Dua puluh sembilan

23 5 2
                                    

   Gadis itu melirik arloji di pergelangan tangannya,15:35.Seharusnya dia sudah keluar dari kelasnya kan?

   Mata hazelnya menatap gedung-gedung di hadapannya,lalu menghembuskan nafasnya berat.Hatinya begitu sakit saat kembali mengingat kesalaham masa lalunya.
   "Bin,maafin gue.."
*
*
*
   Nicho menggerumutukkan gignya geram.Rahangnya mengeras dan tangannya terkepal,menahan emosi.
Kakinya melangkah dengan tegas ke gedung dua.Gedung bahasa.
   Ingatannya masih sangat ingat apa yang ia dengar beberapa menit lalu.
Flash back on
   "Eh,Nich,gue punya info menarik untuk Lo"
Cowok yang masih sibuk dengan tugas nya itu hanya melirik sekilas wajah antusias Aldo,temannya.
   "Apaan?"
Aldo terkekeh,seolah apa yang akan ia sampaikan itu amat menarik
   "Gue liat si Key,gebetan Lo itu,di cafe kemarin"
Kening Nicho saling bertaut.
   "Terus?itu menarik buat Lo?"
Aldo menggoyangkan telunjuknya
   "Bukan itu,tebak dia lagi sama siapa?"
Kali ini Nicho mengangkat kepalanya,membuat Aldo semakin semangat.
   "Bintang! speechless kan?"
Nicho terdiam,seketika ia merasa sangat kesal,tangannya mengepal erat,dan tanpa menunggu lagi,ia langsung bangkit,berlari ke luar kelas,mencari sosok itu.Ahza.
Flash back off
Nicho tak mampu lagi menahan emosinya,setelah Alika lalu sekarang Key?Kenapa cowok itu selalu cari masalah dengannya?

   Ketika kakinya sampai pada tempat yang ia tuju,matanya menelusuri setiap sosok kelas,mencari orang dengan wajah menyebalkan itu.
   "Dimana Ahza?!"
Beberapa pasang mata tampak kaget lalu kepala mereka ikut mencari-cari orang yang dimaksud.
   "Ahza?Ahza yang mana ni Nich?"
Salah seorang cowok dengan kacamata bertanya, memecah kebingungan.
Nicho mengerang,
   "Bintang!dimana dia?"
Sekali lagi,penghuni kelas itu saling lirik.
   "Dia baru aja keluar,katanya mau ke ruang OSIS"Kali ini salah seorang siswi yang angkat suara.
Langsung saja,Nicho kembali menggeram lalu segera meninggalkan ruang kelas dengan dada memanas.

   Nicho mempercepat langkahnya,matanya bergerak cepat mencari sosok yang diincarnya.Langkahnya semakin cepat saat penglihatannya menangkap sosok tinggi yang tengah berjalan melewati lapangan upacara.Nicho dengan cepat menarik lengan Bintang kasar lalu melayangkan pukulan tepat di wajahnya.Pukulan keras itu langsung membuat Bintang jatuh dengan sudut bibir berdarah.
   "Brengsek!"
Bintang menatap Nicho bingung,ada apa dengan cowok ini, kenapa tiba tiba menyerang?
   "Setelah Alika terus sekarang Key?"
Sekali lagi,Nicho melayangkan tinjunya bahkan sebelum Bintang berdiri.
Bintang merasakan sakit di tulang pipinya.Tertatih,cowok itu beidiri laku meludahi darah dari mulutnya.
   "Nich,Lo salah paham,gue.."
   "Gue gak percaya!Lo udah ambil semua dari gue!!"
Nicho bergerak memukul lagi tapi Bintang dengan cepat menghindar.
Dia benar benar tidak paham kenapa Nicho tiba tiba mengamuk,tapi sia sia saja menjelaskan ,cowok ini tidak akan mendengarkan.Tidak pilihan lain..
   "Ayo kita selesaikan secara laki laki"
*
*
*
  "Wow!
Key menatap antusias gaun di hadapannya.Gaun berwarna navy itu tergerai cantik di hadapannya.Gina yang berdiri di sebelah Key menatap bangga,gaun bertile yang dihiasi bunga bunga kecil di ujung lengan dan kakinya.

   "Kalian yang bikin?"
Gina mengangguk mantap.
   "Anak kelas menjahit yang bikin sebulan lalu,bagus kan?"
Key mengangguk setuju lalu mengitari gaun itu dengan mata takjub.
   "Jadi,sekarang Lo coba dulu ya gaunnya,si Haikal udah tadi"
Key mengangguk patuh,matanya melirik Haikal yang tengah sibuk berdiskusi dengan anggota OSIS yang lain.

   "Lo bisa tes disana!"
Gina menunjuk sebuah ruangan kecil sambil mencatat sesuatu di bukunya, lagi,Key mengangguk patuh. Saat Key hendak meraih gaunnya,
   "BRAAK!"
Pintu ruangan tiba tiba di buka secara kasar.Bagas datang dengan wajah panik,membuat beberapa orang langsung mendekat,termasuk Haikal.
   "Kenapa Gas?"
Key ikut mendekati cowok itu,mengabaikan gaunnya.
   "Bintang Kal!"ucap Bagas dengan nafas terengah engah .
   "Bi,Bintang?kenapa Bintang?!"Haikal jadi semakin panik.
   "Di,dia.. berantem sama Nicho di lapangan!"
Haikal mengumpat pelan lalu buru buru meninggalkan ruangan diikuti beberapa orang yang ingin tau.
   "Ya Tuhan,apa lagi coba?!"
Gina mengusap rambutnya gusar,
   "Ck,Key..Lo cepetan coba ba-,loh,si Key mana?"Gina celingak celinguk mencari gadis berkuncir itu tapi terlambat,Key sudah lebih dulu berlari mengikuti Haikal.
*
*
*
   "Buk!"
   "Setelah semua ini,Lo masih berani ganggu hidup gua?!"Nicho menarik kerah baju Bintang kasar,namun lawan bicaranya tersenyum sarkastik lalu menepis tangan Nicho sebelum melepas pukulan keperut lawannya itu,membuat Nicho meringis dan terbatuk.
    "Ini bukan salah gue,Lo yang terlalu payah,pecundang!"
Nicho menatap Bintang sengit,tangannya bergerak melepaskan tinju dan Bintang tidak mau mengalah,dia pun bersiap dengan pukulannya saat tiba tiba,
   "Cukup!"
   "Berhenti!"
Gerakan kedua cowok itu harus terhenti saat tiba tiba dua orang gadis menahan tubuh mereka.

  Bintang mengerjap melihat Key dengan mata berkaca kaca memeluknya,menahan gerakannya,tapi dia harus lebih terkejut sat melihat gadis yang berusaha menenangkan Nicho.
  "A,Alika?"
Nicho pun sama kagetnya,menatap tidak percaya gadis bermata hazel itu.
  "Li,lika..Lo.."
  "Cukup Nich,cukup!jangan lagi,tolong.."
Key menatap gadis dengan rambut legam sebahu itu.
  "Jadi,itu Alika?"
Sebelum pulih semua keterkejutan,
   "Bintang,Nicho!"suara menggelegar itu mengalihkan perhatian seluruh siiswa yang sedari tadi menonton tanpa berani melerai.Pak Aryo datang dengan galaknya diikuti Haikal.
   "Kalian berdua,ikut saya ke ruang Kepala Sekolah!"
Tidak punya pilihan,dengan tertatih tatih mereka mengekori Pak Aryo.
   "Seharusnya,Lo tau resikonya Bin,"
Ucap Haikal lirih tepat saat Bintang berjalan melewatinya.
   "Maaf Kal,gue ngerepotin Lo lagi"
Haikal mengalihkan pandangannya,cowok itu sekuat tenaga mengontrol emosi ya.Matanya lalu bertemu dengan mata gadis yang ia jumpai 2 tahun silam,dengan langkah tegas Haikal mendekati Alika,mentap gadis itu tajam.
   "Kenapa Lo datang lagi?"
   "Gu,gue..cu,cuma mau memperbaiki semuanya."Alika menunduk,tidak berani menatap tatapan itu.
Haikal mendecih,tangannya mengusap rambut frustasi.
   "Pergi,udah cukup semua yang pernah Lo lakuin untuk Bintang!"
Alika menggeleng kuat kuat,
   "Please,jangan usir gue Kal,gue punya penjelasan,gue mohon.."
Haikal menggeram kesal,
   "Kali ini tolong pikir resikonya Lik!"
Haikal berlalu meninggalkan Alika yang kembali menunduk,menyembunyikan isaknya.
Key menatap gadis yang sekuat tenaga menahan tangisnya itu,ada perasaan iba di dalam hatinya.
*
*
*
Key menatap ruang Kepala Sekolah cemas,Bagas di sebelahnya pun sama cemasnya.Namun,Key tidak bisa beralih pada sosok Alika yang ikut menunggu,sepertinya,dialah yang paling cemas.

Beberapa menit kemudian,3 cowok itu keluar dengan wajah yang sama kusutnya.
Alika langsung saja mendekati Bintang,
    "Bin,gue mau bicara.."
Bintang menghela nafas lirih lalu melirik Haikal yang membuang muka,tidak peduli dan Nicho yang mendecih penuh kebencian dan saat matanya bertemu dengan mata Key menatapnya penuh kekhawatiran, tangannya bergerak menepis tangan Alika dari lengannya.
   "Gue capek Lik,tolong.."
   "Gu,gue mohon Bin,sebentar aja,lo harus dengar penjelasan gue!"
   "Penjelasan yang mana lagi?setelah semua kebohongan itu,Lo mau ngomong apa lagi?!"suara Bintang meninggi,membuat Alika menatapnya dengan mata berkaca kaca.
   "Lik,tinggalin dia!!"
Nicho menarik Alika,memaksa gadis itu untuk menatapnya.
   "Enggak!Lo gak ngerti Nich, Bintang,gue mohon!"
Alika masih mencoba menahan Bintang tapi cowok itu tetap tidak peduli bahkan saat Alika terisak dengan air mata jatuh membasahi pipinya.
    "Bintang,gue mohon..."
    "Kenapa Lik,kenapa Lo gak pernah ngelihat ke arah gue?!"
Nicho mencengkram kedua bahu Alika,tapi gadis itu tetap menggeleng dengan Isak tangis,
  "Lo gak paham Nich.."
Key mengepalkan tangannya,matanya menatap punggung Bintang yang sudah menjauh,serumit ini kah masalahnya?Key menatap Alika,gadis itu,sebenarnya apa yang mau ia katakan?
*
*
*
   Setelah kejadian itu,Nicho diturunkan dari wakil ketua OSIS dan kedua cowok itu harus di skors selama 3 hari.
Key tetap tidak tenang,dia penasaran.Gadis itu yakin Alika punya alasan,seandainya Bintang mau mendengarkan,apa hubungan mereka akan membaik,kembali seperti dulu?

Key tiba tiba merasa sakit di lubuk hatinya...jujur saja,dia tidak mau,tapi..
*
*
*

Key dan RaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang