Dua puluh enam

24 5 0
                                    

    "Siapa Bin?"
Bintang nyaris menjatuhkan ponselnya karena kaget,sementara Nala menatapnya dengan senyum usil.
Wanita itu sudah terlihat lebih baik.Satu yang selalu membuat Bintang suka dari mamanya,Nala selalu mampu mengembalikan keceriaan nya, membuat Bintang tidak perlu khawatir.Namun,Nala benar benar jatuh saat Papanya pergi,jangankan untuk menghibur Bintang, menenangkan diri sendiri pun Nala tak mampu.
   "Eng,siapa apanya Ma?"
Cowok itu mengelus tengkuknya dengan wajah bingung.

Nala mendecakkan lidahnya,
   "Itu,kamu nge-chat sama siapa?asik banget kayaknya"
Bintang menggeleng cepat,
   "Bukan siapa-siapa kok Ma.."
Nala menatap curiga,matanya menyipit menatap putranya.Bintang menelan ludahnya,ngeri melihat ekspresi mamanya.

Tak lama Nala menyerah lalu mengedikkan bahu.
    "Ya gak apa-apa sih gak mau kasi tau,tapi menurut Mama kamu harus cepat,nanti keduluan loh Bin"
Bintang reflek melongo,maksudnya apa?
Nala terkekeh,lucu melihat wajah Bintang.Tangannya bergerak mengelus kepala putranya.
   "Mama tau itu siapa,kalau memang suka ya..bilang Bin jangan di pendam-pendam,entar sakit loh.."
Bintang buru buru memperbaiki ekspresinya,
   "Apaan sih Ma,siapa yang suka siapa.Aku sama Keyra cuma temen"
Nala tertawa renyah,"Loh,memangnya itu Key?"
Deg!
Bintang mengacak rambutnya frustasi.Dasar..mamanya ini kalau iseng gak kira-kira.
   "Terserah kamu mau gimana,kalau mama sih yes aja Bin"
Bintang merasa telinganya memanas,
    "Tauk ah Ma,Bintang mau ke kamar dulu"
Nala kembali tergelak, sementara Bintang mempercepat langkahnya menapaki tangga.
    "Cepat cepat ya Bin,nanti dianya di ambil orang lain loh.."
    "Mama!"
*
*
*
Kelas sudah sepi karena beberapa penghuninya sudah beralih memenuhi kantin.
Kecuali Key yang asyik dengan ponselnya,Anna sibuk membaca dan Wendy yang menatap frustasi kedua sahabatnya.
   "Sumpah deh,kalian kenapa sih,magernya kok bareng?gue laper!"
Key mengalihkan pandangannya sesaat lalu terkekeh melihat Wendy yang bersandar di kursi dengan wajah cemberut.Anna menghela nafas pelan lalu merogoh tasnya,gadis itu lalu meletakkan sekotak bekal di atas meja.
Wendy reflek menegakkan tubuhnya.
    "Wah,Lo tau aja deh Na.."
Key juga beralih dari ponselnya,bekal Anna selalu menarik,setiap harinya berbeda dan menarik.
    "Bunda lagi sering nyoba nyoba buat dessert"
Anna memperlihatkan isi bekalnya,6 mini pie dengan toping buah yang di potong kecil-kecil.
    "Wah,Tante Ayu memang keren deh!"Wendy buru buru mencomot satu.Anna tersenyum tipis lalu ikut mengambil satu diikuti Key.
   "Eum,enak!"Wendy mengacungkan dua jempolnya penuh semangat lalu kembali mengambil sepotong.Key mengangguk setuju.Masakan Tante Ayu memang juara.

    "Oh ya,Alwi beli film horor baru kemarin,katanya sih bagus,mau nonton sepulang sekolah nanti?"Kata Anna
Wendy menjadi orang pertama yang setuju.Dia selalu percaya dengan selera adik laki-laki Anna itu.
Tapi,ada yang aneh.Keduanya langsung menoleh cepat ke arah gadis yang masih diam di tempatnya dengan wajah bingung.
   "Lo kenapa?ikut kan?"Anna menatap Key curiga.Gadis itu nyengir lalu menggigit bibir bawahnya,seolah bimbang untuk bicara.
   "Kenapa sih?"Wendy semakin tak sabaran
   "Gu,gue gak bisa..itu..eng"
   "Ada janji?"Anna menebak dan tepat sasaran.Key mengangguk patah-patah.
   "Sama siapa?"Wendy semakin kepo.Jarang sekali Key menolak tawaran menonton film,terlebih ini  genre favoritnya.
   "Itu..eng,Bintang.."
Seketika dua pasang mata itu mendelik kaget.
   "Ha?!Lo udah jadian sama Bintang?"
Wendy berseru heboh,membuat beberapa orang melirik mereka.
Anna buru buru menjitak kepala Wendy memintanya untuk kembali diam.
Key buru buru menggeleng,
   "Apaan sih Wen,gak ada apa apa kok,gue cuma mau pinjem bukunya"
Wendy ber-oh pendek.
  "Terus,sejak kapan kalian sedekat ini?"Anna ikut ingin tau.
   "Emm,gak tau..mungkin karena kami sering gak sengaja ketemu.Ternyata dia juga penggila horor dan dia punya banyak koleksi novelnya!"Key bercerita penuh semangat.
Anna tersenyum tipis,sementara Wendy menatapnya usil.
   "Lo naksir ya?"
Blussh!
Seketika wajah gadis itu memerah,apa perasaan nya sejelas itu.
   "Eng,enggak kok.."Key menutup wajahnya dengan telapak tangan,menyembunyikan rona di pipinya.
Wendy semakin tergelak,gadis itu terlalu mudah di baca.
   "Haha, hati-hati loh Key,cinta biasanya datang kalau kita udah nyaman"
Key cemberut,Wendy semakin senang menggodanya.Anna ikut tertawa melihat wajah kesal Key.
   "Apa sih Wen,cuma temen!"
Key masih giat mengelak.
Wendy mengedikkan bahu,Key tidak pandai berbohong.Wajah itu masih jelas memerah.
   "Ya udah Wen,jangan di ganggu terus"Anna menengahi
   "Iya,tapi nanti jangan lupa cerita cerita ya sama kita!"
Key merasa pipinya semakin memanas.
   "Wendy!"
*
*
*
   "Pulang sekolah nanti Lo punya acara gak Bin?"
Tanya Haikal sambil menyendok nasi gorengnya.
Cowok di hadapannya melirik sekilas lalu mengangguk pelan.
   "Kemana?"
Bintang yang masih sibuk dengan bola baksonya mengerutkan kening,
   "Lo kok kepo?"
   "Gak yang aneh aneh kan?"Haikal menatap penuh selidik
   "Ck,enggak!"
   "Ya udah,gue ikut ya?"
Bintang mendelik lalu menatap Haikal,cowok itu buru buru menggeleng.
  "Gak!Lo gak boleh ikut!"
Haikal mengerutkan kening dengan reaksi berlebihan itu.
   "Lah,kenapa?Lo pasti nyembunyiin sesuatu kan?"
   "Bu,bukan gitu..gue mau-"
   "Jadi?"
Haikal semakin mengintimidasi,membuat Bintang tidak bisa mengelak.
   "Gue punya janji sama Ra"jawabnya cepat,malas berdebat.
Haikal terdiam sesaat.
   "Nanti makanan kita lu yang bayar ya?"
   "Ha?"Bintang mengerutkan kening tidak mengerti.
   "Ya,pajak jadian"
Bintang nyaris tersedak,kenapa temannya itu bisa menyimpulkan sesuka hati?
   "Pajak jadian apaan?"
   "Lah,belum ya?terus Lo mau ngapain sama Key?"
   "Bukan urusan Lo?kalau nebak mikir mikir dong!"ketus Bintang
Haikal mengedikkan bahunya cuek,
   "Habisnya kalian sering bareng kan?"
   "Cuma kebetulan"
   "Terus,nggak mau dilanjutin?"
Bintang menantap Haikal yang menyeringai menyebalkan.
   "Tauk ah!"Bintang mulai jengah karena selalu disudutkan.
Haikal terkekeh, wajah itu terlihat lucu dengan pipi yang memerah.
   "Kalau gue sih oke oke aja Bin,gue rasa juga Key gak bakal kayak Alika kan?"

Kata kata itu sedikit menyentil hati Bintang,dia merasa tersindir.
Dulu,Haikal adalah orang pertama yang protes tentang hubungannya dengan gadis di masa lalunya itu walau pada akhirnya cowok itulah yang menjadi tempat pertama Bintang mengadu.Ya..itu yang namanya sahabat kan?
*
*
*
Key buru buru memasukkan bukunya saat bel pulang berbunyi.
Tangannya bergerak cepat,seirama dengan jantung nya yang berdetak tak biasa.
Ting!
Pesan masuk,
Bintang
Ra,gue udah di parkiran..

Pesan singkat itu semakin membuatnya berdebar.Kenapa?padahal ini buakn yang pertama kali kan?
   "Jadi pergi bareng Bintang?"Tanya Anna sambil meraih tasnya.
Key mengangguk patah patah.
   "Good luck ya Key!"Wendy mengacungkan jempolnya dengan senyum usil.
Key bersungut sungut.
   "Ya udah,Lo buruan gih!"Anna segera menengahi.
Masih dengan wajah cemberut,gadis itu berjalan keluar kelas sambil merapikan seragamnya lalu kuncir rambutnya.
  "Udah cakep kok Key.."
Wendy kembali menggodanya.Key mendelik kesal lalu mempercepat langkahnya,meninggalkan Wendy dan Anna yang masih sibuk tertawa.
*
*
*
Bintang menghela nafas pelan,mencoba menetralkan perasannya,cowok itu mengusap kepalanya pelan,kenapa dia jadi gelisah begini?

Bintang merasa jantungnya berdebar tak keruan.Aneh..
   "Bintang!"
Bintang tersentak kaget, terlebih sat gadis itu kini berdiri di sebelah nya.Ia tidak bisa lagi mengendalikan jantungnya,semoga Ra tidak mendengar suaranya yang terlalu keras.
   "Udah lama ya?"
   "Enggak kok,ya udah, naik!"
Key mengangguk dengan senyuman cerahnya.
Gadis itu naik perlahan dengan berpegangan pada bahunya.
   "Pegangan!"ucapnya lirih
Key ragu ragu berpegangan pada bahu cowok itu,ada perasaan aneh menjalar di hati nya.
Bintang tersenyum tipis saat merasakan tangan Key yang mencengkram pundaknya.

Perlahan,Bintang mulai menghidupkan motornya,membawanya membelah jalan raya.
*
*
*

  

   

  


  

Key dan RaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang