Enam

55 9 0
                                    

   "Lo ketemu lagi sama tu cowok?!"Wendy membelalakkan matanya.Key mengangguk yakin.
   "Ehm.."Gadis dengan bandana di kepalanya itu mengelus ujung dagunya.Anna yang sibuk dengan ponselnya menoleh sekilas.
   "Itu..jodoh apa takdir ya?"goda Wendy menyikut Key pelan.
Key mendengus,"itu namanya sial!"
   "Hahaha,terserah Lo aja deh Key"
Anna ikut tergelak di balik ponselnya.

   Key kembali mendengus,membuat Wendy kembali terkekeh.
   "Besok minggu ya,gue boring di rumah.Ada yang punya rencana gak?"gadis dengan rambut bergelombang itu  mengganti topik pembicaraan.Anna menggeleng pelan,lalu kembali fokus pada ponselnya.Wendy mengeluh lalu menyandarkan kepalanya di atas meja.
Tapi,Key tiba-tiba menjentikkan jarinya.
   "Gue punya tempat bagus,ke sana yuk!"
   "Jangan ke toko buku ya,gue gak mau mati kutu!"Wendy langsung memberikan peringatan.
   "Ke sana itu kemana?"Anna akhirnya beralih dari ponselnya.
   "Tenang,kita ke cafe kenalan gue,tempatnya bagus kok!"
Anna dan Wendy saling pandang menimbang-nimbang.
   "Oke,gak masalah"Wendy mengacungkan jempolnya,Anna mengangguk setuju

Key tersenyum lebar,tak sabar bertemu Tante Nala lagi.
*
*
*

"Serius gak perlu gue anterin?"tanya Raka sambil memandang Key yang sedang mengikat tali sepatunya.
   "Iya,gue naik taksi aja"Key bangkit dari posisi duduknya.
Key maraih tas Selempang ya lalu memperbaiki pakaiannya sesaat.
   "Gue pergi ya.."Key melambaikan tangannya lalu berlari keluar pagar rumah untuk mencari taksi.Dia sudah bilang pada teman-temannya untuk berkumpul di depan sekolah.
*
*
*
"Key!"Wendy melambaikan tangannya saat melihat Key yang turun dari taksi.Wendy terlihat cantik dengan kaos lengan panjang motif Tartan dan hotpants hitam.Rambut ikalnya digerai dengan Bando putih di kepalanya.

   "Udah lama?Anna mana?"Key celingak-celinguk mencari temannya itu.
Wendy menggeleng untuk soal pertama dan mengedikkan bahu untuk soal kedua.

   "Wendy,Key!"Anna berlari-lari kecil membuat rok selututnya sedikit berkibar.Gadis itu kali ini mengepang rambut panjangnya.
   "Hai,Na!"Key melambaikan tangannya.
   "Kenapa ngumpulnya di sekolah?"Wendy menoleh ke arah bangunan di belakang mereka.
   "Cafenya dekat sini.."jelas Key,gadis berkuncir itu lalu membenahi ikatan rambutnya yang mengendur.
   "Ngomong-ngomong,tumben Anna paket rok.."goda Wendy sambil terkekeh,Key pun ikut tergelak.
   "Bawel!"dengus Anna kesal,wajahnya bersemu karena malu.
   "Ya udah,ayo pergi!"Key segera menggandeng lengan kedua sohibnya,menyusuri trotoar.
*
*
*

   "Ya ampun,Key!!"sesuai dugaan,Tante Nala akan histeris melihatnya datang,terlebih membawa dua orang teman.
   "Tante senang kamu datang!"Nala menggenggam tangan Key lembut,Key tersenyum kikuk lalu menoleh ke arah kedua temannya yang tampak kaget.Nala mengikuti arah pandang Key.
   "Kamu bawa teman sayang?"
   "Eh,iya Tan,ini Anna dan Wendy"Key memperkenalkan kedua sahabatnya.

Nala manggut-manggut lalu mempersilahkan Key dan teman-temannya untuk duduk.Wanita dengan rambut hitam sepundak itu lalu kembali sibuk dengan pekerjaannya.
   "Gila,asek banget kenalan lo"celetuk Wendy saat mereka sudah mendapatkan tempat duduk.Key nyegir dengan tangan mengelus tengkuknya.
   "Saudara Lo?"tanya Anna sambil melirik Tante Nala yang masuk ke dapur.Key menggeleng,lalu dia mulai menceritakan bagaimana dia bisa bertemu dengan Tante ekspresif itu.
   "Ouh,gitu ya.."kedua gadis itu lalu manggut-manggut paham.
   "Tapi,cafe ini memang bagus.."Wendy memutar pandangannya untuk dapat melihat setiap sisi ruangan.Key mengangguk cepat,setuju.
   "Silahkan,mau pesan apa?"seorang pelayan datang dengan buku menu dan notes kecil.
  Anna lalu membacakan pesanan mereka.Si pelayan dengan cekatan mencatat di buku notesnya.
   "Baiklah,mohon di tunggu sebentar"
Ucapnya lirih sambil membenahi poninya yang nyaris menutupi sebelah matanya.Key mengangguk sopan,si pelayan pun berlalu.

   Tak lama berselang,Tante Nala kembali menghampiri mereka,kali ini sebuah celemek menutupi pakaian nya.
   "Kalian udah pesan?"
   "Udah kok Tan.."
Nala tersenyum puas.
   "Kalian masih SMA kan?"
Key dan kedua temannya spontan mengangguk.
   "Kalau begitu,sama-"
   "Ma,jangan tinggalin adonan yang lagi di panggang dong!"
Kalimat Nala terhenti karena seruan tiba-tiba itu.

Key dan RaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang