Key memandang ponselnya frustasi. Kenapa benda itu harua lowbat disaat seperti ini?!ditambah lagi hujan turun tanpa diharapkan. Ya Tuhan!!
Hari ini hari pertama bimbel kelas dua belas dimulai. Fisika, dan itu cukup membuat kepala berputar 180 derajat. Tidak sampai disitu, kepala Key harus benar benar pusing saat dia tidak punya uang untuk naik taksi dan ponselnya tiba tiba lowbat. Ditambah lagi, dia baru menyadarinya saat Anna dan Wendy sudah pulang. Sial!
Ini juga salahnya yang meminta papanya untuk batal menjemputnya,tadi ia harus ke perpustakaan di gedung dua dan itu mungkin akan lama,Key tidak mau papanya menunggu sementara ada pekerjaan yang harus papanya selesaikan.Sedangkan Raka,cowok itu akan menginap di rumah Ethan malam ini.
Maka, disinilah Key. Termangu tidak tau harus bagaimana. Gadis itu menoleh ke kanan dan kiri, berharap bertemu seseorang yang bisa ia pinjami ponsel. Nihil, Key tidak terlalu dekat dengan anak bahasa.Tunggu, bahasa? Bukannya ia mengenal seseorang di jurusan ini?
"loh,Ra?"
Key menoleh cepat, ada rasa syukur saat melihat cowok bergingsul di hadapannya itu. Bintang, dengan hodi dongker dan jins hitam memandang Key heran.
"Ngapain lo di gedung dua? Lo bukannya anak IPA? "
key menggigit bibir bawahnya ragu, bagaimana cara mengatakan kesulitannya pada Bintang?
"Em, itu.. Anu.. Gue mau minta tolong"
"Tolong? Sama gue"
Key mengangguk. Bintang melirik ponsel yang mati di tangan Key.
"Handpone lo lowbat? "
Key sedikit terkejut karena Bintang menebak dengan tepat, namun ia akhirnya menganggukkan kepala.
"Tapi, gua gak bawa handpone"
Key mengehela nafas kecewa, saat gadis itu akan bicara lagi, seorang cowok mendekati Bintang dan langsung merangkulnya.
"Cie.. Pacaran kok di sekolah?"celetuknya
Mata Bintang sontak membulat.
"Bego!dia bukan pacar gue! "
Ketus Bintang sambil menoyor kepala temannya itu.
Cowok itu meringis lalu menoleh pada Key.
"Loh, elo Key kan? Sisiwi terpopuler tahun lalu? "
Key tersenyum tipis, tidak mau membahas itu sekarang, terlebih di depan Bintang.
"Kenalin, gue Bagas,temennya Bintang"Bagas mengulurkan tangannya, Key menerima nya dengan segaris senyuman.
"Gila lo Bin,gak tanggung tanggung, langsung cari gebetan yang kelas tinggi"
Bintang menggeram laku menjitak kepala Bagas kesal.
"Bacot!mending lo pinjemin gue handpone dari pada ngawur gak
jelas!"
"Yah, lowbat Bin.. "
Key kembali menghela nafas kecewe, sekarang bagimana caranya dia pulang?
"Eh, gua balik duluan ya.."ucap Bagas sesaat setelah melirik arlojinya.
Bintang mengacungkan jempol membiarkan Bagas pergi.
Kini, tinggal Key yang kebingungan dan Bintang yang sibuk berpikir.Bintang terdiam, mencoba mencari ide lain, tanpa sadar cowok itu mengelus gingsulnya dengan lidah, kebiasaanya saat sedang berpikir.
"Elo gak di jemput? "
Key menggeleng pelan,
"Tadinya sih gitu, tapi gue minta bokap untuk gak usah ngejemput karena gue pikir, gue bisa naik taksi"
"terus? "
Key ragu untuk menjawab pertanyaan itu, karena ia rasa hal ini cukup konyol untuk ditertawakan.
"Gu, gue ternyata gak bawa uang"
Bintang mendecakkan lidahnya, ia nyaris saja mengucapkan kata 'bodoh'dan 'ceroboh'tepat di depan wajah gadis itu.
"Ya udah, gak ada cara lain, elo harus ikut gue"
Key terbelalak, "kemana?"
"Cafe, itu tempat pulang paling dekat"jawab Bintang sambil melepas tas punggung di pundaknya dan menyerahkannya pada Key. Key menerimanya walau dengan tatapan 'apa-ini'
"Pegang sebentar! "
Tanpa komando, Bintang melepas hodinya menyisakan kaos hitam lengan panjang di tubuhnya.
"Eh, loh kok.. "
"Jangan bawel! "
Key mendengus lalu menoleh pada hujan yang masih turun dengan derasnya.
"Kita naik motor? "
Bintang menggelengkan kepala, lalu mengambil tasnya dari Key dan kembali menyampirkan nya pada salah satu pundak.
"Gue gak bawa motor"
Key terdiam, jadi?
"Nih, pakai ini! "
Bintang menyodorkan hodinya pada Key.
"Hah, gue pakai? "
Bintang memutar bola matanya, malas menjawab pertanyaan yang suah jelas jawabannya itu.
Walau tidak sepenuhnya mengerti, Key menurut. Ia memakai hodi itu di atas pakaiannya.
Bintang tersentum tipis melihat Key berbalut hodinya yang tampak kebesaran.
"Kita lari dari sini,gak masalah
kan? "
Key menggeleng,dari pada harus berdiam diri disini sampai hujan reda.
"Tapi, lo ntar basah.. "
Gadis itu tampak ragu melihat kaos di tubuh Bintang, mana mungkin kaos itu bisa melindungi Bintang dari hujan. Bintang tersenyum, membuat gigi taring itu kembali mengintip.Untuk pertama kalinya, Key merasa berdebar melihat senyuman yang ia harus akui, sangat manis itu.
"Gak masalah "
Jawabnya sambil memakaikan tudung hodinya ke kepala Key.Gadis itu tergagap lalu mengangguk.
"Ayo! "Bintang menarik lengan Key dan tangan satunya menutup kepalnya dengan tas punggung miliknya.Key menurut,ia ikut berlari membelah hujan dengan Bintang yang menuntunnya.
*
*
*
Nicho mengetuk ngetuk setir mobilnya, bosan.
"Aldo mana sih? Lama amat ke toilet doang"
Tiba tiba, cowok itu menangkap sosok yang berlari menembus hujan.
Nicho memicingkan matanya, pemandangan dari mobilnya tidak begitu jelas, tapi dia kenal sosok gadis yang ikut berlari itu.
"Itu Key? Sama siapa? "
*
*
*
"Ya ampun, kok bisa basah kuyup gini sih Bin? "Nala menyambut Bintang dengan wajah panik, pasalnya anaknya itu pulang dengan tubuh basah kuyup.
"Gak apa-apa ma.. "jawab Bintang sambil melepas sepatunya. Nala menggelengkan kepalanya heran, Tapi matanya lalu menangkap sosok lain yang ikut basah di belakang Bintang.
"Bin, itu siapa?temanmu?"
Bintang yang masih sibuk membuka sepatunya mengikuti arah telunjuk mamanya.Belum sempat Bintang bicara,Key sudah lebih dulu membuka tudung di kepalanya,memperlihatkan wajahnya yang sedikit basah.
"Loh, Key? "
"Sore tante"
"Ya ampun, Vera! "
Nala dengan paniknya memanggil seorang pelayan,gadis berponi itu datang dengan terburu-buru. Mata gadis yang di panggil Vera itu membulat melihat Bintang berdiri dengan keadaan basah kuyup.
"Loh, kamu kok basah kuyup Bin? "
Bintang menoleh cuek,
"Kesiram air dari langit"
Vera bersungut sungut mendengar jawaban sarkastis itu.
"Ver, tolong ambilin handuk bersih untuk Key ya"
"Key? "
Ia jelas merasa asing dengan nama itu
"Ya, temannya Bintang"
Vera menoleh pada gadis yang berdiri canggung tidak jauh darinya. Tanpa perintah dua kali,Vera segera berlalu untuk mengambil handuk.
"Kamu keringin diri pakek handuk aja ya dulu"
Key mengangguk patuh.
"Bintang ganti baju dulu ya ma"
Nala mengangguk, "Iya, cepetan sebelum kamu masuk angin"
Bintang lalu pergi sambil mengacak tambutnya yang basah.
"Tante buatin teh untuk kamu ya"
"Eh, gau usah tan, ngerepotin"
"Tunggu aja disini,tante buatin dulu.
Nala jelas tidak butuh persetujuan Key,karena wanita itu sudah berjalan tergesa ke dapur untuk membuatkannya teh.
Key melempar pandangannya,cafe sedang sepi, Key beralih pada jam yang bergantung di dinding,17:55.
"Nih"Key menoleh saat Vera datang dengan handuk untuknya.
"Terima Kasih.."
Vera mengangguk sekadar nya.
"Kamu bener temannya Bintang? "
Key mengangguk ragu, mengingat hubungan mereka yang sebelumnya buruk, Key tidak tau itu pantas di katakan teman atau bukan.
"Cuma teman kan? "
Kali ini gadis itu mengangguk yakin.Memangnya hubungan apa yang bisa terjadi di antara mereka?Vera mengangguk angguk lalu matanya terpaku menatap hodi di tubuh Key.
"Loh, ini kan punya Bintang!kok kamu yang pakai? "
Tanya Vera histeris,membuat Key gelagapan.
"Eh, itu.. Anu.. "
"Kamu minta paksa ya? Makanya Bintang jadi basah kuyup?! "
Key menatap Vera kaget,
Hah? Apa?
"Bu, bukan gitu..tadi.. "
"Gue yang kasi"
Vera dan Key sama sama terkejut saat Bintang tiba tiba muncul. Masih dengan tubuh basah kuyup dan handuk di kepalnya,cowok itu membawa sebuah baju.
"A, apa? "
"Gue yang kasi, jadi elo jangan mengada ngada"
Vera mendengus, Bintang mengabaikan Vera lalu melemparkan baju di tangannya pada Key.
"Ganti baju lo sama kaos itu, sori gue gak punya baju cewek"
Key menatap baju di tangannya.Ini..baju Bintang?
"Thanks Bin.. "
Bintang lalu beralih pada Vera.
"Pinjemin ruang istirahat yang elo pakai! "
Mata Vera sontak membulat
"Tapi kan, aku lagi pakai kamar itu Bin! "
"Jadi, lo suruh dia ganti di kamar gue? "
Vera menggeleng kuat kuat, itu adalah pilihan terburuk.
"Iya deh.. "
Vera mengangguk ogah ogahan.
Setelah itu Bintang segera berjalan kembali ke kamarnya sebelum ia benar benar masuk angin.
"Ayo, buruan!"ucap Vera dingin.
Key menurut, setelah ia membuka sepatunya dan menggantinya dengan sepasang sendal, Key mengekori Vera ke sebuah ruangan kecil. Vera mengeluarkan kunci dari sakunya.
"Kamu tidur disini? "
"Kadang kadang "jawabnya cuek. Saat pintu terbuka, Key melangkah masuk.
"Jangan lama lama! "ketus Vera sebelum menutup pintu.Key terdiam, ada apa dengan gadis itu? Kenapa ia tiba tiba jadi sangat menyebalkan?
Ah, sudahlah.. Key tudak mau ambil pusing. Gadis itu melepas kunciran rambutnya,lalu mengganti pakaiannya dengan kaos berwarna merah-hitam milik Bintang. Lagi lagi tubuhnya tenggelam di dalam baju yang kebesaran itu.
Key mengendus pelan, ia menciun harum yang menyenangkan dari pakaian itu.
"Bau kopi... "
*
*
*
KAMU SEDANG MEMBACA
Key dan Ra
Teen FictionLo mungkin key untuk semua orang tapi lo satu satunya Ra untuk gue. Apa yang bakal lo pilih, cinta pertama lo atau cinta termanis lo?