Empat

48 10 0
                                    

   "Pagi Key!"
Key terkejut dengan Nicho yang tiba-tiba muncul di hadapannya.
   "Eh,pagi.."
   "Ke kelas bareng yuk!"ajaknya dengan senyum merekah.
Key reflek mengangkat sebelah alisnya.
   "Bareng?bukannya gedung IPA sama gedung IPS beda ya?"

  Nicho terdiam kikuk.Dia lupa arsitektur sekolah yang memisahkan kelas berdasarkan gedung jurusan.
  Di sekolah ini ada lima gedung dengan gedung ke tiga sebagai gedung utama dan yang paling besar .

  Gedung pertama dihuni kelas X 1-3 dan kelas XI 1-3.Gedung kedua,kelas XIIbBahasa1-3,lab bahasa dan perpustakaan.Gedung ketiga,ruang guru,aula utama,ruang rapat guru UKS dan lobi.Gedung keempat,kelas XII IPA 1-3,ruang OSIS,lab biologi,dan lab kimia.Gedung kelima,gedung terakhir,kelas XII IPS 1-3,lab komputer dan gedung olahraga.

   "Ya..gak apa-apa deh,biar gue anterin sampai ke kelas"Nicho masih belum menyerah.
   "Boleh aja,tapi gue kelas XII IPA 1,di atas,Lo juga kelas XII IPS 1 kan?Lo yakin gak bakal capek naik turun tangga?"
Nicho kembali terdiam,ragu.
   "Gak apa-apa deh Nich,gue pergi sendiri aja.Lo langsung ke kelas Lo gih! Semangat ya untuk hari ini!"Key menepuk bahu Nicho pelan lalu berlari-lari kecil ke gedung empat di sebelah kanan.

Nicho menatap punggung Key yang kian menghilang.Nicho tak bisa menyembunyikan senyumannya.
  "Manis.."
*
*
*
  
   "Pagi!"Key menyapa dengan ceria seperti biasanya.Menularkan mood bagus pada teman-temannya.

   "Key,udah ngerjain tugas kimia belum?tiba-tiba Wendy datang dengan wajah panik.
   "Udah!"jawab nya sambil duduk di sebelah Anna.
   "Pinjem!!!!"Seru Wendy kelewat keras,membuat Key nyaris terjatuh.
dari kursinya.
   "Lo belum ngerjain?"Key mengudek tasnya,mencari buku kimianya.
   "Belum,si Anna nyebelin banget.Dia gak mau bantuin gue!"Wendy bersungut-sungut lalu menatap Anna sinis,yang di tatap menatap balik dengan wajah 'bodo amat'.

   "Nih!"tanpa basa-basi,Key segera memberikan bukunya,membuat Wendy bersorak girang.Gadis itu buru-buru kembali ke kursinya.

   "Lo manja-in terus tuh anak!"cetus Anna kesal.
Key hanya tertawa,mengerti benar tabiat Anna.
   "Key,tadi gue ngelihat Lo bicara sama Nicho di depan gerbang,kenapa?"Anna mengalihkan pembicaraan.Wajahnya berubah serius.

Key mengangguk,membenarkan.
   "Gak ada apa-apa,dia cuma nyapa terus minta nganterin gue sampai ke kelas,tapi gue tolak"
   "Yang bener?"Anna mendekatkan tubuhnya pada gadis berkuncir itu.
Sekali lagi,Key mengangguk.
 
Anna menghela nafasnya pelan,
   "Lo sadar gak sih Key, Nicho itu kayak coba deketin elo"Anna langsung saja melontarkan apa yang ada di kepalanya.Key meringis dengan Anna yang blak-blakan.
   "Gue tau kok"jawabnya lirih.
   "So?"Gadis dengan rambut sepunggung itu mulai geregetan.
   "Em,gue gak tau harus gimana Na"
Anna mendengus kesal,lalu melirik Wendy yang masih sibuk dengan kimianya.
   "Lo suka sama dia?"Anna kembali menoleh pada Key.Spontan saja,gadis berkuncir itu menggeleng cepat.
   "Gue cuma menghargai Na,biasanya juga gue ramah ke semua orang kan?gue gak benci Nicho,jadi gue gak mau ngejauhin dia"Key menjelaskan dengan kepala tertunduk.
   "Kalo gitu,kasi dia penjelasan sebelum dia semakin berharap!"Key mengangguk patah-patah,ia akan coba turuti permintaan Anna.
  
   "Huaa,akhirnya selesai!thanks ya Key!"Wendy mengembalikan buku Key sambil melirik sinis ke arah Anna.Anna langsung mendelik galak membuat Wendy meringis ngeri.
   "Eh Key, Nicho gimana?"Wendy menatap Key usil,seolah menggoda.
   "Ya..gak gimana-gimana"Key menjawab polos
   "Ih,gak asik!"Wendy mendengus.
   "Apaan sih,Key gak ada rasa apa-apa sama Nicho Wen.."sahut Anna cepat.
Wendy sontak terbelalak.
   "Serius?!"
Key mengangguk kalem.
   "Itu idola sekolah Key!"Wendy mengucapkannya dengan penuh dramatis.
   "Gak usah ngedrama!"Anna menoyor jidat Wendy kesal.Si pemilik jidat meringis kesakitan.
   "Pokoknya,ikuti kata hati Lo Key,gue cuma kasi saran!"Anna menoleh pada Key yang langsung di sahut dengan anggukan,lagi.
   "Gak usah noyor kepala gua juga kali!"seru Wendy kesal masih dengan tangan yang mengelus jidatnya.
Anna menatap acuh tak acuh.

Key tertawa kecil melihat Anna dan Wendy yang jarang sekali akur.Key terbiasa dan dia menikmatinya,terkadang itu menjadi hiburan tersendiri baginya.
*
*
*
   "Key!"
Gadis berkuncir itu reflek menoleh saat namanya di panggil.

Seorang gadis berkacamata mendekatinya yang tengah mengobrol dengan Anna dan Wendy di kelas.
   "Ya?"Key menatap gadis itu bingung,dia tidak merasa mengenal gadis ini.
   "Lo Key kan?"tanya gadis itu,memastikan.
Key mengangguk ragu,sedangkan Anna dan Wendy saling pandang bingung.
Gadis berkacamata itu tersenyum lega.

   "Ini ada titipan buat Lo"gadis itu menyodorkan sekotak coklat kehadapan Key,membuat ia dan dua temannya terbelalak.
   "Dari siapa?"Key menatap gadis itu penuh selidik.
   "Nicho,dia suruh gue kasih ini ke elo"
Key seketika mematung.
   "Kalo gitu gue cabut ya"
Key kembali tersadar lalu menerimanya ragu-ragu.
   "Ma,makasih.."
Si gadis mengangguk lalu segera keluar dari kelas.
   "Gila!dia nekat banget!"Wendy menatap coklat itu takjub.
   "Gimana nih?"Key meletakkan kotak coklat itu di atas meja.
   "Apanya yang gimana?"Wendy menatap Key heran
   "Lo tinggal makan kan?ouh,Lo lagi diet ya?kalo gitu untuk gue aja ya"tangan Wendy bergerak untuk meraih coklat yang menggoda di atas meja itu,namun sebelum ujung jarinya berhasil menyentuh kotak itu, Anna dengan cepat meraihnya,menjauhkannya dari Wendy.
   "Jangan bodoh deh Wen!"Anna menatap Wendy galak
   "Apa lagi sih Na?salah mulu deh gue.."gadis itu merenggut kesal.
   "Dengar Key!Lo harus bilang sama Nicho,kalo Lo gak bisa bales perasaan dia.Ini demi perasaan dia dan perasaan Lo sendiri Key!"Anna menatap sahabatnya lekat.
   "Tapi,di,dia masih belum bilang apa-apa kan.Gua gak mau mikir terlalu jauh"
   "Jadi,Lo maunya gimana Key?"
   ""Ah,gak tau!Key mengacak rambutnya frustasi.

Anna menghela nafas pasrah,dia tau memaksa Key bukanlah pilihan yang baik.
   "So..how about itu?"Wendy mengerling pada kotak coklat di tangan Anna.
   "Untuk Lo aja!"Key bangkit dari kursinya lalu berjalan gontai keluar kelas,dia tidak peduli bel akan berbunyi sebentar lagi.
 
Anna tidak mencegahnya,dia  membiarkan gadis itu pergi.Membiarkan Key sendiri.Anna memang selalu mewanti-wanti setiap cowok yang ingin mendekati Key atau Wendy tapi,terkadang itu membebani Key yang tidak ingin peduli dengan hal sejenis ini.
*
*
*
  
  

  

 
 

Key dan RaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang