13. Awal Rencana

6.1K 438 23
                                    

Nasehat itu menerangkan jiwa, jangan pernah jenuh untuk memberi dan menerimanya. Dan nasehat itu tanda kita masih disayangi.

***

Nisfal kembali lagi kepada rutinitas yang sering ia lakukan setiap malam. Diskotik. Ia kembali mengunjungi tempat yang dianggap sebagai rumah keduanya. Kali ini ia tidak membawa Aurel sebab sepulang dari kantor Nisfal langsung kemari.

Baru saja ia memijakan kakinya, wanita-wanita bergerombol mendekati Nisfal. Bermanjaan dengan Nisfal tanpa ada rasa malu. Nisfal sendiri hanya diam saja. Mungkin karena terbiasa seperti ini.

Cup.

Satu kecupan singkat singgah dibibir Nisfal. Mata elangnya memandang tajam wanita yang memakai dress mini berwarna merah yang tengah tersenyum centil pada Nisfal. Sedangkan pria itu berdecih lalu mengusir semua wanita yang ada didekatnya kecuali wanita berdress merah. Ia tetap berdiri disamping Nisfal dengan menggandeng tangan.

"Kamu tidak mendengar perkataan saya?"

Wanita diam lalu menenggelamkan wajahnya di dada bidang Nisfal.

"Aku rindu, Nisfal. Kamu kemana saja hm?" Ucap wanita itu dengan manja.

Nisfal menjauhkan dirinya dari diri wanita itu. Setelah berhasil ia meninggalkan tanpa berniat untuk menjawab. Apa urusannya? Pikir Nisfal.

"Nisfal mau kemana? Mari bermalam denganku!" Teriak wanita itu memandang kepergian Nisfal. Tetapi Nisfal tetap berjalan.

Disebuah meja terdapat tiga pria yang tengah mengisap rokok dan menegak minuman. Nisfal duduk di sebelah pria yang sedang memainkan ponselnya. Menyendiri. Ia menepuk pria itu hingga tersentak kaget.

"Kemana saja?"

"Ada."

"Kenapa?" Lanjut Nisfal.

"Gue?" Nisfal mengangguk.

Teman atau juga bisa disebut sahabat Nisfal itu diam. Nisfal mengernyitkan dahinya, menunggu jawaban Kais.

"Gue di PHK dari kantor." Nisfal membuang padangannya dengan malas. Seolah hanya masalah biasa.

"Besok lo datang ke kantor gue, kursi manager tersedia untuk sahabat gue." Ucap Nisfal dengan santai.

Mata Kais membulat. Tentu saja terkejut dengan ucapan Nisfal. Ia mendapat pekerjaan yang jabatannya langsung tinggi seperti mendapatkan permen. Mudah sekali.

"Bagaimana manager lo?"

"Gue kirim ke perusahaan Om gue."

"Ah, thanks ya bro."

Nisfal mengangguk sekali lalu meminum minuman itu sekali tenggak.

Kais adalah sahabat Nisfal sejak SMP. Ia sangat mempercayai sahabatnya itu, sejak dulu Kais tidak pernah mengecewakan Nisfal. Kais juga sering membantu Nisfal dikala kesusahan. Dan saatnya Nisfal yang membantu Kais saat ini.

***


Gedoran pintu membuat seseorang yang masih terjaga karena menunggu seseorang pulang sangat terkejut. Saking terkejutnya ia lupa tidak menutupi wajah dengan kain suci, wanita itu langsung berlalu dengan gamis serta hijab lebarnya ke arah pintu utama.

Dibalik Doa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang