Enam belas

42 8 0
                                    

   "Bintang, gue pinjem handpone dong. Mau kabari orang rumah"
Key menatap cowok yamg masih menikmati kopinya itu penuh harap.
   "Oh, tunggu!"
Bintang pergi dan kembali beberapa manit kemudian dengan ponselnya.
   "Nih"

Key menerimanya dengan penuh terima kasih. Ia berharap mamanya tidak cemas dan panik karena dia tidak mengabarinya sampai malam hari.
Setelah beberapa jeda, panggilan itu pun akhirnya terhubung, dengan hati hati Key mendekati ponsel itu ke telinganya.

   "Halo? "
Terdengar suara mamanya yang lesu.
   "Mama, ini Key.. "
   "Ya Tuhan, Key! "
Key  tersentak dan reflek menjauhkan ponsel itu dari telinganya.
   "Iya ma.. Maaf ya ma, Key gak kabarin Mama"
   "Ya ampun, kamu dimana? Kok belum pulang? "
   "Tadi hujan ma,jadi Key berteduh di tempat teman dulu"Jawab Key sambil melirik Bintang yang sibuk dengan menatapnya.
   "Handpone kamu kenapa?kok gak kabari mama? "
Kali ini Fiya benar benar kesal karena putrinya membuat nya cemas setengah mati.
   "Lowbath ma, Key juga gak punya ongkos untuk naik taxi"
   "Jadi, kamu mau pulang gimana?jangan naik taxi,udah malam"
   "Belum terlalu malam kok ma.. "Key memainkan ujung bajunya,dia tidak mau merepotkan siapapun lagi.
   "Gak!biar mama suruh Raka yang jemput kamu.Share lokasi kamu sekarang! "
   "Eh, tapi Raka kan lagi gak di rumah ma.. "
Terlambat, Fiya memutuskan pembicaraan itu secara sepihak.
   "Ya ampun mama, kok dimatiin sih"
Key menatap layar ponsel sambil menggerutu

   "Makasih ya Bin"
Key mengembalikan benda pipih itu pada pemiliknya setelah selesai mengirimkan alamat cafe pada Fiya.
   "Raka siapa? "
   "Eh? "
Key menatap wajah yang bertopang dagu itu heran.
   "Raka siapa? "
Bintang mengulang pertanyaanya dengan wajah datar.
    "Oh, Raka itu-"
   "Loh, udah minum kopi rupanya. Teh tante gak laku dong"
Tiba tiba Nala datang dengan celemek  yang menutupi pakaiannya.

Key tersentak, dia lupa dengan teh yang sudah mendingin di atas meja.
   "Ya ampun, maaf Tante.. "Key buru buru mengambil cangkir teh di atas meja.
Nala tertawa pelan lalu  mengambil alih cangkir teh dari tangan Key.
   "Gak apa apa kok.Oh ya,kamu pulangnya gimana? Bentar lagi jam 8 loh.. "
   "Iya tan, sebentar lagi dijemput"
Nala manggut manggut lalu tiba tiba tersadar akan sesuatu.
   "Oh ya, tunggu sebentar"

Key menatap Nala bingung sambil menyisir rambutnya dengan tangan  lalu menguncirnya asal. Tak lama kemudian Nala kembali dengan sebuah kotak di tangannya.
   "Nih, untuk kamu"
Key menatap kotak itu ragu.
   "Makasih Tante, tapi aku jadi gak enak. Setiap kali aku datang selalu di kasih sekotak kue"
   "Gak apa apa kok, biar kamu betah bolak balik ke sini"
Nala menyidorkan kotak itu dengan senyum lebar.
Akhirnya, Key pun menerima kotak itu dengan senyuman tipis.
   "Dijemput siapa Key?"
   "Sama Raka tante?"
   "Ouh, kakak laki laki kamu yang kemarin itu ya? "
   "Kakak? "
Bintang yang sedari hanya menonton,akhirnya bersuara.
   "Lo punya kakak? "
   "Ya, Raka itu kakak gue"
Bintang manggut manggut seolah tidak peduli lalu kembali menyesap kopinya.
*
*
*
Mama Fiya
Ka, tolong jemput Key di Jalan Putra Raj, di cafe Bintang. Dia gak bawa uang,handponenya juga lowbat. Tolong ya Ka, mama cemas..

Raka membaca pesan itu dengan mata terbelalak. Key pulang bimbel jam lima sore tadi,dan sekarang sudah jam 20:20.
Kenapa dia baru minta di jemput sekarang?
   "Ada apa Ka? "
Ethan memecah lamunan Raka.Cowok itu menatap teman teman yang sedang seru bermain play station.

   "Ada masalah? "Anggi ikut bertanya
Tidak peduli dengan pertanyaan pertayaan itu, Raka buru buru meraih topi dan jaketnya,membuat semua temannya menatapnya bingung.
   "Sori, gue harus cabut"
Anggi mengikuti langakah Raka sampai ke depan pintu.
   "Kenapa? Lo kok buru buru"
Raka tergesa memakai sepatunya, tidak peduli dengan pertanyaan Anggi yang mengikutinya sampai ke pintu keluar.
   "Gue harus jempit Key. Udah makem, gue khawatir. Sori ya Gi"
Anggi menatap sosok yang menghidupkan mesin motornya itu dengan wajah kecewa.
   "Lo bakal balik lagi? "
Tanya Anggi penuh harap. Raka menoleh sekilas
   "Setelah gue pastiin Key aman dan selamat"
Jawabnya lugas.Setelahnya Raka langsung tancap gas membelah jalan raya.
Anggi tersenyum hambar,
   "Gue harap lo bakal balik Ka.. "
*
*
*
"Key, kamu di cariin tu di luar.. "Vera datang dengan wajah ditekuk key menoleh ke arah pintu. Sebuah motor yang tidak membuat Key tersenyum gurang.

   "Tan, aku udah dijemput. Aku pamit ya.. "Key mencium punggung tangan Nala.
   "Iya, datang lagi ya kapan kapan"
Nala mengelus kepala Key lembut.
Jangan!
Vera menjerit di dalam hati, berharap itu tidak perlu terjadi.

Key meraih tas dan sepatunya yang masih basah lalu bergegas keluar cafe. Nala diikuti Bintang mengekori langkah Key keluar cafe. Cowok yang sama,yang dilihat Bintang di foto dan yang ia jumpai minggu lalu duduk di atas motor dengan wajah khawatir.

   "Kenapa baru minta di jemput sekarang? "
Semprot Raka tepat saat Key mendekat.
   "Sori.. "lirih Key.
   "Rambut lo kok basah? "
   "Kehujanan?"
   "Ck, "
Raka mendecakkan lidahnya kesal, lalu matanya beralih pada kaki Key yang telanjang.
   "Sepatu lo basah juga? "
Key mengangguk takut.

Setelah Raka, dia akan dimarahi abis abisan di rumah oleh mama.
Raka menoleh pada Nala yang tersenyum menatap mereka,saat itulah matanya tidak sengaja bertemu dengan mata Bintang.
"Loh, dia kan temennya Key kemarin, anak pemilik cafe ini ya? "
   "Ka, yuk pulang, dingin.. "
Lirih Key sambil menggosok gosok telapak tangannya.

Lamunan Raka terpecah, lalu buru buru mengangguk,sebelum Key naik ke boncengannya, cowok itu langsung melepaskan topi dan jaketnya. Tanpa diminta, cowok itu langsung  memakaikannya ke tubuh adiknya,dan cewek itu sama sekali tidak terkejut, seolah itu adalah hal biasa.

   "Makasih Tante, maaf Key udah ngerepotin"
Ucapa Raka mewakili.
   "Gak apa apa kik, Key gak ngerepotin"
Key menepuk pundak Raka pelan, ucapannya itu membuatnyavterlihat buruk.
  "Hati hati ya Key, mampir aja kapan kamu mau"
  "Iya tante, makasih banyak"
Key melambaikan tangannya. Setelah iti motor itu melaju membelah jalan raya.

   "Seneng banget kalau dia bisa datang setiap hari, iya kan? "
Gumam Nala lalu menjawil lengan putranya

   "Yang ada kita bangkrut ma kalau tiap dia datang mama kasih satu kotak kue kayak gitu"
Nala cemberut,
   "Iya deh, gak lagi"
   "Tapi, dia cantik kan Bin, udah dulihat dari dekat loh, kalian omongin apa aja tadi? "

Bintang mendecak kesal lalu segera kemvali masik ke cafe tanpa mempedulikan gurauan mamanya.
Nala mengikuti langkah Bintang sambil tertawa.
  "Kenapa sih Bin? Jawab dong"
  "Mama! "
Bintang berseru kesal, sontak tawa Nala pecah,sementara Bintang menggerutu sambil melangkah  masuk ke dapur.
*
*
*
   "Yang tadi temen lo kan? "
Suara Raka memecah kesunyian perjalan pulang mereka.
   "Bintang? "
   "Mana gue tau namanya"ketus Raka. Key meringis, benar juga.
    "Iya, temen gue ,tapi beda jurusan"
Raka manggut manggut lalu kembali fokus pada jalanan.
   "Ka.. "
   "Emm"
   "Nanti kalo gue dimarahin mama,tolongin ya.. "
Raka terkekekh, ternyata Key akan hal itu.
   "Iya, gue tolongin.. "
Key bernafas lega,
   "Tolong lihat"
Key bersungut sungut lalu memukul bahu Raka pelan.
   "Ih, gue serius Ka!"
   "Tenang aja Key, mama gak bakal marah kok, percaya deh.  "
Key menggaruk kepalanya frustasi.
Masa iya mama gak marah?
*
*
*
   "Key! "
Fiya menyambut putrinya dengan penuh histeris.
   "Rambut kamu kok basah?sepatunya mana? kamu gak apa apa kan? "
Key menatap mamanya linglung
   "Mama, aku baik baik aja"
Fiya bernafas lega.
   "Ya udah, kamu langsung mandi ya, mama udah siapain air hangat untuk kamu dan Raka cepet ganti baju!"
   "Tapi ma, Raka harus balik ke rumah Ethan"
   "Gak usah, di rumah aja. Mama harus pastikan kalian aman malam ini! "
Fiya lalu menarik lengan kedua anaknya masuk ke rumah.
Key dan Raka saling pandang lalu tertawa geli.
   "Oh ya Ma, ini ada kue dari mama temenku"
Key menyodorkan kotak pemberian Nala.
   "Wah, kalau begitu mama buatkan teh hangat ya."
Fiya dengan sumringah membawa kotak itu ke dapur.
Seperginya Fiya ke dapur, Raka mencolek lengan adiknya.
   "Gue bener kan? Mama gak marah"
Key tertawa lalu menapaki tangga, Raka ikut tertawa lalu merogoh ponsel dari kantong celana untuk mengabari Ethan bahwa dia tidak jadi menginap di rumahnya.
*
*
*
Raka
Than, gue gak jadi nginap ya, nyokap tiba tiba berubah jadi posesif
Pesan itu masuk tepat saat mereka sedang menontin film di ruang tamu.

Ethan mentap layar ponselnya dengan alis bertaut
   "Wah, Raka batal nginap nih!"
   "Serius? Kenapa? "
Johan yang duduk di sebelahnya ikut melirik ke layar ponsel.
   "Gua gak ngerti juga sih, aneh ni anak"
   "Ya udah lah, dia punya alasan sendiri kan.Mending diam deh, udah di seru serunya nih! "Leta dengan galaknya memaksa  mereka untuk kembali fokus pada film mereka.

Sementara itu, Anggi terdiam kecewa di tempatnya.
Sesuai dugaan, lo memang gak bakal balik Ka...
*
*
*

 
  


Key dan RaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang