? "
   "Gina"Haikal menyebutkan salah satu nama anak IPS yang memang sering punya hal hal unik.

Bintang manggut manggut lalu menyandarkan tubuhnya ke kursi sambil menatap Haikal yang masih sibuk dengan pekerjaannya.

   "Terus, hubungannya dengan Ra, apa?
Seketika gerak tangan Haikal terhenti, matanya beralih pada cowok yang duduk dihadapannya.
   "Ra? Siapa? "
   "Keyra Sabila"
   "Oh Key,lo masih manggil dia Ra? "
   "Ya, panggilan kesayangan"sahutnya dengan cengiran
Haikal mengeryit,
   "Sejak kapan dia jadi kesayangan? "
Bintang nyaris jatuh dari kursinya,
Mampus, gue salah ngomong!
   "Bu, bukan itu maksud gue, udah lah balik ke topik awal!apa hubungannya dengan dia? "
Haikal tertawa geli, wajah itu jelas memerah tadi.
   "Jangan ketawa! "dengus Bintang kesal,Haikal terpaksa menghentikan tawanya.
   "Oke,sebenarnya gue juga gak mau tapi, anak anak yang lain maksa.Mereka bilang itu ide bagus dan pasti bakal berkesan. Apa lagi ini bakal jadi tugas terakhir osis, kami kan dua bulan lagi bakal turun, persiapan untuk ujian nasioal.Terlebih karena gue ketua osisnya jadi mereka berharap banyak sama gue,dan mereka minta Key juga turut serta"

Bintang menatap Haikal frustasi, dia sama sekali tidak mengerti.
   "Lo ngomongnya kepanjangan, to the point aja lah! "
   "Ya ampun Bintang! Gue disuruh berpasangan sama Key sebagai Raja dan Ratu untuk ulang tahun sekolah karena kami penerima gelar siswa-siswi terfavorit tahun lalu! "
Haikal menatap sahabatnya jengah, kenapa antena Bintang bisa tiba tiba pendek?

Mata Bintang sontak membulat,
   "Lo dan Ra yang jadi Raja dan Ratu? Serius? "
Haikal mengangguk patah patah.
   "Masalahnya sekarang, Key gak mau. Lo lihat kan gimana tadi dia nolak? "
Haikal mengacak rambutnya frustasi.
   "Lo gak tanya kenapa? "
   "Udah,dia cuma bilang dia malu"
Bintang mengedikkan bahunya, tidak tau harus merespon bagaimana.

Tiba tiba Haikal menjentikkan jarinya,membuat Bintang punya perasaan tidak enak.
   "Lo bilang kemarin kalian ngobrol di cafe kan? "
Bintang mengangguk ragu.
  "Berarti kalian udah dekat dong, bantu gue ya Bin. Please, bujukin Key untuk bergabung"
Bintang refleks berdiri, wajahnya menyiratkan keberatan.
   "Ogah,gak mau. Itu bukan sengaja Kal, dia cuma kebetulan neduh di cafe gue. Bukan berarti dia mau dengerin kata kata gue gitu aja!"
   "Coba aja dulu, mungkin dia mau denger. Lo kan lagi famous famousnya,mungkin dia terpengaruh"
Haikal tetap membujuk.
   "Apaan, lo mabuk ya? Gak mau!"
   "Jangan sama kayak Key dong, gak mau mulu. Ayo dong  Bin, tolongin gue sesekali kenapa sih? Gua kan sahabat lo"
Haikal memasang wajah sesedih mungkin, membuat Bintang menggeram kesal.
   "Shit! Oke, gue tolongin tapi gue gak janji dia bakal bilang iya! "

Haikal bersorak lalu merangkul Bintang lalu menenteng tasnya,mereka lalu keluar dari ruangan Osis.
   "Gue traktir es krim deh"
   "Lo kira gue bocah?! "
Haikal kembali tertawa,ada perasaan lega di dalam hatinya. Ia merasa urusan ini akan beres di tangan Bintang.
*
*
*
   "Gak mau! "
Key menggeleng tegas membuat Wendy menggaruk kepalanya bingung.
   "Kenapa sih Key? "
Wendy mendekatkan posisi duduknya dengan gadis berkuncir itu. Sementara Anna menatap Key dengan wajah datar dan tangan terlipat di depan dada.
   "Wendy!!coba lo pikir,pakai gaun dan high heels itu bukan gue banget! Apalagi kalau nanti harus di make up dan rambut gue digerai, gua gak bakal tahan! "
Key menjelaskan dengan wajah kesal, kenapa semua orang berubah jadi pemaksa sekali hari ini, terlebih padanya?
   "Sekali doang kok! "
Wendy belum menyerah.
   "Coba aja Key untuk sekali ini aja"
Kali ini Anna mendukung Wendy.
Key menggeleng lagi, kali ini lebih tegas dan penuh tenaga.
   "Dasar keras kepala"
Rutuk Wendy di dalam hati.
   "Padahal lo kan cantik Key, kenapa sih gak lo coba aja. Hitung hitung kan nolongin Haikal.Dia juga pastinya gak mau, tapi ini kan ide anak anak osis."
Anna ikut membujuk.

Key terdiam, sebenarnya Key kasihan melihat wajah Haikal, cowok itu terlihat cukup terbebani. Key melirik Wendy dan Anna yang masih menatapnya.

Teman temannya benar, apa salahnya menolong temannya sendiri, lagi pula Haikal kan cukup baik padanya.

   "Kasih gue waktu buat mikir"Ucap Key akhirnya.
Wendy bersorak sedangkan Anna tersenyum lega. semoga Key memilih keputusan yang benar.
*
*
*
   "Hai Ka! "
Johan menepuk pundak Raka saat cowok itu duduk di kursinya.
Di ikuti dengan teman temannya yang mulai mendatangi tempat duduknya.
   "Kenapa kemarin tiba tiba batal nginap? "
Kali ini Leta yang bersuara.

Raka menggaruk tengkuknya dengan cengiran.
   "Hehe, sorry.Nyokap tiba tiba parnoan karena adek gue pulang telat dan gak bisa dihubungi"
   "Terus, Key gimana? "Anggi yang duduk di sebelahnya ikut menimpali.
   "Baik baik aja sih, dia cuma kehujanan"
   "Lo Sayang banget sama Key?"celetuk Johan
   "Iya dong, dia kan adiknya! Gimana sih lo"ketus Bunga.
Raka kembali nyengir.
   "Sorry ya Than, gue malah gak jadi nginap"
   "Santai, gue mah fine fine aja,yang cemas banget tu, itu tuh.. "Ethan menunjuk Anggi dengan dagunya membuat Raka menoleh pada gadis berbando hitam itu.
   "Eh, a, apaan sih.. Bu, bukan.. "
   "Makasih deh lo udah khawatir sama gue "Sela Raka sambil memberikan senyuman terbaiknya, membuat Anggi seketika bungkam.
   "Ya ampun, muka Anggi merah!"Pekik Bunga histeris, membuat teman temannya menatap wajah Anggi yang semakin memerah.
   "Udah ah, berhenti ngegodain gue!"Anggi buru buru menutup wajahnya dengan buku.

Sontak saja teman temannya semakin tertawa.
Raka tersenyum lebar, jujur saja Anggi terlihat begitu manis demgan ekspresi  itu..
*
*
*
Makasih untuk yang udah nunggu dan mendukung dengan sepenuh hati.. 😍😍
  

  

Key dan RaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang