Tiga puluh enam

22 4 0
                                    

   "Loh,kok.."
Wendy menatap Key kecewa.
Padahal hari ini dia sudah asyk membayangkan,kira kira Key akan berpenampilan bagaimana.

Key nyengir,
   "Maaf ya Wen, bikin Lo kecewa"

Hari ini Key datang dengan kemaja flanel merah yang lengannya digulung sesiku,jins hitam,sepatu kets hitam,rambut coklatnya digulung dan dimasukkan ke dalam topi berlidah hitamnya,membuat tengkuknya  terlihat.Sekilas cewek itu terlihat seperti  laki laki.

    "Sebenarnya ada apa?Lo kok berubah rubah gini?"
Anna mengerutkan keningnya heran.

   "Jadi,kemarin tuh gue taruhan sama Raka,dia minta gue untuk jadi femenim seharian"
Anna dan Wendy saling pandang lalu menghela nafas pelan.

Jelas saja kemarin itu tidak real,Key tetap Key.

   "Terus,sekarang balas dendam nih ceritanya?"
Wendy menaikkan satu alisnya, menggoda.
Key nyengir,
   "Anggaplah begitu"
   "Padahal sayang banget"Wendy masih saja kecewa.
   "Gak apa apa kan,ntar malam juga gue bakal pakai gaun kan?"
Key membela diri,Wendy mendengus,tidak lagi menanggapi.

   "Udah lah,jangan ngambek gitu,yuk gue traktir!"Key memberikan penawaran
   "Wah,kayaknya hadiah taruhan Lo gedek ya?"
Anna melipat tangannya di depan dada,
Key terkekeh,
   "Lumayan,Raka kasih setengah uang jajan bulanannya"
   "Wih,ayok!"
Wendy langsung merangkul Key penuh semangat,membuat Key tertawa kecil sementara Anna hanya geleng gelang kepala.
Cepat sekali suasana hatinya berubah..
*
*
*
   "Wah,datang lagi nih?"
Haikal menyambut mereka saat ketiga gadis itu memasuki cafe kecil itu.
   "Iya,ada yang ketagihan"
Anna menunjuk Key dengan ujung matanya.
   "Apaan sih Na!"
   "Gak apa apa kok Key,kami paham!"Haikal tergelak lalu bertos dengan Anna.
Menggoda Key selalu menyenangkan.

   "Cepetan dong,gue laper!"
Wendy berseru tidak sabar.
  "Ya udah,kalau gitu gue ke belakang dulu ya"
Haikal pamit kemudian pergi meninggalkan mereka.

   "Tuh ada meja kosong!"Anna menunjuk sebuah meja di sudut kanan.Wendy langsung menarik Anna mendekat.

Key baru akan menyusul saat tiba tiba matanya menangkap sosok Bintang yang sibuk di meja barista.

Cowok dengan kemeja hitam itu lagi lagi terlihat memukau.
Dia terlihat begitu serius,tanpa sadar Key tersenyum,teringat bagaimana manisnya dia menemani nya kemarin.

   "Key!"
Seruan itu membuyarkan lamunan Key,matanya lalu sibuk mencari cari asal suara.Wendy melambaikan tangannya tidak sabaran dari salah satu meja,di depannya Anna sibuk dengan ponselnya.

Key meringis pelan,dia melamun.Buru buru gadis itu mendekati teman temannya namun,dia sangat ceroboh karena sampai menabark seseorang yang berjalan dengan kopinya.
"BRAAK!"
Cowok yang ditabrak itu mengerang kesal, pasalnya kopinya kini tumpah membasahi pakaian nya.

Key mengumpati diri sendiri di dalam hati.Dibalik topinya gadis itu bisa melihat cowok itu begitu kesal.

   "Woy!kalau jalan pakai mata,begok!"
Bentak cowok bertubuh besar itu,tak berapa lama beberapa orang ikut mendekat.Key menekan topinya lebih dalam,mencoba menutupi wajahnya.
   "Eh tulul,dengar gak?!"
Cowok itu mendorong bahu Key keras,gadis itu meringis pelan.
   "Jir,Lo budeg ya?!!"

Key meremas ujung bajunya,ketakutan.Key tidak berani mengangkat kepala, sementara cowok itu terus memojokkannya.

  "Sialan,Lo remehin gue!!"
Suasana semakin panas,cowok ini pasti salah mengira Key sebagai laki laki karena penampilan nya.

Sekarang semua pasang mata menatap mereka,membuat Key semakin gemetaran.Dia harus bagaimana?

  "Ck,gila ni orang,bisu kali ya?"
  "Coba Lu pukul,siapa tau keluar suaranya!"
Salah seorang di belakangnya menyahut,membuat tubuh Key menegang.
Gawat!
   "Haha,coba kita lihat"
Cowok itu mengambil ancang ancang menyerang,tangannya terkepal,hendak memukul Key.
Key baru hendak mundur saat cowok itu menarik kerah bajunya,

Key dan RaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang