Spesial Part

3.9K 382 88
                                    

Apa kabar pelengkap imanku? Kelak akan bertemu. Saya akan menyusulmu dengan membawa rasa rindu yang menggebu.
Apa kabar pelengkap imanku? Lama tak bersua. Jika sudah waktunya tiba, Allah akan mempertemukan kita, menyatukan kita dengan abadi tanpa ada kata berpisah lagi.

***

Seorang pria yang berbadan kekar tengah berdiri dihadapan lemari besar yang berisi gamis-gamis hitam serta hijab. Perlahan, pria itu meraih gamis hitam yang sering dipakai dengan wanitanya. Ia bawa gamis itu ke dalam dekapan. Rasa rindu yang terus menyerang tanpa rasa berkurang, membuat Nisfal geram setengah mati.

Kini, Nisfal kembali seperti dulu. Tidak ada yang memperhatikan, tidak ada yang melayani, tidak ada yang membuat hidupnya lebih berwarna. Setelah kepergian istri tercinta, Nisfal merasakan kehidupan yang datar lagi.  Tak ada rasa, tak ada warna dan tak ada cinta. Semua hampa tanpa adanya dia, istri shaliha yang selalu diucapkan namanya dalam doa.

Nisfal menaruh gamis itu di sisi tempat tidur, ia beranjak disaat deringan telepon menggema. Nisfal mengangkat telepon itu yang berasal dari kantor. Kini, pukul 8 malam tiba-tiba sekretarisnya memberitahu bahwa kliennya dari luar kota ingin meeting saat ini juga. Nisfal berdecak sebal, Nisfal sangat kesal dengan klien yang meminta meeting dadakan. Jika bukan karena persetujuan yang sudah ia tandatangani, Nisfal tidak akan sudi hadir di meeting itu. Ditambah dengan mood yang lagi kacau.

Tangan kekar Nisfal meraih jas yang ia sampirkan dikursi setelah itu ia juga meraih pulpen transparant yang selalu ia bawa jika ada meeting.

Semangat, Tuan.

Nisfal tersenyum tipis kala membaca kalimat sederhana yang mampu menggetarkan hati. Tulisan yang ditulis oleh Jasiyah seakan sangat berharga bagi Nisfal, ia seperti mendapatkan semangat baru dari tulisan tersebut.

"Terima kasih, Nyonya." Ucap Nisfal seraya memasukan pulpen tersebut ke dalam saku atas kemejanya.

Langkah Nisfal menuju kafe yang menjadi tempat meeting kali ini. Ia menuju ruang VIP pada kafe itu, Nisfal menyapa klien yang sudah hadir lalu tersenyum tipis dan duduk di kursi single.

Meeting dilaksanakan dengan serius hingga pukul 11 malam, banyak yang dibahas dalam pertemuan ini. Setelah membahas hal-hal mengenai projek barunya, Nisfal mengusaikan meeting dan ia pun menghembuskan napas ketika para klien sudah pamit dari ruang VIP yang berada di kafe.

"Perlu saya pesankan sesuatu, Pak?" Tanya seorang sekretaris yang memakai rok mini.

Nisfal menggeleng dan bangun dari duduknya. "Tolong kamu kerjakan seperti yang sudah kami bicarakan, saya pamit pulang. Selamat malam."

Wanita itu hanya tersenyum tipis. Semejak bosnya ditinggal oleh sang istri, Nisfal semakin menjadi pria yang sangat cuek. Tidak ada candaan yang keluar ketika ia mengobrol dengan Nisfal. Wanita itu menggelengkan kepala, memangnya dia siapa?

***

Pagi yang sedikit mendung ini membuat waktu libur Nisfal jadi semakin malas untuk beranjak dari kasur. Padahal, waktu sudah menunjukan pukul 7 pagi tapi dirinya masih ingin bergulat dengan selimut. Biasanya, jika sudah pukul 7 Nisfal belum bangun, pasti ada yang memarahinya, menyuruhnya mandi atau melakukan kegiatan yang menyehatkan. Wanita yang sedikit pendiam namun jika sudah bersama orang yang dikenal ia menjadi sedikit cerewet. Jasiyah, wanita itu Jasiyah. Yang selalu memarahi Nisfal jika bangun siang. Yang selalu memarahi Nisfal jika handuk di taruh diatas kasur. Yang selalu memarahi Nisfal jika Nisfal terlalu lama memandang laptop.

Sekejap. Nisfal berlari ke kamar mandi, bersiap untuk membuat sup ala Jasiyah agar rindunya sedikit mengurang. Setelah mandi dan mengenakan baju, Nisfal kini berada dihadapan meja rias, ia meraih foto Jasiyah yang sengaja ia cetak dan di pajang setiap sudut kamar, karena menurut Nisfal, ia melakukan seperti itu, rasanya seperti diperhatikan Jasiyah. Tidak masuk akal memang, tapi itulah faktanya.

"Selesai saya masak sup, saya akan ke tempat Nyonya." Ucap Nisfal seraya menaruh kembali foto Jasiyah yang sedang tersenyum dibalik cadarnya.

Foto itu diambil ketika Nisfal mengajak Jasiyah jalan-jalan sore saat sedang memesan es kelapa di depan kompleks

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Foto itu diambil ketika Nisfal mengajak Jasiyah jalan-jalan sore saat sedang memesan es kelapa di depan kompleks. Momen yang berharga ditempat sederhana.

Nisfal merindukan kepolosannya. Nisfal juga merindukan suaranya. Apapun yang berhubungan dengan Jasiyah, Nisfal pasti rindu.

Kini, Nisfal berada salah satu gundukan tanah yang selalu ada bunga segar. Nisfal selalu sempatkan kemari, membawakan bermacam-macam bunga untuk sang istri yang sudah tenang bersama Ilahi. Ia meraih papan yang tertuliskan Jasiyah Innara, mengusapnya dengan kelembutan layaknya Nisfal mengusap pucuk kepala Jasiyah.

"Assalamualaikum, Nyonya. Saya kesini lagi. Kamu nggak kangen saya? Sudah lama kamu nggak mampir ke mimpi saya. Padahal, saya selalu berharap kamu hadir setiap saya tidur. Ketemu kamu di mimpi, bisa obatin rasa kangen saya ke kamu." Ucap Nisfal seraya menyimpan rangkaian bunga tersebut.

"Kamu jangan tertawakan saya karena kali ini saya bawa bunga teratai. Habisnya, saya bingung mau bawa bunga apa lagi. Semua macam bunga sudah saya bawa kesini. Tapi kalau dilihat-lihat, cantik juga ya? Di rangkai sedemikian rupa. Sederhana tapi kelihatan mewah."

"Sudah ya? Saya mau pulang, sup saya belum dimakan. Sup buatan saya ngalahin buatan kamu." Nisfal tertawa kecil seraya berdiri, namun ada sepatah kalimat sebelum ia meninggalkan tempat itu.

"Semoga Nyonya suka bunga teratainya. Saya pulang dulu,"

***

Iya emang part ini ngalor ngidul. Abisnya bingung mau nulis apa. Jasiyah udah ngga ada, tapi kangen Nisfal. Yaudah deh jadi gini hehe. Maapin yak wkwk

Oh iya, kemarin-kemarin banyak yg nyuruh buat bikin grup WA tapi ga banyak juga sih. Intinya adalah beberapa. Emang temen-temen minat join? Kalau banyak yg mau gabung aku bikin, kalau ngga ya ngga wkwk. Yaudah gitu aja makasih 😘



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dibalik Doa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang