Empat puluh tiga

37 5 3
                                    

   Raka melirik kursi disebelah nya, kenapa dia belum datang?
Cowok itu melirik arlojinya,seharusnya dia sudah datang jam segini!

Ia baru akan merigoh ponselnya saat terdengar suara pintu terbuka.
Seorang gadis masuk,seperti biasanya ia datang lalu menyebar senyuman ke seluruh penjuru kelas.

Raka tanpa sadar bernafas lega, matanya tidak bisa beralih sampai gadis dengan kuncir kuda itu duduk di kursi sebelahnya.

   "Pagi! "Anggi melempar senyumnya
Raka tersenyum lebar,untuk pertama kalinya dia benar benar menunggu Anggi menyapanya.

   " Gimana lo sama Key? "
   "Udah baikan,makasih banyak, ini juga berkat lo! "
Anggi tersenyum lalu menggeleng,
   "Bukan, semuanya dari lo, gue cuma mendorong sedikit"
   "Gue tergolong banget,makasih banyak Gi! "
Anggi mengangguk mantap.
 
Setelahnya hening, Anggi mulai sibuk dengan bukunya dan Raka sibuk meyakinkan diri dengan rencana nya.

Cowok itu berdehem pelan lalu kembali menoleh, menatap Anggi.
   "Gi, akhir pekan nanti, lo punya waktu kosong? "
Gerak tangan Anggi terhenti, gadis itu menatap Raka dengan alis bertaut, ini tidak seperti biasanya.
  
   "Punya sih,kenapa? "
Raka tersenyum lega laku memperbaiki posisi duduk, menatap Anggi lekat, membuat gadis itu gugup, jantung nya berdegup kencang sekarang.

   "Eng, gue mau ngajak jalan, kalau lo.. gak keberatan sih"
Anggi terkesiap, Raka mengajaknya jalan duluan?!, gadis itu menggigit bibir bawahnya pelan, menekan rasa gembira yang nyaris meluap.

   "Bo-boleh kok, mau ketemuan dimana? "
   "Gak usah, biar gue jemput! "
Deg!
Anggi tidak percaya dengan pendengaran nya, kenapa cowok ini tiba tiba berubah, beberapa hari lalu Anggi masih harus berlari untuk mengejar langkah Raka, namun sekarang cowok itu bersedia berbalik,menunggunya,apakah ini sebuah harapan?

   "Oke!"
Raka tidak bisa berbohong, kali ini hatinya puas sekali melihat senyum lebar di wajah gadis itu.
*
*
*

   "Makasih Bin! "
Bintang menerima helm yang disodor Key.
  "Gue balik ya! "
Bintang menghidupkan mesinnya,
  "Iya, hati hati! " Key melambaikan tangannya sampai sosok Bintang tidak lagi terlihat.

Gadis itu berjalan ringan masuk,sampai terdengar suara heboh dari dalam rumah.
Key yakin itu suara mamanya, setengah panik Key berlari masuk.

Sesampainya di ruang tengah, Key melongo melihat Mamanya yang masih bersorak heboh.
  "Ma.. Kenapa? "
Mendapati putrinya sudah pulang membuat Fiya berlari mendekat lalu memeluk Key erat.

  "Kamu lulus Key! "
Kening Key berlipat.
   "Lulus apa? "
Fiya melepas pelukannya lalu menggenggam kedua tangan Key.
  "Kamu ingatkan pernah ikut seleksi untuk kuliah di luar negeri? "

Key mengangguk patah patah, itu tes yang ia ikuti saat akhir kelas 11,ujian yang mengambil kandidat yang akan diberi beasiswa untuk kuliah di luar negeri,dinilai berdasarkan nilai rapot dan setelah mengikuti ujian nasional, perserta yang lulus seleksi sebagai kandidat harus mengirimkan nilai akhir mereka untuk dipilih kembali.

   "Kamu lulus sayang! "
Fiya menatap putrinya dengan mata berbinar.

   "Se-serius Ma? "
Fiya mengangguk mantap, Key sontak memeluk Mamanya, itu kabar bagus!!

  "Nah, sekarang kamu harus lebih giat untuk ujian nasional nanti ya, itu penentuan terakhir, kalau kamu berhasil, setelah kelulusan kamu bisa langsung pergi! "
Fiya memberi pesan masih penuh semangat, sementara Key teringat akan sesuatu.

Setelah kelulusan ya, berarti sebentar lagi, bagaimana dengan hubungannya dengan Bintang, apa.. dia harus meninggalkan Bintang juga?
*
*
*

Alika menatap layar ponselnya, sudah lebih dari seminggu sejak dia mengirim pesan pada gadis itu, kenapa tidak ada balasan?

Alika menelungkupkan wajahnya dia atas bantal.
Key..
Ia berharap gadis itu bisa membantu nya. Saat ini hanya Key yang mau didengar Bintang, apakah Key mau membantunya untuk berdamai dengan Bintang?

Alika menghela nafas pelan, kalau dengan cara ini tidak bisa, berarti dia harus bicara langsung dengan Key.
Gadais itu mengepalkan tangannya yakin, ya, dia harus bicara dengan Key!
*
*
*
Key menutup mulutnya karena lagi lagi menguap.Ia melirik jam dinding, pukul 8,masih terlalu cepat untuk tidur,gadis itu menghela nafas pelan, menatap tumpukan buku di hadapan nya.

Kabar soal ia yang lulus tes siang tadi membuatnya harus belajar extra, terlebih karena kedua orang tuanya begitu bersemangat soal ini.

Key menyandarkan kepalanya di atas meja belajar, memikirkan apa yang terjadi kalau dia benar-benar lulus, meninggalkan semua yang ada di sini, meninggalkan teman teman nya, lingkungan nya dan.. dia harus meninggalkan Bintang..

Key menggigit bibir nya, dia tidak mau itu terjadi, tapi dia juga tidak mungkin mundur sekarang,ada yang berharap banyak padanya.
Key mengerang, memikirkannya, membuatnya semakin kesal.

Tiba tiba ponselnya berdenting, tangannya bergerak meraih ponsel, membaca pesan singkat yang masuk, seketika saja senyumnya merekah.

Bintang
Mau ke dermaga?
*
*
*
   "Wah! "
Reaksi nya tetap akan sama, walau ini ini bukanlah kunjungan pertamanya ke dermaga dengan langit penuh Bintang itu.

Bintang mengekori langkah Key yang kini sudah duduk di pinggiran dermaga.

   "Seneng banget? "
   "Ya, tempat ini bikin candu! "
Bintang terkekeh lalu merangkul Key merapat kan tubuh gadis itu dengannya.

   "Lo juga, bikin candu! "
Key tergelak,lalu menyandarkan kepala nya pada pundak Bintang.

   "Kalau ini jadi tempat favorit gue juga, boleh gak? "
   "Boleh, tapi ada Syarat nya! "
Kening Key berkerut, gadis itu menatap Bintang bingung,
   "Apaan? "

Bintang nyengir lalu meminta Key mendekat dengan tangan nya.
  "Sini gue bisikin! "
Key ragu ragu mendekatkan wajahnya, dan..
Cup!
  "Nah, lunas! "
Key meraba pipinya, gadis itu menatap Bintang kaget. Cowok itu senang sekali mencium pipinya tiba-tiba.

Bintang  menggaruk tengkuknya, merasa tidak enak melihat wajah terkejut Key,
   "Maaf.. "
Melihat wajah bersalah Bintang, Key tersenyum,lalu mencubit pipi Bintang pelan,
   "Makanya jadi orang tuh, jangan usil!"
   "Aw! Sakit Ra! "
Key tertawa lalu melepas cubitan nya, menyisakan tanda kemerahan di pipi pacarnya.

   "Em, ngomong ngomong, gue masih penasaran sama lo Bin"
   "Penasaran apa? "
Bintang masih sibuk mengusap pipinya yang perih.

   "Kenapa lo manggil gue Ra, padahal semua orang panggil gue Key? "
   "Ya.. karena kalau Ra itu cuma punya gue! "
   "Ha? " Key menatap Bintang bingung,melihat Key yang tidak paham membuat Bintang menghela nafas panjang.
Bintang menepuk pucuk kepala Key pelan,

   "Semua orang boleh manggil lo Key,karena Key itu milik semua orang, tapi Ra cuma untuk gue, cuma gue yang boleh pegang tangan Ra, cuma gue yang boleh elus rambut Ra, cuma gue yang boleh cubit pipinya, cuma gue yang boleh peluk dia, cuma gue yang boleh gombalin Ra, cuma gue yang boleh cium pipinya, cuma gue yang-"
   "Cukup! Banyak amat? "
   "Lah iya dong, lo kan pacar gue, pokoknya Ra cuma punya gue! "

Key mengerutkan keningnya walau akhirnya tawanya menyembur.

   "Iya iya, gue cuma punya lo,cuma miliknya Bintang Ahza Putra! " Key sama bersemangat nya membuat Bintang tersenyum lebar lalu memeluk Key gemas.

   "Janji ya Ra, lo gak ninggalin gue! "
Key menepuk nepuk punggung Bintang pelan,
   "Iya, gue janji.. "
Ahh..
Key memejamkan matanya, bagaimana kalau dia pergi nanti, apa reaksi Bintang, apa cowok itu akan menerima keputusannya, apa dia akan siap jauh dari Bintang setelah semua hal hal manis ini?

Key mengeratkan pelukannya, jujur dari dalam hatinya, dia tidak yakin bisa menepati janji itu, bahkan mungkin ia harus mengingkari nya..
*
*
*
Please..
Tolong vote dan comment nya! 😘
  
  
  

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Key dan RaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang