"And I don't want the world to see me,"
"Cause i don't think they would understand."
"When everything seems to be broken,"
"I just want you to know who i am."
Hasna dan Bi Asih hanya bisa menahan geli kala mendengar suara rocker satu-satunya di rumah Mahendra yang sedang menyanyikan lagu IRIS by goo goo dolls itu. Suara Vian terdengar ke segala penjuru, meski begitu Tuan Mahendra nampak tenang dengan koran yang tengah ia baca di ruang makan, menunggu sarapan yang sedang disajikan. Tuan Mahendra memang selalu melakukan rutinitasnya seperti itu, setelah sholat subuh di masjid, dia akan sabar menanti sarapan di teras samping ataupun ruang makan. Menunggu dengan sabar dan tanpa mengeluh.
"Morning yah." Teriak Vian lalu menghampiri istrinya di dapur bersih mereka.
"Morning beib. You're so hot before, I like it." Bisik Vian dari belakang lalu mencuri kecupan di pipi kanan sang istri.
Hasna merinding dan langsung merah padam mendengar bisikan vulgar suaminya sambil melirik ke arah Bi Asih yang senyam-senyum dan mertuanya yang meliriknya sekilas. Ya Allah! Kenapa juga dia harus punya suami tak tahu malu yang asal mengecupnya di saat ada orang lain bersama mereka? Hebatnya, sang suami malah melenggang ke kursi meja makan dengan santainya. Dasar rocker tak tahu malu!
"Istrimu melantunkan ayat-ayat suci Al-qur'an, kau malah teriak-teriakan tak karuan." Sindir Tuan Mahendra yang lalu mengangguk ke arah Bi Asih yang mulai membagikan jatah sarapan pagi Tuan Besar, sedang Hasna melayani suaminya yang terlihat amat sangat bahagia itu.
Jujur Hasna masih merasakan sedikit perih, tapi dia berusaha tak menunjukkkannya sama sekali. Lagi pula, mana bisa dia berlama-lama di kamar dengan suami yang jadi seperti serigala liar itu. Lebih baik dia di luar dan bersama yang lainnya.
"Tenang yah, istri Vian yang cantik dan sholehah ini akan ajarkan Vian satu ayat tiap harinya. Tadi Vian udah belajar ayat Al-qur'an terindah yang pernah Vian dengar."
"Oh ya?" Sang Ayah jadi penasaran. Dia meletakkan sendoknya sejenak dan menumpu dagu dengan kedua tangannya.
"Yup. Bismillaahirahmaanir rahiim. Ana uhibuka fillah. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Aku mencintaimu karena Allah."
Jleb.
Hasna membeku dengan wajah udang rebusnya. Kenapa hanya itu yang Vian ingat?
Tuan Mahendra menahan senyum sedang asisten mereka, Bi Asih, sudah terbahak-bahak tanpa merasa sungkan pada majikannya sama sekali.
"Apa?" Tanya Vian ke arah Bi Asih dan ayahnya keheranan.
"Ah, Aden. Itu mah bukan ayat suci Al-qur'an, ayat-ayat cinta iya kali hahaha."
Vian menatap istrinya yang sudah menunduk malu. Kenapa juga tadi dia berbohong saat mengatakan kata-kata cinta itu pada suaminya? Bodoh.
"Oh... jadi istriku ini sudah pandai berbohong ya? Hmm? Hmm??" Tuding Vian mulai menggerilyakan jari-jari nakalnya ke pinggang ramping istrinya.
"Ah ah ampun mas, geli... hahahah..ampun ampun."
Hasna tak bisa berbuat apa-apa saat Vian menggelitikinya tanpa belas kasihan. Hasna sampai ingin mengompol rasanya.
"Sudah sudah. Jangan ganggu istrimu. Bagaimana? Kalian jadi pergi?" Tanya Tuan Mahendra kembali menikmati nasi goreng basonya.
"Jadi yah, insya Allah. Semoga saja ada harapan." Jawab Vian yang juga menikmati sarapannya, begitu pun Hasna yang berusaha melupakan rasa malunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SURGA DI TAMAN HATI
RomanceAlya Sahnaz adalah remaja metropolitan kebanyakan. Pergaulan telah menjadikannya urakan dan tidak tahu aturan. Lalu bagaimana jika sang ayah akhirnya memasukkannya ke pesantren yang tidak disukainya? Akankah Nanaz bertahan di pondok yang ketat denga...