Delapan belas

49 7 2
                                    

Anna
Key, gue tiba tiba gak bisa pergi. Lo pergi bareng Wendy aja ya... Maaf Key:)

Key membaca pesan itu lesu. Jarinya bergerak men-scroll layar ponselnya, mencari nama Wendy disana. Masih dengan wajah lesu, Key membuka kembali pesan yang 5 menit yang lalu baru di terimanya.

Wendy
Key, gue tiba tiba punya acara keluarga, Have fun bareng Anna ya..
Sorry banget Key..

See! Sekarang dia harus bagaimana?
Sepulang sekolah tadi, dia mengajak Anna dan Wendy untuk pergi ke pasar malam di dekat rumahnya, mumpung mereka tidak punya tugas untuk besok, terlebih lagi malam ini adalah hari terakhir sebelum pasar malam itu pindah ke tempat lain.

Key bersandar di sofa kecewa. Dia benar benar bosan sekarang, Mama dan Papa pergi ke pesta rekan Papa dan baru pulang pukul 10 malam nanti, sementara sekarang baru  pukul 8.
Dan Raka, cowok itu pergi menemui teman temannya,tadinya Raka mengajaknya tapi karena akan pergi dengan Anna dan Wendy,Key menolak ajakan itu dan sekarang ia menyesalinya.

Key mengetuk ngetuk layar ponselnya dengan ujung jari.
   "Ayolah Key, lo bisa pergi sendiri! "
Gumamnya pada diri sendiri.
Gadis itu pun berlari lari kecil ke kamarnya, untuk mengganti hotpants nya denga jins panjang dan kaos putih lengan pendeknya dipadukan dengan gardigan merah kotak kotak selutut ditambah sneekers merahnya,rambutnya yang semula di gulung ia kuncir.

Key menatap pantulan dirinya di depan cermin sesaat, lalu dengan cepat meraih ponsel dan dompet yang segera di masukkan ke dalam kantong gardigannya.

Setelah mengunci kamar, Key berjalan cepat keluar rumah dan langsung mengunci pintu rumah lalu mengantonginya ke kantong jins.
Sebelum pergi, Key menyepatkan diri mengirimi Mamanya pesan.

Send to Mama
Ma, Key pergi ke pasar malam sebentar ya..
Kunci rumahnya Key bawa.
*
*
*
Key menatap kios warna warnivdengan wajah sumringah dan tangan di kantong gardigan. Matanya sibuk menoleh ke kanan dan ke kiri dengan antusias. Terlebih ketika melihat banyaknya jajanan yang dijajakan, sepeti permen kapas, bakso dan jagung bakar dan lainnya.
Tapi, gadis itu kembali merasa berat saat dia sadar bahwa ia datang sendiri ke tempat ramai ini. Key cepat cepat menggelengkan kepalanya, berusaha melupakan perasaan kecewanya. Dia harus tetap in the good mood disini.

"Ayo Key, lo harus bersenang senang! "
Key menepuk kedua pipinya pelan, menyemangati diri sendiri.
Gadis berkuncir kuda itu mulai mendekati dari satu kios ke kios yang lain. Kakinya terus bergerak dari kedai permainam permainan kecil, lalu membeli arum manis, jagung dan bakso bakar yang sedari tadi menggodanya.
Key terus berkeliling sampai matanya terhenti pada sebuah kastil dengan menara tinggi.

   "Mau coba masuk?"
Key cukup kaget dengan suara yang tiba tiba itu. Seorang cowok dengan topi hitam menutupi setengah wajahnya berdiri tak jauh dari tempat nya, ikut menatap kastil itu.
   "Em,ini wahana apa? "
Cowok itu tertawa pelan, lalu telunjuknya bergerak menunjuk puncak kastil, Key mengikuti arah tunjuk cowok itu.
'RUMAH HANTU'
tulisan itu tertera jelas dan seketika membuat Key bergidik.
    "Ru,rumah hantu? "
Cowok itu kembali tertawa,kali ini lebih keras karena melihat ekspresi ngeri pada wajah Key.
    "Ternyata lo takut yang beginian ya? "
Key melotot, sebenarnya siapa cowok ini?
    "Lo siapa? "
Sekali lagi, tawa renyah itu kembali terdengar, tangannya melepas topi berlidah itu dari kepalanya. Seketika Key menganga tidak percaya.
Bintang berdiri disana dengan senyum lebar.
   "Hai Ra.. "
   "Lo ngapain disini hah?"
Seru Key jutek, Bintang mengedikkan bahunya.
Flash back On
Bintang menatap kios kios dengan wajah datar,ia tampak tidak tertarik.
Pikirannya sedang bercabang, antara membantu Haikal atau tidak. Jujur saja, ia tidak tau harus bagaimana membujuk gadis yang ia panggil Ra itu.
Bintang mengehela nafas pelan, ia pikir dengan pergi ke pasar malam, ia akan mendapatkan ide tapi..
Bintang tiba tiba menghentikan langkahnya,matanya membulat karena kaget mendapati  gadis yang ia maksud tengah membeli bakso bakar di salah satau kios.
   "Ra? "
Bintang reflek menarik lidah topinya lebih dalam, guna menutup wajahnya. Pikirannya kembali berkecamuk, ia harus bagaimana sekarang?
Di saat bimbang itulah matanya menangkap sebuah kastil tulisan RUMAH HANTU.,Bintang tiba tiba punya ide.
Flash back Off

Key dan RaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang