"Mama? "Key buru buru turun dari motor Bintang saat melihat sosok wanita berdiri di depan pagar.
"Mama kok diluar? "
"Nungguin kamu, Raka juga belum pulang "Jawab Fiya sambil mengelus pucuk kepala putrinya.
"Kan bisa di dalam Ma,Raka udah bilang belum, kalo Key bakal pulang telat?"
"Udah kok, tapi Mama tetap gak bisa tenang sayang "
Tiba tiba Fiya sadar dengan pemuda yang memerhatikan mereka dari motornya.
"Loh, kamu diantar siapa Key? "
Key mengikuti arah pandang Fiya. Bintang langsung turun dari motornya saat Fiya bertanya tentang dirinya.
"Malam Tante, saya Bintang"Bintang memperkenalkan dirinya setelah mencium punggung tangan Fiya.
"Oh, teman Key ya?atau.."
"Teman Ma, Teman! "
Key cepat cepat menyela sebelum mamanya memberikan analisis dan opini ngawur.
Fiya terkekeh,
"Iya,Mama tau kok. Yuk masuk dulu Bintang"
"Ehm, gak apa apa deh Tan, udah gelap, sayang Mama sendiri di rumah"
Bintang memberi alasan.
"Oh, Yau udah deh,makasih ya Keynya udah diantar"
"Iya Tante, sama sama.Kalau gitu saya balik dulu ya Tan"pamitanya lalu kembali menyalami Fiya.
Tepat saat Bintang naik ke motornya, sebuah sepeda motor mendekati pagar rumah Key.
"Loh, kok pada diluar? "
Raka, dia yang baru pulang menatap heran Ibu dan adiknya. Tak lama, ia baru menyadari ada sosok lain disana.
"Loh, elo.. "
"Temen gue Ka! "Key buru buru menjawab sebelum Raka sempat berpikir yang ridak tidak.
"Oh.. "Raka manggut manggut lalu menoleh pada Fiya.
"Ma, masuk yuk, Raka laper! "
"Oh, ayo! Mama udah masak kok di dalem"
Raka tersenyum lebar, lalu meminta Key membuka pagar rumah lebih lebar agar dia dan motornya bisa masuk.
"Key, mama duluan ya,kamu hati hati di jalan ya Bintang,Tante masuk dulu"
"Iya Ma, nanti Key nyusul"
Bintang mengangguk sopan lalu menghidupkan mesin motornya,setelah Fiya masuk, Key merapat.
"Thanks Bin"
"Yo i, santai aja"
"Oh, soal no-"
"Key! "suara Raka mengejutkan Key. Tak lama berselang, kakak nya itu sudah berdiri di dekat pagar, menatap adiknya dengan tatapan tajam.
"Buruan masuk! "
"I, iya.. "Key kembali menoleh pada Bintang
"Hati hati.. "
Bintang tersenyum lalu mengangguk, ia kemudian segera memakai helmnya.
"Ayo! "
Raka segera menarik lengan Key masuk. Bintang dari posisinya hanya diam melihat punggung Key yang kian menghilang dari pandangan.
"Over protective ya? "
*
*
*
Bintang berhenti tepat di depan gerbang sebuah rumah. Ini bukan rumahnya, tapi dia yakin kalau dia tidak salah.Langkah Bintang terhenti saat tiba tiba ponselnya berbunyi.
"Mama? "
Bintang langsung mengangkat panggilan itu setelah membaca Caller ID di layar ponselnya.
"Halo Bin,kamu kok belum pulang? "
"Em, ya Ma, maaf.. sebentar lagi ya"
"Kamu sekarang dimana? "
Bintang terdiam sesaat, matanya melirik rumah bercat putih gading itu.
"Bintang di rumah Haikal ma.. "
"Oh ya udah, jangan kemaleman ya"
"Iya Ma.. "
Panggilan itu terputus. Bintang menatap sekali lagi rumah itu,ragu.Tapi,ada yang harus ia luruskan disini.Bintang melangkahkan kakinya sampai ke pintu depan. Setelah menghembuskan nafasnya dia mengetuk daun pintu pelan. Tak perlu menunggu lama, daun pintu itu perlahan dibuka. Haikal,dengan tatapan kaget mentap Bintang.
"Kenapa lo kesini? "
"Kal, gue tau lo masih marah, tapi please, lo harus dengar semuanya!"
Haikal mengusap wajahnya, kesal.
"Apa lagi Bin? Gue capek! "
"Maaf Kal, tapi dia datang lagi ke kehidupan gue "
Kening Haikal berkerut,
"Dia? Jangan jangan.. "
"Ya, Alika kemarin ngehubungi gue Kal, gue harus gimana? "
Mata Haikal membelalak.
"Masuk! Kali ini lo gak boleh ngebantah gue lagi! "
Bintang tersenyum lega lalu mengangguk cepat.
*
*
*
0822xxxxxxxx
Halo Bintang, ini gue Alika. Gue kangen sama lo. Kabar lo gimana? Gue mau ketemu..0822xxxxxxxxx
Bin, ini gue Alika. Apa pesan yamg sebelumnya masuk?kenapa lo gak bales? Bin, gue kangen. Gue masih sayang sama lo. Mungkin lo masih marah sama gue, tapi ada hal yang harus lo denger...0822xxxxxxxx
Bin, ini Alika. Gue tau gue salah, tapi lo harus dengar semuanya Bin, gue mohon, apa kita bisa ketemu?"Gila! "Haikal menatap ponsel Bintang tidak percaya.
"Ini seriusan Bin?Gila!"
Bintang mengangguk,
"Ya, gue tau.. "
"Lo pernah bales? "
Bintang menggeleng cepat.
"Gak!nomornya aja gak gue simpan.Udah gue bilang Kal, gue udah berhenti! "
"Berhenti!berhenti apa Bin? menyayangi dan mencintai? "
Bintang terdiam lalu mengelus tengkuknya canggung. Haikal tersenyum sinis.
"Atau berhenti untuk berusaha melupakan? "
Bintang menunduk, hatinya merasa tertohok mendengar kalimat Haikal.Alika, gadia itu pernah jadi segalanya bagi Bintang. Gadis itu adalah sumber kebahagiaannya. Tapi itu dulu, saat Alika masih menjadi Alika yang manis dan penurut, saat Alika masih menjadi gadisnya.
"Bin! "Haikal membuyarkan lamunan Bintang.
"Gu, gue udah berusaha Kal.Tapi,dia terlalu sulit untuk di-"
"Bisa! "Haikal menyela.
Bintang menatal Haikal bingung.
"Lo harus bisa! Lo harus bisa Bin! dia bukan gadis yang pantas untuk lo! "
Bintang tersenyum samar. Kata itu jugalah yang diucapkan Haikal 2 tahun yang lalu. Tapi Bintang cukup tuli saat iti untuk mendengarkannya, dan sekarang dia menyesali kekerasan kepalanya itu.
"Udah, gak usah dipikirin deh! Oh ya, ngomong ngomong gue belum bilang makasih sama lo"
Alis Bintang terangkat,
"Untuk apa? "
"Lo berhasil mgebujuk Key, gue salut! "
Bintang tergelak,
"Yo i, gue nuntut traktiran nih! "
Kali ini Haikal ikut tergelak,lalu mengacungkan jempolnya.Bintang membanting tubuhnya ke atas kasur Haikal, disusul Haikal dengan lengan menutup mata. Bintang tersenyum tipis dengan mata terpejam
Lo tau, lo gak bakal bisa marah lama lama sama sahabat lo,
Gue bener kan?
*
*
*
KAMU SEDANG MEMBACA
Key dan Ra
Teen FictionLo mungkin key untuk semua orang tapi lo satu satunya Ra untuk gue. Apa yang bakal lo pilih, cinta pertama lo atau cinta termanis lo?