Dua puluh empat

31 7 0
                                    

    "Disini?"
Gadis itu menatap bangunan berwarna biru di hadapannya.     Mata hazelnya melirik ke dalam dari kaca jendela.
   "Apa benar dia ada disini?"gumam gadis itu lagi.Tangannya menyelipkan anak rambut ke belakang telinganya.Kepalanya mendongak,menatap papan nama cafe yang ditulis besar besar.
   "Bintang.."
*
*
*
   Haikal melirik cowok di atas kasurnya,Bintang berbalut Hoodie merah dan celana jins dengan beberapa robekan di sekitar lutut tengah sibuk dengan ponselnya sambil berbaring.
   "Lo niat belajar gak sih?"
Perhatian Bintang teralih sesaat dari ponselnya.
   "Niat.."jawabnya cuek lalu kembali fokus pada ponselnya.
Haikal menggeram kesal,cowok itu beranjak mendekati sahabat nya itu.

   "Nyokap Lo suruh kesini tuh untuk belajar,cepat bangun!"Haikal menarik ponsel dari tangan Bintang.Si pemilik nyaris protes saat ponselnya berdering,ada pesan yang masuk.

Haikal menatap layar ponsel,membaca pesan dari nomor asing itu,seketika matanya terbelalak,wajahnya menyiratkan kekhawatiran.
   "Bin,Lo harus balik ke cafe sekarang!"
Bintang mengernyitkan nya tidak mengerti.Kenapa tiba tiba?

Haikal mengembalikan ponsel itu pada Bintang,memintanya untuk membaca pesan yang baru masuk.
0822xxxx
  Bin,gue denger Lo punya cafe di kota ini,makanya gue cari dan akhirnya ketemu.Bisa kita bicara?gue nunggu Lo disini..

Bintang reflek berdiri,dia buru buru berlari pulang bahkan tanpa berpamitan,ada yang lebih penting sekarang.Di dalam kepalanya hanya ada satu hal sekarang.
  "Mama"
*
*
*
  Vera mengintip dari celah pintu dapur,disana duduk seorang gadis dengan rambut hitam berkilau sebahu,matanya berwarna hazel menarik dan tubuh ideal.Vera harus mengakui kecantikan gadis asing tersebut.Tapi,yang membuatnya heran adalah,gadis yang berkali kali melirik arlojinya itu mengenal Bintang,jadi..siapa dia?
   "Vera?" Gadis pemalu itu nyaris terlompat karena kaget,sementara Nala masih dengan celemeknya menatapnya bingung.

    "Kenapa kamu ngintip ngintip gitu?"Nala mengikuti arah pandang Vera.

    "Eh,itu Tante..ada yang nyariin Bintang"Vera menunjuk gadis uang menatap ke arah jendela itu,membuat wajahnya tidak terlihat.

   "Loh,udah kamu bilang Bintang nya gak ada?"
Vera mengangguk pelan,
   "Udah Tan,tapi dia bilang,dia mau nunggu sampai Bintang datang"
Nala mengerutkan kening,siapa yang rela menunggu begitu?

   "Ya udah,kamu lanjutin kerjaan yang di dapur ya,biar Tante yang temenin dia"

Vera mengangguk patuh lalu kembali ke dapur.Nala melepas celemeknya lalu berjalan ringan mendekati gadis yang mencari putranya itu.

    "Permisi,kamu mencari Bintang?"
Nala menyapa hati hati.Gadis dengan baju off shoulder peach itu reflek menoleh.Seketika keduanya sama sama terkejut,sama sama tidak percaya dengan penglihatan masing masing.
   "Ka,,kamu?"
Nala bergerak mundur,kakinya tiba tiba lemas,dadanya sesak,wanita itu menatap nanar gadis di hadapannya.

   "Tante Nala?"gadis cantik itu berdiri dari kursinya,tubuhnya bergerak mendekat,tapi Nala buru buru menepis.
   "Jangan mendekat!!"Nala memekik histeris,menarik perhatian para pelayan dan pelanggan.
Tiba tiba Nala terisak,wanita itu menangis pilu.
*
*
*
   Bintang mempercepat laju motornya,ia nyaris melanggar semua peraturan lalu lintas.Sungguh dia sangat cemas,kalau benar gadis itu muncul di depan mamanya,Bintang bisa membayangkan apa yang mungkin terjadi.

Akhirnya,cowok itu sampai di depan bangunan dengan pamplet  bertuliskan namanya.Bintang buru buru turun dari motor,meletakkan asal helmnya lalu berlari masuk ke dalam cafe.Seketika,langkah nya tertahan,Bintang merasa lututnya lemas.Wajah itu,mata itu,Bintang menggigit bibir bawahnya,menahan perasaan yang menyeruak di dalam hatinya.Gadis itu,orang yang selama dua tahun ini tak dilihatnya.Rindu?ya,Bintang rindu...

Alika,gadis yang pernah mengisi relung hatinya itu tidak berubah banyak,tetap cantik dan memikat,tapi semua itu harus buyar saat melihat Nala yang terisak dengan wajah penuh kecewa.

    "Kenapa kamu kemari?apa tidak cukup semua luka yang kamu berikan pada kami?!kau mau apa lagi?!"

   "Bin,Lo kenal dia?"Ben menepuk pundak Bintang pelan,pria itu sudah meminta para pengunjung  yang tersisa untuk meninggalkan cafe karena keadaan yang terjadi.
Bintang mengangguk ragu,cowok itu buru buru mendekati mamanya,merengkuh ibunya,mencoba menangkan.Nala mencengkram lengan Bintang saat putranya itu memeluknya.Wanita itu menatap Bintang lekat,menyiratkan luka dari tangisnya.

   "Bintang,tolong usir gadis itu,usir dia pergi!!Mama gak mau lihat muka dia lagi.."Seru Nala kalap,Bintang menatap gadis yang juga kini terisak itu,ketika mata mereka bertemu.Mata hitam Bintang menatap mata hazel itu.Alika menatapnya penuh kerinduan yang tak bisa di ungkapkan.
   "Bi,bintang.."
   "Kenapa Lo kesini?"Bintang berusaha menutupi perasaannya,cowok itu bertanya dengan wajah dingin,menusuk hati gadis cantik di hadapannya.

   "Bin,gue mau jelasin semuanya,gue minta maaf Bin,gue nyesal.."
Bintang mengalihkan pandangannya,luka itu,dia muncul kembali.
   "Kenapa baru sekarang?"suara itu terdengar lirih dan berat,seolah ada beban di sana.
Alika menatap Bintang penuh penyesalan
   "Bin,gue gak pernah punya kesempatan,Lo pindah mendadak,gue bingung harus cari kemana,gue mohon maaf Bin,gue mau berubah.."
Alika bergerak maju,berusaha meraih tangan Bintang tapi Nala dengan cepat menepis kasar tangan gadis itu.

    "Pembohong!kamu gadis licik,kamu membohongi saya!kamu menyakiti Bintang dan kamu mengambil sosok ayah dari Bintang!!kamu mengecewakan kami..."Nala kembali terisak,Bintang mengeratkan pelukannya.

Para pelayan menatap sedih kejadian ini,mereka tak menyangka Nala yang selalu ceria itu bisa terlihat semenyedihkan ini..

Alika menggeleng pelan,ia benar benar ingin menjelaskan,tapi Bintang menatap gadis itu tajam,
   "Seandainya Lo sadar lebih awal Lik,tapi semuanya udah terlambat.Lebih baik Lo pergi dan jangan pernah datang lagi...gue harap Lo gak membuat luka baru"
   "Please Bin,jangan lakuin ini sama gue.Lo harus dengar dulu Bin!kasi gue satu kesempatan lagi!"
Bintang mengalihkan pandangannya tidak mau menatap tangis itu.
Nala melepas pelukan Bintang lalu mendekati gadis yang masih terisak di tempatnya itu.
   "Pergi sekarang atau saya yang akan menyeret kamu keluar!"
   "Tante Nala,Alika punya penjelasan,Tante harus dengar Tan!"
Tangan Nala bergetar menahan marah.Bintang tidak sempat menahan tubuh mamanya saat tiba tiba Nala menarik Alika dan mendorong gadis itu tersengkur di jalan.
   "Pergi,dan jangan pernah kembali!jangan ganggu hidup kami lagi!!"
Kaki Bintang nyaris mendekati gadis itu saat Nala menariknya paksa untuk masuk.
Bintang tidak bisa menahan kepalanya untuk tidak menoleh,hatinya tidak tega melihat Alika yang terisak mencoba untuk berdiri.
Bintang mengepalkan tangannya,mencoba meredam rasa di hatinya.
Bin,perasaan ini salah,lupakan!!
*
*
*



Key dan RaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang