Vera nyaris menjatuhkan sapu yang di pegangnya saat melihat Bintang datang.Masalahnya adalah,cowok itu tidak datang sendiri,ada orang lain yang duduk di belakangnya,orang yang Vera harap tidak akan datang lagi.
"Hai Ver?"Key menyapa Vera ramah.
Vera mendengus lalu mengangguk seadanya.
"Mama ada di dalam?"
Tanya Bintang sambil meletakkan helmnya.
Ekspresi Vera seketika berubah saat Bintang berbicara padanya.
"Ada kok,Tante Nala di dapur"
Bintang mengangguk paham lalu menarik lengan Key, melunturkan kan garis senyum Vera, seketika.
Key menurut ditarik Bintang tapi,matanya melirik Vera yang cemberut,Key paham tatapan itu.Dia jadi merasa tidak enak.Bintang menariknya terus masuk,mengabaikan tatapan penasaran beberapa pelayan.Cowok itu berhenti tepat di depan sebuah pintu.Saat pintu dibuka,Key tidak bisa tidak terpana.
Ruangan berdinding putih itu penuh dengan bau mentega,telur,tepung,coklat dan kopi.Di tengah tengah berdiri seorang wanita dengan rambut di gulung dan celemek yang sudah sedikit terkena tepung.Ia sibuk mengaduk adonannya.Perhatian wanita itu harus teralih saat melihat putranya datang dan dia tidak sendiri.
"Loh,Key?"Sama seperti hari hari sebelumnya,Nala selalu antusias.Namun,pandangannya terhenti pada tangan mereka yang saling bertaut.
Sadar akan arah pandangan ibunya,Bintang buru buru melepaskan genggaman itu,membuat Key meringis,malu.
Nala terbahak,membuat Bintang cemberut dan Key mengusap tangannya gugup.
"Jadi,ada apa?"
Bintang menghela nafasnya pelan.
"Bintang mau minta libur hari ini Ma"
Nala terbelalak,"Loh,kalian mau jalan bareng?"
Key buru buru menggeleng kikuk,"Aku cuma mau minjem buku kok Tan"
Nala terkekeh,lucu melihat wajah malu malu gadis di hadapannya ini.
"Bisa sih Bin,tapi Ben lagi pergi ambil kiriman barang.Kamu gantiin dia bentar ya?"
Bintang mengangguk patuh,tapi matanya melirik gadis di sebelahnya,merasa tidak enak meninggalkan Key.
"Ya udah,Key disini aja bantuin Tante"Nala memberi solusi,mengerti tatapan ragu putranya.
Key tersenyum antusias,itu terdengar menyenangkan.
"Boleh Tante!"
Bintang melirik Key,gadis itu terlihat senang.
Setelahnya,Bintang mengganti pakaiannya lalu segera melakukan tugasnya di meja barista.
Sementara Key sudah terpikat dengan adonan dan potongan coklat di dapur.
*
*
*
"Eh Bin,Lo kok masih kerja?"Ziyan,salah satu pelayan part time mendekati Bintang yang sibuk meracik kopi.
Bintang menoleh heran,
"Kenapa?"
Ziyan mengintip ke arah jendela yang menghubungkan meja barista dan dapur,seolah mencari seseorang.
"Pacar Lo mana?"
Pertanyaan frontal itu nyaris membuat Bintang menjatuhkan cangkir kopi di tangannya.
"A, apa?"
Ziyan seolah tidak sadar dengan wajah Bintang yang memerah.
"Pacar lo mana?yang Lo bawa masuk tadi?"
Bintang menatap Ziyan kesal lalu meletakkan cangkir kopi itu di atas meja.
"Bukan urusan Lo,buruan antar ke meja 8!"
Ziyan menggerutu lalu segera meraih cangkir kopi yang disodorkan Bintang.
Seperginya Ziyan,Bintang melirik ke arah dapur.Gadis dengan rambut di kuncir itu tampak serius memperhatikan Nala menggiling adonan roti.Tanpa bisa di tahan,sudut sudut bibir Bintang tertarik, membentuk segaris senyuman,membuat gigi taringnya kembali mengintip.
Serasa ada sesuatu yang mendesir di dalam hatinya,perasaannya menghangat saat melihat gadis yang kini tertawa menikmati tangannya yang asyik menggiling adonan roti itu.Mungkin mamanya benar,dia,tanpa sadar punya perasaan pada gadis ceria itu.
"Bintang!"Bintang tersentak kaget,sementara Vera menatapnya kesal,wajah itu tertekuk sebal.
"Apaan sih,kaget gue!"
"Kamu melamun?aku udah manggil tiga kali!"
"Serius?gue gak denger,kenapa?"
Vera mendecik kesal,
"Itu,Ben udah balik.Dia butuh bantuan!"Vera menunjuk pintu masuk,disana berdiri pria 22 tahun yang sibuk menurunkan berdua dus kopi dari bagasi mobil.
"Oh,oke!"Bintang buru buru pergi menghampiri Ben,meninggalkan Vera yang masih kesal .
Vera beralih ke arah jendela yang menghubungkan antara meja barista dan dapur.Key tampak ceria dengan Nala.Kebersamaan itu membuatnya cemburu.Dulu,ada hanya dirinya di antara Nala dan Bintang.Sekarang,posisi itu harus tersisihkan.
"Aku,benci kamu Key.."
*
*
*
"Oh,udah sampai ya?"Nala beralih dari kegiatannya saat melihat Ben datang dengan kotak kotak bubuk kopi.
"Loh,kamu angkat sendiri?"
Tanya Nala sambil membuka salah satu kotak yang diletakkan di atas meja.
"Enggak Tan,dibantu Bintang kok"
Ben mengerling pada cowok yang masuk setelahnya.
Tanpa sadar Key mengikuti segala gerak gerik Bintang,sampai mata mereka gak sengaja bertemu.Bintang tersenyum manis,memerkan gingsulnya membuat Key ikut tertular senyuman manis itu.
"Ma,udah kan?Ben nya udah balik"
Nala menoleh pada putranya lalu terkekeh,
"Iya,nih Mama balikin Keynya"
Key tersipu,sementara Bintang memutar bola matanya kesal,jengah dengan keusilan Mamanya.Perlahan,Bintang menarik lengan Key lembut,membawanya keluar dapur.
"Siapa Tan?"Ben menatap gadis berkuncir itu penasaran.
"calon pacar nya Bintang..."
*
*
*
Raka merenggangkan ototnya setelah selesai dengan mata kuliah terakhir.Cowok itu melirik arlojinya,pukul 15:20.
Raka berniat akan pulang saat teringat Key.Mungkin gadis itu ingin dibawa pulangkan sesuatu.
Cowok itu lalu merogoh ponselnya,berniat menghubungi Key.Beberapa saat panggilan itu terhubung tapi suara wanita operator yang menyahut.
Raka menatap ponselnya heran,
"Tumben gak di angkat?"
*
*
*
"Nih!"Bintang meletakkan setumpuk buku di atas meja.Mereka memilih duduk di salah satu sudut cafe,di meja untuk dua orang.Key menatap takjub tumpukan buku itu.
Luar biasa...
Dia yakin bakal kenyang dengan buku buku itu.
"Baca sepuasnya,Lo bisa balikin kapan aja"
Key terkekeh senang lalu memasukkan tumpukan buku itu ke dalam tasnya.Tanpa sengaja tangannya meraba sebuah benda asing,perlahan tangannya menarik benda itu keluar,sebuah gelang?
"Loh,gelang?punya Lo?"
Bintang mengejutkan Key, gadis itu mengangguk lalu menggeleng.
"Jawaban Lo ambigu"Bintang menatapnya heran.Key meringis,dia tidak yakin ini miliknya,tapi gelang ini di dalam tasnya kan?Key mencoba mengingat ingat.Pada satu titik gadis itu teringat pada seseorang.
"Nicho!"
"Nicho?"Bintang membeo, bingung.
"Eh,maksud gue,gelang ini dari Nicho"Key menjelaskan lalu kembali memasukkan gelang itu ke dalam tasnya.
"Wah,dia sampai kasi Lo gelang,kalian dekat banget?"ini mungkin perasaanya saja,tapi Key merasa nada bicara itu agak aneh.
"Em,gak juga.."
Bintang manggut manggut,lalu kembali hening.Rasanya jadi canggung sekali.
Key memainkan ujung roknya,ada yang ingin dia tanyakan tapi..
"Lo naksir sama Nicho?"
Deg!
Key menatap Bintang bingung,kenapa dia tiba tiba bertanya hal itu.
"Kenapa?"
Bintang menatap gadis itu lekat sampai Key harus mengalihkan pandangannya karena tidak bisa mengontrol detak jantungnya.
"Gak apa apa"
Bintang berkelit.
Key menghela nafas pelan,
"Bin,Lo sebenarnya punya masalah apa sama Nicho?"
Bintang melirik sekilas lalu tersenyum sarkastis.
"Itu masa lalu"
Key terdiam,ragu untuk bertanya lebih lanjut.
"Kenapa?Lo kepo?"
Key,manyun,tidak suka disebut kepo tapi dia memang penasaran.
"Yaaa,mungkin Lo mau berbagi cerita"
Bintang memperbaiki posisi duduknya lalu melipat tangannya di atas meja,menatap mata gadis itu lekat,membuat Key kembali merasa hatinya seakan menjerit tak tahan,terlebih saat bibir itu kembali tertarik membentuk senyuman.
"Yakin mau dengar?ntar Lo malah takut sama gue"
"Gak bakal kok,itu kan masa lalu.Semua orang pernah punya cerita suram masing-masing kan?"Bintang terkekeh lalu mengelus pucuk kepala Key pelan.Memberikan sedikit getaran pada lawan bicaranya.
"Gue gak pernah cerita ini ke orang lain,tapi mungkin Lo pengecualian"
Key tersenyum tipis,sedikit tersanjung.
"Dulu,sebelum gue pindah ke kota ini..sebelum gue kenal lo.."
*
*
*
KAMU SEDANG MEMBACA
Key dan Ra
Novela JuvenilLo mungkin key untuk semua orang tapi lo satu satunya Ra untuk gue. Apa yang bakal lo pilih, cinta pertama lo atau cinta termanis lo?