Rasanya perjalanan pulang ke rumah terasa lebih lama. Terik matahari menyoroti siapa saja yang berada dibawahnya, termasuk Jasiyah yang memakai pakaian serba gelap serta cadar yaman sebagai cadar favoritnya. Ia membawa dua kantung belanjaan yang baru saja beli di pasar. Mata cokelatnya memandangi hamparan luas sawah yang berada di sisi jalan beraspal.
Bruk!
Tubuhnya tertabrak sepeda gunung yang melaju dihadapannya untung dengan kecepatan standar.
"Innalillahi!" Ujar Jasiyah terjatuh bersama belanjaannya.
Pria pemilik sepeda itu pun turun mendekati Jasiyah dengan wajah bersalah. Tanpa permisi tangannya memegang pundak Jasiyah.
"Anda baik-baik saja?" Tanya pria itu.
Jasiyah menegang sebentar ketika tangan kekar mendarat mulus di pundaknya. Dengan cepat ia berdiri tanpa membersihkan gamisnya yang kotor terkena debu aspal. Ia biarkan begitu saja.
"Ya, saya baik-baik saja." jawab Jasiyah.
Alis pria dihadapannya naik sebelah, memastikan. Lalu tangannya meraih tangan kanan Jasiyah yang terlihat memerah.
"Benarkah?" Jasiyah mengangguk.
"Tapi ini lecet," lanjutnya.
Jasiyah menarik paksa tangan kanannya kembali. Keringat dingin bercucuran dibalik hijab panjangnya yang sesekali berkibar ketika angin datang. Pasalnya, ia tak pernah berhadapan dengan lawan jenis sedekat ini. Ia takut. Di dalam hati ia meminta perlindungan dari Allah juga beristigfar. Siang ini ia membuat dosa.
"Tidak apa-apa. Maaf, saya permisi. Assalamualaikum." ucap Jasiyah seraya mengambil belanjaan yang terjatuh.
Tanpa menunggu jawaban salam dari pria itu Jasiyah langsung beranjak pergi. Meninggalkan pria itu sendirian yang tengah menatap kepergianya. Pria sangat lancang. Berani sekali ia menyentuhnya. Menyentuh tangannya yang selama ini ia jaga setengah mati untuk tidak bersentuhan dengan yang bukan mahram.
***
Assalamualaikum...
Alhamdulillah aku bawa cerita ke 2 bisa dibilang ini sekuel dari My Kpopers.Semoga suka yah! Barakallah fiikum.
📝Diniaaptr
Bogor, 24 Juli 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibalik Doa
SpiritualAda seuntai doa yang tak pernah lupa dipanjatkan. Dibalik doa, Jasiyah selalu selipkan nama seseorang agar segera dapat hidayah. Rasanya miris sekali melihat atasannya hidup tak tentu arah seolah terjebak dalam dunia yang fana. Jasiyah ingin menolon...