Tiga puluh

16 4 0
                                    

  "Mejanya angkat kesana!"
  "Eh,Lo liat si Haikal gak?"
  "Lagi ke ruang Kepsek"
  "Gin,ini dekorasi panggungnya masih kurang,sisanya mana?"
  "Di ruang OSIS,ambil aja,eh,udah pada ambil pesanan bunga kita belum?"
   "Si Vian yang ambil"
   "Eh,pita sama lemnya kurang nih!"
   "Bentar,lagi di ambil noh!"

  Key menatap hiruk-pikuk para anggota OSIS menyiapkan agenda yang akan berlangsung besok.Acara ini pasti akan sangat menakjubkan.
Haikal dkk benar benar serius dengan rencana mereka,ini akan jadi agenda spektakuler di tahun ini.
   "Key!"
Key menoleh cepat,Wendy melambaikan tangan dengan Anna di belakang nya,menenteng sekantung minuman kaleng.
   "Melamun mulu.."
Wendy menyodorkan minuman bagian Key,
   "Mikiran Bintang?"tebak Anna.
Key nyaris tersedak lalu menggeleng dengan wajah memerah.
   "Ngomong ngomong tentang Bintang,kemarin dia berantem sama Nicho ya?"
Key mengangguk pelan,ingatan itu masih sangat berbekas di kepalanya,terlebih sosok Alika yang muncul saat itu..
   "Terus,katanya ada cewek sekolah lain yaang datang,ngelerai mereka,serius?"
Wendy menatap Key penasaran.
Key mengangguk lagi,

  "Ya,cewek itu mantan Nicho.."
Wendy dan Anna sontak saling tatap,namun seolah belum cukup kaget dengan fakta itu,Key kembali melanjutkan kalimatnya,

   "Dia juga mantannya Bintang"
   "What the-"
Wendy menutup mulutnya dengan tangan,menahan diri untuk tidak mengumpat karena kaget.
   "Serius?terus Lo..eng,gimana?"Wendy bertanya hati hati,Anna langsung saja menyikut Wendy,untuk apa dia bertanya begitu?!

Key menoleh lalu tersenyum tipis.
  "Gue gak apa apa kok"
Yang paling mengganjal sekarang adalah,apa yang sebenarnya ingin dijelaskan Alika,ia penasaran.
*
*
*
  Raka menatap lokernya dengan alis bertaut,saat membukanya pagi ini,ia menemukan sekotak cookies coklat dan selembar post it berwarna biru,
Pagi Raka,
Semangat untuk hari ini!!
Anggi:)
  
  "Anggi?"
  "Ya,gak keberatan kan?"
Raka terlonjak kaget saat tiba tiba Anggi muncul dengan senyum lebar.
Raka terdiam sesaat,teringat lagi pembicaraan dia dengan Ethan beberapa hari lalu.
  Anggi suka,..gue?
  "Lo gak alergi coklat kan?"
  "Eh,enggak kok,tapi kok tiba tiba?"
Anggi tersenyum tipis lalu menyelipkan ank rambutnya ke belakang telinga.
    "Gak apa apa kan?"
Raka menatap gadis itu,dia harus bersikap bagaimana?
    "Gi,gue..udah dengar dari Ethan,kalau Lo.."
Raka rasanya enggan untuk melanjutkan kalimatnya,terlebih melihat wajah Anggi yang langsung berubah ekspresi dengan wajah memerah,
    "Lo,u,udah..tau kalau gue.."
Raka mengangguk pelan dengan senyuman canggung.

Anggi menggigit bibirnya pelan,wajahnya masih memerah.
Tapi,tidak berselang lama,wajahnya kembali normal,Bahkan senyuman nya jadi semakin lebar,membuat Raka tidak bisa berpaling.

   "Bagus deh,soalnya capek ngodein Lo Ka,"
   "A,apa?"
Anggi terkekeh melihat wajah kebingungan itu lalu menjawil pipi Raka pelan.
    "Lo gak peka sih!"
Anggi kembali tertawa lalu berlalu,Raka pun akhirnya tertular tawa gadis yang sudah pergi itu.

Raka menatap kotak coklat di tangannya lalu meraih satu potongan cookies,
   "Enak!"
*
*
*
    "Makasih ya Key Lo mau datang ke rapat mendadak ini!"
   "Gak apa apa kok,kan gue memang udah terlibat dalam acara ini"
Gina tersenyum lebar lalu menyodorkan urutan acara yang akan berlangsung besok.

Hari pertama dan hari kedua,mereka akan menampilkan berbagai pertunjukan seni baik dari INSIGH ataupun sekolah luar,ditambah dengan dibuatnya beberapa stand.

Hari ketiga,pihak OSIS akan menyelenggarakan beberapa lomba,dan malamnya yang juga puncak acara akan ada pembagian hadiah dan penobatan murid favorit se-INSIGH.

Yang artinya,giliran Key dan Haikal tampil.

   "Ini yang terpilih tahun ini ya?"
Key menunjuk biodata dua orang yang dilampirkan dengan fotonya.
Gina yang sibuk mencatat di bukunya menoleh sekilas lalu mengangguk.
   "Ya,Lo tau Lala sama Revin kan?"
Key mengguk pelan,dia pernah beberapa kali mendengar nama mereka.

Lala atau Ayla Namira,setau Key dia anggota atletik yang pernah ikut olimpid lari 100 meter dan juga pernah beberapa kali jadi penyiar radio.

Lalu,Revin Azkari,Key tau cowok berkulit agak gelap itu.Mereka pernah ikut lomba bersama,Revin juga pernah mendapat kan juara umum selama dua semester berturut turut.

   "Cocok!"
Gina kembali menoleh lalu tersenyum.
   "Ya,itu sesuai voting dari guru dan murid"
Key manggut manggut pelan,kembali membaca kertas di tangannya.
   "Oh ya Key,Lo mau pakai penata rias atau Nana aja?"
Penata rias?!
   "Ng, Nana aja,gue kayaknya kurang nyaman kalau pakai penata rias"
Key menjawab lirih,Gina manggut manggut lalu kembali menulis di bukunya.
   "Gin,gue mau keluar sebentar,ntar kalau Kepsek nyariin gue,Lo telpon gue ya!"Hakal tiba tiba muncul dengan tas ransel di punggungnya
   "Mau kemana?"
   "Itu si Bintang,gue mau ke rumahnya nanya soal stand,ditelpon gak diangkat"
Mendengar nama Bintang di sebut,Key reflek mendongakkan kepala.
   "Eh Kal,mau ke rumah Bintang ya?gue nitip dong"
Haikal menatap Key sesaat,menimbang nimbang,
   "Lo ikut aja yuk!"
   "Ha?!"
*
*
*
   Key menatap rumah berdinding biru muda itu ragu.
Akhirnya dia ada disini,di depan rumah Bintang setelah Haikal yang entah kenapa memaksanya untuk ikut.
Rasanya jadi agak gugup.
   "Udah,jangan nervous gitu,santai aja!"
   "Kenapa sih gue harus ikut?"
Haikal tersenyum penuh arti lalu membuka pagar rumah dengan pekarangan luas itu.
   "Yuk,masuk!"Haikal mengisyaratkan dengan matanya,membuat Key lagi lagi terpaksa harus mengekori si ketua osis itu.

  Haikal langsung masuk tanpan sungkan sedikit pun sampai ke ruang tamu.
Bau kopi menyambut mereka, membuat nyaman.Di ruangan itu tersusun beberapa pigura,foto foto Bintang dari cowok itu masih bayi,bisa merangkak,belajar sepeda sampai ia besar seperti sekarang.

  Salah satu pigura menarik perhatian Key,disana terlihat seorang wanita yang tersenyum bahagia menggandeng tangan seorang pria tampan.Ini pasti orang tua Bintang
   "Mirip Bintang.."gumam Key lirih.
   "Loh,Haikal?"
Suara bass itu mengejutkan Key,untungnya ia tidak sampai menjatuhkan pigura yang di pegang ya.
   "Yo-i,apa kabar lu?"
Bintang bergerak menuruni tangga,cowok itu sepertinya tidak sadar dengan kehadiran Key.

   "Lumayan,tapi masih sakit sih"
Bintang menunjuk sudut bibirnya yang masih sedikit luka.

   "Kebetulan nih,gue bawain obat"
Kening Bintang sontak berkerut,
   "Tumben.."
   "Iya nih,obatnya yang minta ketemu sama Lo"
Deg!
Firasat Key tiba tiba jadi tidak enak.
   "Ha? maksud Lo apaan?"
Haikal terkekeh penuh arti,
   "Woy,Key!"
Gadis itu tersentak kaget,ragu ragu ia menampakkan dirinya,membuat Bintang terbelalak.
   "Hai Bin.."Key menyapa dengan senyum kikuk.
   "Ra?"
   "Oke,jadi langsung ke intinya aja,Lo bisa gak sih kalau dibutuhin tu hp jangan dimatiin!"Haikal mendengus dengan tatapan sengit
Bintang nyengir,
   "Sorry.."
Haikal mengehela nafas pelan,
   "Jadi gimana?"
   "Gue mau aja jadi baristanya,tapi soal barang barangnya Lo perlu biacara langsung ke nyokap"

Haikal mendengus lalu mengeluarkan ponsel dari kantong celana,saat tiba tiba dia berhenti,menatap Key dan Bintang bergantian lalu memasukkan kembali ponselnya.

   "Gue susul ke cafe aja deh,Key,Lo tunggu disini aja ya,ntar gue jemput"
Kalimat itu sontak saja membuat dua orang itu terbelalak,
    "Eh,ta,tapi kan-"
    "Gak apa apa kok,Bintang aman"
Wajah Key sontak memerah,
Bintang mendengus,
   "Apaan sih Kal,masa Lo ninggalin anak orang disini gitu aja"
   "Udahlah,gue peka kok"
Bintang dan Key saling pandang bingung.
   "Ya udah,gue pergi dulu,jangan dia apa apain patner gue ya Bin!"
Seru Haikal lalu berlari keluar rumah, Bintang buru buru menyusul tapi sia sia saja karena cowok itu sudah pergi dengan motornya,

Bintang mengumpat kesal,sedangkan Key hanya bisa menghela nafas pasrah.
Sejak awal Haikal memang sengaja.
Bintang kembali dengan wajah canggung.
Rasanya agak tidak enak bertemu Key seperti ini setelah munculnya Alika kemarin.
   "Jadi..kenapa Lo kesini?"
Key buru buru mengeluarkan setumpuk buku dari tasnya.
   "Gu,gue..mau balikin ini"
   "Et dah, cepat amat.Lo ngebut?"
Key tersenyum,
   "Seru,jadi gak bisa berhenti"
Bintang manggut manggut,setelahnya mereka sama sama diam membuat suasana lebih akward.
   "Eng,gue punya yang lain,Lo mau baca?"
Key terdiam sesaat,dia mau sih tapi..
   "Lo pernah baca 'Ghost Hunter'?"
Mata Key sontak berbinar,
   "Pernah! ceritanya keren banget!"
Bintang tersenyum melihat reaksi cewek dihadapan nya.
   "Mau baca edisi terbarunya?"
Key langsung saja mengangguk cepat,itu sulit di tolak.
   "Ayo,ikut gue!"
Bintang mulai menapaki tangga,Key langsung mengekorinya dari belakang.
   "Kemana?"
   "Kamar gue"
   Eh,a,apa?"
*
*
*





  

 

Key dan RaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang