Nikmat Allah memang tiadatara. Saat lara hendak pulang, kebahagiaan datang.
***
Esok harinya, setelah Kais berkunjung dan meminta maaf pada Jasiyah, Nisfal mendapat kejutan lagi. Kejutan paling membahagiakan bahwa Jasiyah sudah melewati masa iddahnya. Masa iddah adalah masa tunggu dimana seorang perempuan telah diceraikan oleh suaminya karena suaminya meninggal ataupun masih hidup yang akan menikah lagi. Sebenarnya Nisfal tidak perlu menunggu itu, namun, ada sesuatu yang mengharuskan Nisfal melakukan itu. Karena dulu, Nisfal tidak menunggu masa iddah Jasiyah, ia langsung menikahi Jasiyah dalam keadaan hamil menurut 4 manhaj hukumnya haram. Maka dari itu Nisfal ingin berjaga-jaga, ia takut salah jalan lagi yang berakibat fatal dan Nisfal mengaku bahwa dirinya bodoh.
Diruangan Jasiyah sudah terdapat pamannya untuk memendampingi Jasiyah, lalu beberapa dokter dan suster untuk menjadi saksi tak lupa penghulu yang sengaja Nisfal undang untuk menikahkannya. Tak lupa Wawa, Arga dan Rifa ikutserta dalam menyaksikan pernikahan Nisfal yang kedua kali dengan orang yang sama.
Semuanya bertempat diposisi yang sudah diatur. Jasiyah tetap berbaring di bangsalnya, ia hanya mengenakan baju rumah sakit dan hijab panjangnya. Sedangkan Nisfal mengenakan baju koko putih dan kopiyah hitam. Sederhana, namun dapat menggetarkan hati kedua insan tersebut.
"Apa maharnya?" Kata penghulu yang memakai baju batik itu.
Nisfal menepuk jidatnya sekilas. Ia lupa. Ia belum sempat menanyakan maharnya pada Jasiyah, Nisfal terlalu bahagia dalam menanggapi hal ini.
"Surah Ar-Rahman saja," lirih Jasiyah seraya melirik Nisfal.
"Bagaimana?" Tanya penghulu pada Nisfal. Sebagai jawaban Nisfal mengangguk mantap lalu membacakan dengan khidmat.
Ayat demi ayat Nisfal bacakan dengan syahdu. Dulu, Jasiyah ingin sekali diberikan mahar surah Ar-Rahman dan kini keinginan itu tercapai. Tetesan air mata Jasiyah tak henti-henti kala mendengarkan suara Nisfal yang begitu menenangkan hati. Suaranya yang syahdu, lembut, membacakan surah teromantis.
Fa bi'ayyi aalaaa'i robbikumaa tukazzibaan.
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Detik itu juga Jasiyah seperti menjadi perempuan yang paling beruntung karena bisa diberi mahar surah favoritnya. Detik itu juga Jasiyah merasa sangat beruntung mendapatkan pasangan penghafal Alquran. Dulu, ia merasa rugi menikah dengan Nisfal. Merasa paling tersiksa. Namun, setelah ia mengetahui seluk-beluk yang ada dibalik sifat dan sikap kasarnya Nisfal, siapapun yang mengetahuinya akan merasakan hal yang sama.
Nisfal menjabat tangan penghulu itu lalu mengucapkan kalimat sakral dengan lantang tanpa ada ragu sedikitpun.
"Saya terima nikah dan kawinnya Jasiyah Innara binti Alm. Aghan dengan lantunan surah Ar-Rahman yang dibacakan."
Sah!
Setelah berdoa, dengan kekuatan yang masih Jasiyah miliki, ia berusaha untuk duduk dan mencium tangan Nisfal dengan gemetar. Hatinya bahagia sekali bisa bersama lagi dengan orang yang ia cintai. Jasiyah mencium punggung tangan Dengan khidmat. Hingga ia menyadari bahwa hidungnya terasa seperi ada yang keluar. Ternyata cairan merah itu keluar lagi dan lagi. Betapa terkejut Nisfal melihat punggung tangannya ditetesi cairan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibalik Doa
SpiritualAda seuntai doa yang tak pernah lupa dipanjatkan. Dibalik doa, Jasiyah selalu selipkan nama seseorang agar segera dapat hidayah. Rasanya miris sekali melihat atasannya hidup tak tentu arah seolah terjebak dalam dunia yang fana. Jasiyah ingin menolon...