Ekstra Part ( Ending Not Happy )

905 38 4
                                    

"Jadi apa benar TAMAN HATI adalah setting SURGA DI TAMAN HATI? Novel islami mega best seller yang akan diangkat ke cinema itu?" Interogasi seorang journalist yang entah bagaimana begitu yakin jika SURGA DI TAMAN HATI diambil dari kisah nyata, hanya dengan mengikuti moderator Hafidz di konferensi ICF.

Entah karena kebetulan karakter SURGA DI TAMAN HATI bernama persis seperti orator tampan ICF yang akhirnya muncul kembali setelah tujuh tahun menghilang, atau karena dia memang punya feeling yang bagus, yang jelas, dugaannya tepat sekali.

Hafidz dan Nanaz tersenyum, sepertinya FIRDAUS telah terungkap identitasnya. Haruskah mereka mengelak?

"Benarkan?" Tanya lagi dengan mata yang berbinar-binar.

"Anda lihat pohon waru besar di sana?"

Sang Journalist majalah VIRAL mengikuti arah Hafidz menunjuk. Sebuah pohon waru besar di tengah taman yang seakan-akan menjadi land mark di yayasan TAMAN HATI yang tengah digarap menjadi Panti Sosial percontohan. Meski proyek pengerjaannya masih 50 % tapi kenampakan megahnya sudah mulai terlihat.

"Di sana adalah latar part kedua SURGA DI TAMAN HATI. Tempat di mana kamera saya menangkap bidadari jelita itu." Ucap Hafidz sambil menggenggam erat tangan istrinya yang tengah hamil tua. Syukurlah, kandungan kedua Nanaz lebih baik kali ini. Lepas tri semester pertama, Nanaz sudah bisa kemana-mana. Bahkan mondar-mandir menengok putranya di pondok atau mendampingi suaminya yang multi job itu.

Hafidz bukan hanya big bos TRAVEL & HAJI, tapi dia juga menghasilkan banyak uang dari novel SURGA DI TAMAN HATI dan bahkan channelnya juga menghasilkan. Semua Hafidz lakukan demi mimpi membuat TAMAN HATI impian yang akan ia dedikasikan bagi anak-anak yatim dan terlantar.

"Masya Allah! It's gonna be VIRAL. Bolehkan saya mempublikasikannya? Ya ya? Bukankah jika public tahu siapa Firdaus anda akan mendapatkan banyak dana untuk proyek besar ini? Look! Saya rasa masih banyak hal yang membutuhkan suntikan dana di sini."

"Apa kalau saya bilang NO, you will give up, miss Aretha?" Pancing Hafidz penuh makna.

"Absolutely NO. Public sudah mulai gila karena tahu karya Firdaus selama 1 decade tapi tidak tahu sama sekali who is the real Firdaus. Even that makes me crazy Sir. Please?"

Nanaz menahan senyum sambil mengaitkan lengan suaminya dan mengusap bahu kiri sang suami. Memerintahkan sesuatu dengan bahasa tubuh mereka.

Hafidz menatap bidadarinya yang makin menggemaskan dengan pipi chubbynya lalu mengecup kening sang istri tanpa malu. Membuat sang campers yang bersama mereka langsung berinisiatif mengabadikan kemesraan suami istri idaman itu.

"Go a head miss. Aretha. Dan Anda benar, kami masih butuh banyak suntikan dana untuk project mulia kami. You have no idea how we struggle to make this place comes true."

"I'll make sure they'll support you, Sir. Thank you mam. You're very lucky to have such this FIRDAUS." Ucapnya lagi bersungguh-sungguh.

"Alhamdulillah. Syukran jazakillah ukhti." Balas Nanaz sambil mengambil tangan yang disodorkan padanya. Setelah itu, Journalist ceriwis dan campers kalemnya pun menghilang dari pandangan mereka yang sedang berada di kantor management TAMAN HATI.

*

"Dasar Pangeran Tampan bermulut manis." Cibir Nanaz ketika Journalist dan campersnya tak terlihat lagi.

"Apa sayang? Jangan bilang kamu cemburu." Tuding Hafidz sambil tersenyum menawan dan menatap istri yang semakin sholehah saja dengan hafalan dan tabiatnya. Meski susah payah karena hamil tuanya, Nanaz tak pernah membiarkan Hafidz tak terurus. Makan, pakaian bahkan pijatan di malam hari tak pernah Nanaz lewati demi memanjakan suami tercintanya.

SURGA DI TAMAN HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang