Five

8K 494 10
                                    

Warning ⚠
Ada unsur 18+ mohon bijak yoo





" Saya rasa kau tau namaku bukan begitu Chaeyoung-sii? " Jennie menyungging kan smirk nya.

"N- ne sanjanim" ucap Chaeyoung.

'akhirnya kita bertemu lagi Rosie' ucap Jennie dalam hati sambil tersenyum memandang Chaeyoung.

"Hmm Mr. Yoon saya akan mengajak Chaeyoung pulang dengan saya, kau tidak keberatan kan jika saya dan dia pergi sekarang?" Jennie menatap Mr. Yoon kemudian menatap Chaeyoung dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Tentu direktur, lagi pula saya masih ada pekerjaan yang masih harus di kerjakan. Chaeyoung-ah jangan tolak ajakan direktur ne" Mr. Yoon mewanti Chaeyoung.

"Ta-tapi Mr Yoon sa-"

"Baiklah mari Chaeyoung kita pergi, ada pesan dari Mr. Kim yang harus saya beritahu kepadamu " Jennie pun pergi meninggalkan ruangan terlebih dahulu Mr. Yoon membungkukkan tubuhnya saat Jennie pergi lalu disusul Chaeyoung sebelum pergi diapun membungkukkan tubuhnya kepada Mr. Yoon dan berpamit pergi.

Diluar ruangan Chaeyoung dikejutkan kembali karena Jennie menarik tangannya secara tiba tiba menuju parkiran. Tidak ada percakapan antara mereka beruntung sekolah sudah sangat sepi saat ini hingga tidak ada yang memperhatikan mereka.

Disana sudah ada mobil BMW hitam beserta supir menunggu mereka, Jennie membuka pintu belakang kemudian menyuruh Chaeyoung masuk dengan berat hati dia pun akhirnya masuk.

"Langsung pulang miss?" tanya supir kepada Jennie.

"Ne ajosi" ucap Jennie kemudian dia mengeluarkan tabletnya dan fokus membaca email yang masuk di sana hingga orang disampingnya membuka suara membuatnya terdiam sejenak tanpa mengalihkan pandangannya pada layar datarnya.

"A-aku harus bekerja miss. Bi-bisakah anda menurunkan saya di halte depan" Chaeyoung tetap merundukan kepalanya tidak berani menatap orang di sebelahnya.

Jennie menghiraukan permintaan Chaeyoung. Chaeyoung pun memberanikan diri meminta supir untuk menurunkan dirinya di halte depan walaupun rasa takut masih mendominasi.

"A-ajosi tolong turunkan saya di-" ucapan Chaeyoung terpotong oleh suara dari orang disampingnya.

"Jika kau menurunkannya kau akan ku pecat!" lalu Jennie mencengkram tangan Chaeyoung dan berbisik "jangan membantah, kau tau akibatnya" nada dingin dan penuh ketegasan keluar dari mulut wanita bermata rubah ini.

Atmosphere dalam mobil ini sangat panas ajosi yang mendengar bentakan hanya diam membisu. Dan Chaeyoung dia mati matian menahan rasa takutnya bahkan saat ini kakinya bergetar hebat.

Mobil pun memasuki kawasan apartment mewah yang berada di daerah gangnam. Jennie menaruh tabletnya kedalam tas lalu membuka pintu untuk keluar.

"Cepat turun."

Chaeyoung masih diam di tempat tidak sabar Jennie menarik paksa Chaeyoung turun dari mobil dan menyetnya untuk naik menuju apartmentnya. Chaeyoung mencoba melepaskan tarikan tangan semakin dia mencoba melepaskan semakin keraspula tarikan tangan Jennie padanya. Mereka memasuki lift Jennie menekan angka paling atas nomor 35 keadaan lift sangat sepi. Chaeyoung memberanikan diri untuk meminta di lepaskan tangannya.

"Lepaskan tangga ku, I-ini sakit miss" Chaeyoung berusaha melepaskan tangannya, Jennie menatap Chaeyoung tajam lalu mendekatkan tubuhnya dengan Chaeyoung "Kau tidak merindukanku... " Jennie berjalan maju sehingga membuat Chaeyoung refleks mundur hingga punggungnya menabrak sudut lift.

YOU ARE MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang