Tiga puluh lima

18 5 0
                                    

  "Pagi!"
Raka mengeryit menatap Anggi yang tersenyum cerah padanya.
  "Pa,pagi"
  "Oh ya,Lo nanti siang ada kelas gak?"
Raka menggeleng patah patah

Cowok itu sama sekali tidak mengerti,kenapa Anggi masih bisa bersikap baik baik saja setelah kejadian kemarin,padahal Raka sudah mempersiapkan hati seandainya nanti gadis ini menjauhinya.

Gadis mana yang tidak apa apa setelah hatinya dipatahkan.
Tapi,Anggi masih tetap tersenyum cerah,mengajaknya mengobrol,seolah mereka tidak pernah punya masalah.
Mengagumkan.

   "Gue minta tolong dong Ka,gue punya tugas yang harus di kumpulin jam 3 nanti,tapi gue punya janji nanti siang,tolong print tugas gue,boleh gak?"
 
  "Boleh"
Anggi tersenyum lega lalu merogoh saku roknya,menyodorkan flashdisk nya.
   "Makasih banyak ya Ka"
   "Ya,gak apa apa"
Setelahnya,Anggi sibuk mengeluarkan bukunya,menulis sesuatu.

Raka berusaha fokus pada ponselnya,tapi matanya tetap tidak mau beralih dari gadis dengan jumpsuit itu.Raka ingin bicara,tapi takut itu malah semakin menyakiti Anggi.

Seharusnya ini bagus,seolah tidak ada apa apa,tapi,Raka merasa ini tidak adil untuk Anggi.Apa Anggi benar benar baik baik saja?

  "Gi.."
Anggi menoleh,mengehentikan gerak tangan nya.
  "Soal kemarin,gue.."
  "Gue baik baik aja"
Anggi menyahut cepat.Tersenyum manis,membuat Raka semakin merasa jahat.
   "Itu bukan alasan gue harus jauhin elo"
Gadis ini seolah bisa membaca pikiran nya.
Raka menghela nafas pelan lalu mengangguk,mencoba ikut tersenyum.

Semoga semuanya benar benar baik baik saja.

Anggi mencengkram pulpen nya.Raka tidak perlu tau,dia sebenarnya sakit,menangis,terpukul,kepalanya memintanya menyerah,tapi hatinya menolak untuk mundur.

Anggi menghela nafas pelan,dia berharap hatinya akan segera membaik.
*
*
*

"Wah,wah,di luar ekspetasi ya?"
Fiya menyambut putra putri nya.
Key tersenyum lebar,lalu buru buru loncat dari motor Raka tepat saat kakak laki lakinya itu mematikan mesin motor.

Tadi,Key sengaja minta dijemput Raka dan saat Raka datang cowok itu harus terkejut karena Key ternyata berhasil melakukan tantangannya.

Key dengan penuh bangga memamerkan dirinya yang masih setia dengan gaya feminim.Walaupun kalah dalam pertaruhan ini,Raka tetap tertawa lalu mengacungkan jempolnya.

   "Lihat,Key bisa kan Ma!"
Fiya tertawa,kemudian mengelus pucuk kepala putrinya.
   "Berarti,Raka kalah dong"
Raka nyengir sambil mengelus tengkuknya,"ini diluar renacana Ma"

Key tertawa,merasa sangat puas bisa mengalahkan Raka,mematahkan semua hipotesis nya.
   "Harus tepatin janji ya Ka!"
   "Iya bawel!"
  
   "Oh ya Ka,tadi Anggi datang loh"
   "Eh,ke,kenapa Ma?"
   "Katanya buku kamu ada yang ketinggalan,terus dia kasih itu"
Fiya menunjuk kotak di qtas kursi panjang di depan rumah.

Sebelum Raka kembali bertanya,Key sudah lebih dulu berlari penasaran dengan kotak berwarna merah muda itu.
  "Wah,cupcake!"
Raka ikut mendekat, perasaan nya gundah.Gadis itu tidak menjauh atau menyerah,dia begitu baik, kenapa Raka tidak bisa jatuh hati?
Anggi membuat nya dilema.
  
   "Ciee,Raka,kenapa sih gak langsung official aja?"
Raka mendecakkan lidah lalu menjitak kening Key pelan,
  
   "Official jidat lu,udah ah,gue capek!"
Raka mengambil alih kotak itu dari tangan Key,membawanya masuk.
  
   "Loh,kok dibawa Ka?"
   "Lah,dia kasih nya untuk gue kan?"
Key mendengus, menggerutu pelan,
Sementara Fiya terkekeh melihat dari jauh.
Pertengkaran kecil mereka selalu saja mengundang tawa.
*
*
*

   Gadis itu meletakkan sisir di atas meja riasnya.Matanya menatap pantulan diri di cermin,rambut hitam sepundak,wajah yang menawan itu terlihat murung,suram.

   "Argh!!"
Alika  menggeram,tangannya terkepal erat,matanya terpejam kemudian setetes air mata keluar di sudut matanya,yang kemudian di susul buliran buliran lainnya.

Ia menutup wajahnya dengan telapak tangan,terisak,dadanya sakit,dia terus di hantui rasa bersalah ini,dirinya penuh dengan penyesalan yang tak terbendung.

Alika,gadis yang masih terus terisak itu menatap cermin,menatap wajah nya,menyumpahi diri sendiri,
  "Bodoh!gue bodoh!"

Tangannya terkepal,menahan tangis yang akan jatuh lagi.

   "Bintang,kenapa Lo gak mau dengerin gue?"

   "Tolong Bin,gue..minta maaf"
Alika tak mampu lagi,suara parau itu lalu kembali terdengar.
*
*
*



Key dan RaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang